[pullquote]Perut buncit sudah terbukti berhubungan dengan berbagai faktor risiko seperti diabetes dan penyakit kardiovaskuler. Bagaimana mencegahnya?[/pullquote]
Kapan disebut perut buncit?
Lingkar perut laki-laki >90 cm, wanita >80cm. Diukur dengan mengukur sirkumferens pinggang, ambil garis tengah antara iga terbawah dengan tulang panggul yang menonjol.
Penyebab perut buncit
Perut buncit dihubungkan dengan aktitifas fisik yang rendah dan makanan tinggi kalori. Di negara maju, fenomena ini sudah lebih dulu terjadi dan makin banyak dialami masyarakat di Indonesia terutama daerah perkotaan.
Perut buncit bersama dengan gejala dan tanda lain akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular salah satunya adalah penyakit jantung koroner. Kumpulan gejala dan tanda ini disebut sindrom metabolik.
Sindrom metabolik menurut International Diabetes Federation tahun 2015 adalah obesitas sentral yang disertai dengan dua dari empat faktor di bawah ini:
- Obesitas perut (laki-laki dengan lingkar perut lebih dari 90 cm, wanita lebih dari 80 cm).
- Trigliserida lebih atau sama dengan 150 mg/dL.
- HDL kurang dari 40 mg/dL (pria), dan kurang dari 50 mg/dL (wanita).
- Tekanan darah lebih atau sama dengan 130/ 85 mmHg.
- Gula darah puasa lebih atau sama dengan 110 mg/dL.
Bagaimana mengatasi perut buncit
- Lakukan gaya hidup sehat dengan banyak aktifitas dan makanan bergizi seimbang.
- Diet yang disarankan: cukup karbohidrat, rendah lemak, dan tinggi protein. Lemak jenuh harus kurang dari 7% kalori, dengan kolesterol <200 mg/hari. Tingkatkan konsumsi serat larut hingga 10-25 gram/hari, banyak makan buah dan sayur. Penurunan berat badan yang konstan meski sedikit disertai peningkatan aktifitas fisik lebih baik untuk mencegah terjadinya diabetes tipe dua di kemudian hari terutama pada pasien gemuk yang memiliki intoleransi glukosa (prediabetes).
- Pada mereka yang tidak bisa menjalani perubahan gaya hidup, dan memiliki risiko tinggi untuk gangguan kardiovaskular, diperlukan pengobatan sesuai dengan kelainan yang ditemukan (hipertensi, diabetes, kelainan kolesterol, atau obesitas).
Referensi:
- ATP III Guidelines At A Glance Quick Desk Reference. National Cholesterol Education program. www. Nhlbi.nih.gov. 2001
- Despres, JP. Abdominal obesity: the most prevalent cause of the metabolic syndrome and related cardiometabolic risk. Eur Heart J Suppl (May 2006), suppl.
- The IDF consensus worldwide definition of the metabolic syndrome. www.idf.org. 2006