[pullquote]Diare dan muntah hanyalah beberapa gejala yang muncul dari infeksi rotavirus. Infeksi ini adalah salah satu penyebab gastroenteritis (gangguan pada saluran pencernaan) yang paling sering ditemukan pada anak di bawah 2 tahun. Mari kenali dan pahami lebih baik mengenai penyakit ini.[/pullquote]
Rotavirus mungkin bukan satu-satunya penyebab diare pada anak, namun virus yang masuk dalam famili Reoviridae ini merupakan penyebab tersering, dan dapat menjadi berat. Seperti juga infeksi virus lainnya, gastroenteritis akibat rotavirus ini bersifat self-limited, alias dapat sembuh dengan sendirinya (biasanya antara 3-7 hari). Namun, saat anak terkena infeksi rotavirus, ia sangat rentan mengalami dehidrasi. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian orangtua.
Dapat menyerang siapa saja
Rotavirus dapat menyerang laki-laki dan perempuan, anak-anak hingga dewasa. Namun pada orang dewasa gejalanya tidak begitu parah dibandingkan pada anak. Di seluruh dunia, infeksi rotavirus diperkirakan menjadi penyebab diare lebih dari 125 juta anak setiap tahunnya. Di negara maju umumnya menyerang anak usia 3-5 tahun, sedangkan di negara berkembang sering terjadi pada anak di bawah 1 tahun. Hampir semua anak dalam hidupnya pernah mengalami infeksi ini.
‘Cara kerja’ rotavirus adalah dengan menyerang sel-sel vili (jonjot) usus halus, terutama di bagian ujungnya. Padahal, sel tersebut bertanggung jawab terhadap pengolahan laktase (salah satu jenis karbohidrat) dan penyerapan cairan serta elektrolit, sehingga infeksi rotavirus berujung pada kegagalan mencerna laktase dan usus ‘terpaksa’ kehilangan cairan serta elektrolit yang penting untuk metabolisme tubuh.
Tanda-tanda yang perlu diwaspadai
Gejala diare rotavirus biasanya muncul 2 hari setelah terkena infeksi. Sakit diawali dengan diare dan muntah, lalu demam dalam derajat rendah dan rasa tak nyaman di bagian perut. Namun gejala ini bisa makin parah dan sebaiknya anak segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Tanda-tanda yang perlu diwaspadai saat kondisi anak makin parah:
- Diare dan/atau muntah lebih dari 24 jam (bisa terjadi hingga 20 kali)
- Ada bercak gelap di kotoran dan berlendir
- Demam lebih dari 40oC atau lebih
- Lemas, rewel atau sakit perut yang semakin berat
- Memperlihatkan tanda-tanda dehidrasi (tubuh kehilangan air lebih banyak dari yang dapat diganti/dikonsumsi).
- Gejala tambahan seperti tak mau makan dan minum dapat memperburuk kondisi anak.
Ketika anak mengalami dehidrasi, ia akan mengalami:
- Jarang buang air kecil atau pipis
- Bibir dan lidah tampak kering
- Anak tampak kehausan ketika diberi minum
- Kadang saat menangis ia tak mengeluarkan air mata
- Tidak fokus dan banyak tidur
Penanganan diare akibat rotavirus
Tidak ada obat antivirus untuk menangani diare rotavirus. Antiobiotik pun tak akan membantu karena antibiotik berfungsi menyerang bakteri, bukan virus. Yang perlu diperhatikan adalah asupan cairan untuk menghindari dehidrasi.
Langkah-langkah penanganan yang dapat dilakukan:
- Memberikan cairan rehidrasi (oral rehydration solution) untuk anak dengan dehidrasi ringan yang mengandung elektrolit (bisa juga diberikan oralit). Hindari memberikan minuman isotonik untuk orang dewasa.
- Tetap berikan ASI pada anak yang masih menyusui, bagi anak yang minum susu formula, berikan sesuai takaran (jangan diencerkan)
- Hindari memberikan jus buah, produk dari susu seperti keju dan makanan manis karena dapat memperparah diarenya.
- Pemberian obat antimuntah (antiemetik) biasanya disarankan untuk anak di atas 6 bulan. Tetap beri ia makan sedikit demi sedikit.
- Tidak disarankan memberikan obat antidiare pada anak yang terkena infeksi rotavirus.
- Jika anak mengalami dehidrasi berat, ia perlu dirawat inap dan diberikan cairan infus sesuai petunjuk dokter.
- Bayi yang mengalami diare rotavirus juga dapat mengalami ruam popok (diaper rash) akibat sering buang air. Gendong anak agar ia merasa nyaman, obati ruamnya dengan krim dan usahakan bokongnya selalu kering.
- Beberapa dokter akan menyarankan pemberian zink dan probiotik (bakteria yang menjaga keseimbangan mikroflora usus).
Jaga kebersihan tangan dan lingkungan
Mencegah tentunya lebih baik daripada mengobati. Mengingat lebih dari 2 juta anak usia 5 tahun ke bawah dirawat inap karena penyakit ini setiap tahunnya, dan sekitar 500-527 ribu diantaranya meninggal karena kekurangan cairan dan elektrolit, kita pun harus lebih waspada.
Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui kontak dengan feses (kotoran) atau benda yang telah terinfeksi rotavirus. Penularan dapat terjadi sejak sebelum gejala terlihat hingga kurang lebih 10 hari setelahnya. Perlu kita ingat, rotavirus dapat bertahan berjam-jam pada tangan seseorang dan berhari-hari pada permukaan benda yang kering. Benda-benda yang kita pegang dapat menjadi media penularan seperti saklar lampu, pegangan pintu, mainan anak, meja tempat mengganti popok, dan lain sebagainya. Itu sebabnya kita harus selalu membersihkan tangan secara menyeluruh ketika mengurus anak dengan diare rotavirus.
Vaksin Rotavirus
Sebuah studi asuransi di Amerika Serikat menemukan bahwa sejak pertama kali diperkenalkan pada masyarakat (2006), vaksin rotavirus ternyata dapat mengurangi perawatan di rumah sakit hingga 94% dan menghemat biaya kesehatan hingga US$924 juta per tahunnya (studi dilakukan pada tahun 2007-2008).
Berdasarkan informasi yang disebarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers for Disease Control & Prevention (CDC) di Amerika Serikat, saat ini ada dua jenis vaksin rotavirus yang tersedia di seluruh dunia, yaitu:
- RotaTeq® untuk anak usia 6-32 minggu, diberikan secara oral sebanyak 3 kali, pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
- Rotarix® untuk anak usia 6-24 minggu, diberikan secara oral sebanyak 2 kali, pada usia 2 bulan dan 4 bulan.
Kedua vaksin ini sangat efektif melindungi anak terhadap rotavirus, dengan efektivitas mencapai 85-98%. Walaupun anak yang sudah divaksinasi bisa terkena infeksi rotavirus lebih dari sekali karena jenis virus yang berbeda, namun vaksinasi rotavirus adalah cara pencegahan terhadap diare rotavirus yang paling baik hingga saat ini.
Konsultan : Dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A – RSAB Harapan Kita Jakarta
Referensi:
- Centers for Disease Control and Prevention. Prevention of rotavirus gastroenteritis among infants and children; Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). 2009. MMWR, 58(RR-2):1-25. Also available online:http://www.cdc.gov/mmwr/PDF/rr/rr5802.pdf. [Erratum in MMWR, 59(33):1074.]
- Danchin MH, Bines JE. Defeating rotavirus? The global recommendation for rotavirus vaccination. N Engl J Med. 2009 Nov 13. 361(20):1919-21.
- Yen C, Tate JE, Wenk JD, Harris JM 2nd, Parashar UD. Diarrhea-associated hospitalizations among US children over 2 rotavirus seasons after vaccine introduction. Pediatrics. 2011. Jan. 127(1):e9-e15.