Berdasar suatu penelitian 40% balita di Indonesia mengalami stunting. Kondisi stunting atau perawakan pendek biasanya disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah kualitas dan kuantitas nutrisi yang tidak benar. Menurut Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K) stunting bisa berdampak pada kecerdasan anak. Stunting dapat pula menimbulkan berbagai resiko penyakit degeneraif seperti obesitas, diabetes melitus atau jantung koroner.
Stunting dapat dicegah sejak anak masih balita dengan memperhatikan pemberian nutrisi. Pada anak berusia balita, protein yang dianjurkan adalah sebesar 13g, yang mengandung asam amino esensial lengkap. Protein ini bisa dijumpai pada protein hewani yang terdapat pada daging sapi, daging ayam, ikan, telur, dan susu. Untuk protein nabati banyak terdapat pada makanan yang mengandung kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran. Semakin kompleks ragam makanan, maka pilihan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi si kecil semakin terbuka lebar.