Pergi berlibur bersama si kecil setelah berlelah dan berpenat setiap hari, tentunya amat menyenangkan. Selain dapat besantai, berlibur bersama si kecil merupakan moment paling berharga untuk berinteraksi dengannya dalam suasana penuh suka cita.
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]O[/dropcap]rangtua pasti akan merencanakan dan mempersiapkan ajang ini dengan baik. Satu hal yang perlu diingat adalah mabuk kendaraan yang dapat dialami oleh si kecil. Jika hal ini pernah dialami oleh anak Anda, sudah pasti Anda pernah merasakan liburan jadi tidak menyenangkan. Selain anak menjadi tidak fun, Anda pun pasti panik dan khawatir pada kondisi si kecil.
Mengapa sih, anak dapat mengalami mabuk kendaraan?
Tidak semua anak dapat mengalami mabuk kendaraan. Anak berusia kurang dari 2 tahun sangat jarang mengalami mabuk kendaraan. Pengalaman yang tidak mengenakkan ini biasanya sering terjadi pada anak-anak berusia 4-10 tahun, akibat sifat otak yang terlalu sensitif terhadap input berupa pergerakan.
Normalnya, rangsang gerak dari luar tubuh kita akan ‘ditangkap’ oleh 3 sistem sensorik, yaitu mata, telinga bagian dalam, dan sistem saraf yang terdapat pada tiap sendi. Mabuk dapat terjadi jika rangsang yang ditangkap dan diteruskan ke otak oleh 3 sistem sensorik ini tidak serasi.
Misalnya ketika sedang duduk dalam kendaraan, bagian telinga dalam anak dapat menangkap gerak akibat mobil yang sedang melaju, tetapi tidak demikian dengan mata dan sistem saraf pada sendi-sendinya. Apalagi jika ia tidak dapat melihat ke luar jendela karena jangkauan pandangnya belum mencapai jendela kendaraan.
“Kasihan dong si kecil, selalu mabuk jika bepergian jauh…”
Biasanya mabuk kendaraan ini akan berangsur-angsur berkurang dengan bertambahnya usia. Mabuk biasanya terjadi saat pertama kali anak menaiki kendaraan, seperti mobil, kereta, kapal laut, atau kapal terbang. Semakin sering anak bepergian dengan kendaraan-kendaraan ini, akan semakin cepat ia beradaptasi.
Apa sih tanda-tanda anak yang mengalami mabuk kendaraan ?
- Awalnya anak akan merasa mual
- Keluar keringat dingin
- Anak dapat gelisah dan pucat
- Tiba-tiba menjadi tidak nafsu makan
- Akhirnya anak dapat muntah
Apa yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu anak terhindar dari mabuk kendaraan?
- Berikan makanan ringan sebelum bepergian. Rasa lapar juga dapat mencetuskan mabuk.
- Hindari dairy products, makanan yang mengandung banyak garam sebelum bepergian.
- Siapkan makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi selama perjalanan. Sebaiknya hindari makanan manis, asin, dan berlemak. Lebih baik membawa biskuit dan buah-buahan atau jus buah, seperti jus apel dan jus anggur.
- Jika sebelumnya anak pernah mengalami mabuk kendaraan, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter mengenai obat yang boleh diberikan dan berapa dosisnya untuk pencegahan. Biasanya obat yang sering digunakan adalah golongan antihistamin, seperti Antimo dan Dramamine yang mengandung dimenhydrinate. Obat golongan ini akan menyebabkan rasa ngantuk, sehingga biasanya anak akan tertidur sepanjang perjalanan.
- Jika perjalanan yang akan ditempuh panjang, terutama dengan mobil, berhentilah beberapa kali setelah 1-2 jam perjalanan. Ajak anak keluar dari mobil untuk menghirup udara segar.
- Rencanakan kegiatan yang dapat dilakukan sepanjang perjalanan, misalnya dengan merangkai cerita atau bernyanyi bersama. Hindari membaca atau menonton selama mobil berjalan.
- Ajari anak untuk duduk tenang selama perjalanan.
Jika anak terlanjur mabuk, apa yang harus dilakukan ?
- Perlahan laju kendaraan, menepi pada tempat yang aman dan hentikan mobil.
- Bawa anak keluar dari mobil agar ia dapat menghirup udara segar.
- Biarkan anak beristirahat dulu, apalagi jika ia muntah. Sebaiknya lanjutkan perjalanan 1-2 jam kemudian.
Selamat berlibur!
Referensi :
- American Academy of Pediatrics. Motion Sickness.Tersedia dalam: http://www.aap.org
- Gahlinger PM. Motion sickness: How to help your patients avoid travel travail. Postgraduate Medicine 1999;106(4):177-84.