[quote type=”center”]Dalam kehidupannya, seorang wanita mungkin pernah mengalami ketidakseimbangan hormon. Seperti apa bentuknya, dan apa penyebabnya [/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]etiap wanita bergantung pada keseimbangan hormon bila ingin mendapat haid yang teratur. Hormon dikatakan seimbang bila pengeluaran hormon dari otak sesuai dengan hormon dari indung telur yaitu estrogen dan progesteron. Bila hormon indung telur rendah, hormon otak akan merangsang, dan sebaliknya bila tinggi, maka hormon otak akan berhenti merangsang. Bila mekanisme ini terjadi terus menerus, datang bulan jadi teratur. Bila salah satunya mengalami gangguan, biasanya haid pun menjadi terganggu.
Saat kita puber
Pada masa ini, indung telur baru “belajar” menghasilkan hormon, hingga sering terjadi ketidakseimbangan hormon. Gejalanya menstruasi belum teratur, misalnya waktunya terlalu sering, berupa flek-flek, atau terlalu lama jaraknya. Gangguan datang bulan ini bisa berlangsung 1-2 tahun setelah menstruasi pertama. Jika indung telur sudah matang dan hormon telah seimbang, barulah datang bulan jadi teratur.
Saat masa reproduktif
Pada masa ini, sering pula wanita mengalami gangguan siklus haid. Umumnya, hormon estrogennya normal, namun hormon progesteron kurang. Datang bulan terganggu dan yang terpenting tidak ada sel telur yang dihasilkan disebut siklus anovulatoar. Sang ibu bisa mengeluh tak hamil-hamil. Penyebabnya seperti:
- Kegemukan. Banyaknya lemak akan meningkatkan produksi hormon laki-laki (testosteron) yang menghambat pertumbuhan sel telur di indung telur. Sel telur kurang berkembang hingga hormon wanita yang diproduksi pun terganggu. Siklus datang bulan jadi tak teratur. Penurunan berat badan sebesar 5% disertai olah raga dapat membuat siklus datang bulan menjadi normal.
- Gangguan reseptor insulin. Reseptor ibarat “kunci” , jadi gangguan ini disebabkan hormon insulin tidak punya “kunci” hingga tidak bisa masuk ke dalam sel. Akibatnya kadar insulin menjadi tinggi dalam darah. Ternyata, tingginya hormon ini merangsang peningkatan hormon laki-laki alias testosteron. Gejalanya, selain si ibu punya gangguan siklus haid, disertai juga dengan kulit berjerawat dan tumbuhnya bulu-bulu halus terutama di wajah (cambang, kumis, jenggot) dan di dada.
- Stres atau gangguan cemas. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan yang membuat cemas si ibu juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Misalnya, pindah pekerjaan, kehilangan orang yang disayangi, dan sebagainya.
- Pemakaian narkoba. Obat golongan narkotika atau ekstasi bisa menekan hormon-hormon otak yang menyebabkan gangguan siklus haid.
Saat menopause tiba
Setiap wanita pastiinya akan mengalami fase ini. Lima sampai enam tahun sebelumnya, indung telur sudah mulai alami proses penuaan. Sel telur yang dihasilkan sudah tak lagi baik. Gejalanya sama seperti gangguan haid saat pubertas. Siklus bisa terlalu cepat, flek-flek, atau siklus terlambat dengan jumlah darah yang banyak.
Sebagian kecil ketidakseimbangan hormon juga bisa disebabkan tumor indung telur, dan ini bisa terjadi pada semua usia.
Terapi hormon
Terapi hormon ditujukan untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur dan belum ingin hamil. Terapi ini akan mengurangi jumlah darah haid, memperbaiki siklus haid, memperbaiki kadar hemoglobin yang biasanya menurun akibat darah haid terlalu banyak, mencegah kanker endometrium akibat ketidakseimbangan hormon, dan pada keadaan gawat darurat ketika darah haid terlalu banyak.
Tips
- Jalani gaya hidup sehat, hindari kegemukan, dan jauhi stres.
- Periksakan diri bila menemukan gejala yang mengarah pada ketidakseimbangan hormonal, misalnya gangguan siklus haid, kegemukan, tumbuh bulu-bulu halus di tubuh disertai jerawat, dalam fase pubertas atau menopause.