[pullquote]Kini, banyak pilihan untuk mengolah tubuh; Yoga, zumba, freelatic, TRX, thai boxing. Sebelum menjatuhkan pilihan, pahami lebih dahulu level of fitness Anda.[/pullquote]
Layaknya fashion, dunia olahraga pun tak lepas dari tren. Bila sebelumnya banyak wanita mendatangi pusat kebugaran untuk mengikuti kelas aerobik, body language atau pilates, kini pilihan kian beragam, ada yoga, zumba, freelatic, TRX atau Thai boxing. Sebelum menjatuhkan pilihan, ada baiknya Anda memahami tujuan dan seluk beluk olahraga yang hendak Anda ikuti.
Yoga. Merupakan olahraga dari India, yang diperkirakan muncul sekitar 3000 SM. Jenis olah tubuh ini menggabungkan tiga unsur, yaitu tubuh, pikiran dan jiwa.
Gerakan yoga ditujukan untuk beragam manfaat, seperti meningkatkan kosentrasi, memperbaiki postur tubuh, meningkatkan daya tahan serta imunitas tubuh. Yoga bukan termasuk olahraga kompetitif sehingga tidak ditemui unsur menang kalah di dalamnya. Berdasarkan klasifikasinya yoga memiliki gaya dan aliran yang sangat beragam, antara lain bikram yoga, prenatal yoga, hatta yoga, dan banyak lagi.
Zumba. Termasuk dalam cabang olahraga gymnastik. Gerakannya menyerupai gerakan tari dan dilakukan dengan penuh kegembiraan. Itu sebabnya olahraga ini banyak diminati kaum wanita karena dianggap cukup menghibur.
Zumba lahir di AS sekitar tahun 2003 dengan Alberto Perez sebagai penggagasnya. Pada perkembangan Zumba akhirnya terpecah dan dikelompokkan dalam beberapa kategori sesuai usia dan golongan pesertanya. Beberapa kategori diantaranya adalah zumbatomik, fitness, sentao, aqua, gold, dan toning.
Freeletics. Adalah jenis olahraga yang mengandalkan kekuatan badan. Serangkaian gerakan dilakukan dalam tempo tertentu dan kecepatan menjadi hal yang penting. Pergantian pose dalam freeletic dilakukan dalam takaran waktu yang cepat karena kecepatan turut menentukan performa. Dalam olahraga ini tidak membutuhkan peralatan dan perlengkapan khusus. Beberapa gerakan yang ada dalam freeletic diantaranya adalah jumping jack, burpee, squat dan sit up.
Thai Boxing. Biasa juga disebut Muay Thai, berasal dari Thailand. Masuk dalam cabang olahraga beladiri dan termasuk olahraga yang cukup berat karena memiliki unsur serangan dan menjatuhkan lawan. Meski demikian olahraga ini banyak dipilih dan menjadi tren saat ini karena dianggap efektif dalam menurunkan berat badan.
TRX. Kepanjangan dari Total Body Resistance Exercise, merupakan latihan penguatan otot lokal yang memerlukan prinsip-prinsip latihan tersendiri. Olahraga ini memanfaatkan tali sebagai medianya meski untuk para profesional bisa memanfaatkan alat seadanya seperti tali karet. Olahraga ini melibatkan seluruh bagian otot tubuh.
Secara umum TRX menggunakan tangan dan kaki sebagai tumpuan, sementara badan tidak boleh kontak dengan lantai. Olahraga TRX ini ditemukan oleh Randy Hetrick yang merupakan anggota marinir Amerika Serikat.
Catatan Pentingnya Adalah…
Setiap gerakan olahraga berisiko cedera. Itu perlu adanya peran dokter kesehatan olahraga untuk mendiskusikan minat olahraga Anda. Hal kedua adalah memilih instruktur bersertifikat karena paham ilmu-ilmu dasar olahraga berikut berbagai risiko yang mungkin timbul akibat kesalahan dalam menerapkan gerakan.
Takaran dan porsi tiap individu dalam menjalankan program olahraga berbeda. Instruktur akan membantu menyesuaikan intensitas, level of fitness ataupun pengukuran penting lainnya bagi tiap individu. Level of fitness merupakan tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan latihan olahraga.
Level of fitness tiap individu tidaklah sama. Tidak tergantung pada tingkat usia melainkan pada rutinitas olahraga yang kerap dilakukan. Pada olahraga jenis kardiovaskuler sejenis yoga, zumba, freeletic ataupun yang lainnya, sebaiknya perhatikan level of fitnessnya masing-masing. Bagi pemula, terutama ibu-ibu kuasai gerakan dasar terlebih dahulu. Jangan terlalu antusias untuk mencapai level gerakan yang sama dengan teman-teman yang sudah mahir karena bisa menyebabkan cedera.
Olahraga RTX misalnya, ada kasus dimana seseorang memaksakan gerakan yang tidak sesuai dalam levelnya. Maka kemungkinan terburuknya adalah akan berpengaruh pada anggota gerak yang bisa menyebabkan kelumpuhan.
Konsultan:
- Mustara, M.Pd (Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Jakarta)
- Diding Winardi, S.Pd (Indonesia Sport Circle)