Selama ini, jika berwisata ke kota Blitar maka destinasi wisata yang paling populer adalah Makan Bung Karno, Candi Penataran, Pantai Tambakrejo dan lain-lain. Namun kini, telah hadir destinasi wisata edukatif Kampung Coklat.
Berlokasi di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, lokasi ini sangat mudah dijangkau. Jika dari pusat kota Blitar kita tinggal mengikuti jalan kota yang menuju ke arah Kademangan. Sampai menemukan jembatan Kademangan belok kiri, lalu lurus saja sampai ketemu Pasar Kademangan.
Dari pasar tersebut, kita masih berjalan lurus sampai perempatan menuju ke arah Lodoyo (Gunung Betet). Dari sana kita berbelok kiri dan ikuti jalan lurus kurang lebih 3 km. Letak Kampung Coklat berada di utara jalan atau sisi kiri jalan, dekat dengan perbatasan Desa Plosorejo dengan Desa Darungan Kademangan.
Dari tanaman hingga panganan
Sangat menyenangkan menempuh perjalanan ke Kampung Coklat dengan mengendarai sepeda motor. Menyusuri jalan raya di kota Patria yang cukup lebar dan di setiap perempatan atau belokan selalu ada penunjuk jalan. Kami hanya bertanya sekali kepada seorang penjual yang memiliki toko di pinggir jalan arah ke Kademangan, tak lama kemudian lokasi ini sudah terlihat.
Sesuai dengan namanya, di Kampung Coklat terdapat berbagai macam tanaman cokelat. Kita bisa melihat proses pengolahan kakao, mulai dari pembibitan, panen, penjemuran, penggilingan (grinding), memasak, menghias, hingga mengemas.
Untuk bisa menikmati wisata edukatif ini, Kampung Coklat telah menyediakan paket wisata dua macam, yaitu Paket Wisata Pelajar Rp25.000 per orang dan Paket Keluarga Rp40.000 per orang. Menurut seorang pemandu yang menemani kami, berdirinya Kampung Coklat ini berawal dari paguyuban para penduduk yang berprofesi sebagai petani cokelat.
Salah seorang diantar mereka kemudian mempunyai ide untuk mendirikan sebuah tempat wisata edukatif dimana para pengunjung tidak hanya menikmati cokelat, namun mendapatkan ilmu dari A sampai Z tentang tanaman cokelat. Itulah sebabnya kemudian wisata edukatif itu dinamakan Kampung Coklat.
Berkenalan dengan jenis-jenis bibit cokelat
Lokasi pertama yang kami datangi adalah tempat pembibitan kakao. Di sini kami ditunjukkan bibit-bibit tanaman yang masih berusia satu minggu hingga 2-3 bulan. Untuk bisa dipanen buahnya, pohon cokelat harus berumur 4 sampai 5 tahun. Wah sangat lama sekali ya, itulah sebabnya kenapa harga cokelat dan olahannya terbilang mahal.
Lokasi berikutnya kami menengok kebun kakao dengan deretan pohon plus buah kakao yang bergelantungan di tiap rantingnya. Ada tiga jenis kakao yang dibudidayakan di Kampung Coklat yaitu Criollo, Farastero, dan Trinitario.
Untuk jenis Criollo, buahnya berwarna merah atau kuning, dinding buahnya tipis dan buah berbentuk meruncing. Biji buah berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih atau jingga dan dikenal member rasa yang lezat dan aroma yang harum. Jenis tanaman ini menghasilkan biji cokelat atau kakao yang bermutu tinggi (fine atau flavored cacao).
Jenis Farastero, mempunyai kulit buah yang bergerigi, ujungnya bulat, dinding buah tebal dan berwarna kuning jika telah mendekati masak. Biji buahnya tipis-tipis, berwarna jingga tua, serta memiliki rasa kesat dan pahit.
Sedangkan kenis Trinitario, merupakan hibrida dari Criollio dan Farastero sehingga memiliki sifat campuran antara kedua induknya.
Download artikel lengkapnya di Majalah Anakku Digital :
Menikmati menu serba cokelat
Di tempat pengeringan, kami melihat biji-biji kakao dikeringkan dengan metode alami yaitu dijemur di bawah sinar matahari selama 5-7 hari. Biji kakao baru siap diolah jika kadar airnya tinggal 6%, untuk mengukur kadar air dipergunakan alat khusus yaitu aqua boy. Setelah itu biji kakao disortir dengan menggunakan mesin sortasi atau grader. Tujuan sortasi adalah untuk memisahkannya dari kotoran serta dikelompokkan berdasarkan penampakan fisik dan ukuran biji.
Selanjutnya, kami menuju lokasi pengolahan kakao di mana kami bertemu dengan chef yang bertugas mengolah kakao menjadi cokelat. Ada mesin sangrai yang dipergunakan untuk menyangrai biji kakao, mesin crusher yang dipergunakan untuk memecah biji kakao yang telah disangrai, dan mesin pemasta yang fungsinya melumatkan biji kakao sebelum diolah lebih lanjut.
Lokasi kelima yaitu pengemasan hasil olahan cokelat, mulai dari cokelat batangan hingga permen cokelat dengan berbagai variasi rasa dan bentuk. Jika kita ingin membeli produk-produk olahan kakao di Kampung Coklat, maka kita bisa membelinya di Galeri Kampung Coklat. Jangan khawatir, harganya tidak sampai menguras isi dompet, kok.
Selain melihat proses penanaman kakao hingga pengolahannya menjadi cokelat, pengunjung juga bisa menikmati sajian kuliner di Kampung Coklat. Para pengunjugn dapat menikmati menu makanan dan minuman berbahan dasar cokelat. Yang menarik adalah kita bisa menikmati sajian kuliner itu di bawah pohon-pohon kakao yang rindang. Sangat sejuk dan masih alami sekali.
Kami sangat puas dengan perjalanan ini, Kampung Coklat kami rekomendasikan sebagai destinasi wisata edukatif untuk keluarga tercinta.