Mendengar istilah Leukemia, mungkin darah anda berdesir. Bagaimana tidak,
leukemia adalah nama keren dari kanker darah. Kanker? Membayangkannya saja
begitu ngeri. Anda mungkin pernah mendengar istilah ini dan membayangkan
leukemia identik dengan sakit yang amat parah dan tak bisa disembuhkan. Kabar
baiknya, tidak semua leukemia begitu.
Kanker terbanyak pada anak
Leukemia terjadi bila sel darah putih diproduksi berlebihan, sel yang
berlebihan ini tidak berfungsi baik, justru akan menekan produksi sel darah
merah atau sel trombosit yang penting dalam mencegah perdarahan.
Kanker yang terbanyak pada anak ini tak punya gejala khas hingga sering
dideteksi terlambat, dan saat didiagnosis, penyakit sudah menyebar. Anak sering
demam adalah gejala yang banyak dikeluhkan, diikuti anak bertambah pucat dan
sering berdarah.
Sebenarnya leukemia anak banyak jenisnya, tetapi yang paling banyak dan
paling bisa disembuhkan adalah leukemia limfoblastik akut, apalagi bila dideteksi
sejak dini dan diobati sedini mungkin.
Sudah ada obatnya
Saat ini, pengobatan leukemia sudah sangat pesat. Lagi pula, potensi
kesembuhan leukemia anak cukup tinggi dibandingkan leukemia orang dewasa hingga
tidaklah perlu terlalu dikhawatirkan.
Bila anak dicurigai leukemia, serangkaian pemeriksaan haruslah dijalani.
Salah satunya melakukan pemeriksaan sumsum tulang untuk memastikan jenis
leukemia dan menentukan pengobatannya, yang paling utama adalah dengan
kemoterapi.
Setelah menjalani kemoterapi, anak tak langsung dinyatakan sembuh, tetapi
ia akan menjalani pengawasan selama sekitar 10 tahun untuk memastikan tak ada
sel darah putih yang “nakal” lagi, barulah anak benar-benar dinyatakan sembuh.
Bila leukemia kambuh lagi atau tidak sembuh dengan kemoterapi, dapat
dipertimbangkan transplantasi sumsum tulang.
Obat kemoterapi kanker tergantung dari jenis kankernya. Pada prinsipnya,
kemoterapi menggunakan kombinasi beberapa obat dengan dosis disesuaikan dengan
kondisi anak agar dapat membasmi sel kanker lebih banyak, tetap mempan, dan
mengurangi efek samping.
Memang efek obat leukemia cukup berat, misalnya si kecil jadi mudah terserang
infeksi, kekurangan cairan dan nutrisi, sariawan, gangguan pencernaan, dan
rambut pun menjadi rontok. Mengingat berbagai efek tersebut, biasanya saat obat
diberikan, anak harus menjalani berbagai terapi, mulai dari pencegahan infeksi dengan
imunisasi, pemberian antibiotik (jika perlu), merawat di kamar tersendiri
(isolasi). Dan yang juga tak boleh dilupakan adalah kecukupan nutrisi, mencegah
kekurangan cairan, dan semua yang akan mendukung kesembuhannya. Itulah
sebabnya, pengobatan kanker –selain obatnya yang mahal- menuntut biaya yang
besar, kesabaran dari orang tua, dan tempat perawatan yang baik.
Referensi:
- Gatot D. Perkembangan onkologi anak di Indonesia. 50 tahun IDAI: Untuk
mereka kita bekerja. Jakarta, 2005. - Nelson’s pediatrics textbook. 15thed. USA. 1993