[quote type=”center”]Tak perlu bingung bila dokter sudah menyatakan anak Anda alergi. Berikut panduannya ![/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]P[/dropcap]enyakit alergi adalah penyakit turunan, artinya seorang anak akan mempunyai alergi bila orangtua, saudara kandung atau nenek-kakeknya mempunyai penyakit alergi.
Penyakit alergi tersering mengenai kulit yang akan memberikan gejala eksema, biduran. Pada saluran napas atas dengan gejala bersin, hidung tersumbat, ingusan dan pada saluran napas bawah dengan gejala batuk menahun berulang sampai sesak napas (asma).
Pencegahan masih bisa dilakukan
Meski bayi Anda sudah menunjukkan gejala alergi makanan, tak berarti Anda terlambat. Panduan terpenting bagi anak alergi tetaplah mencegah dan hal ini masih bisa dilakukan untuk menghindari gejala yang lebih berat.
Ada tahapan sebelum bayi Anda mengalami gejala alergi. Pertama, tahap sensitisasi yaitu ketika si kecil belajar “mengenal” zat alergen (penyebab alergi). Kedua, tahap ketika anak sudah tersensitisasi tetapi belum muncul gejala alergi, dan ketiga ketika gejala alergi sudah muncul. Pencegahan dilakukan pada tiap tahapan tersebut.
1. Pencegahan primer
Bertujuan menghambat sensitisasi terutama mencegah terbentuknya antibodi IgE. Dilakukan sebelum terjadi sensitisasi atau saat anak belum “mengenal” penyebab alergi. Caranya antara lain diet menghilangkan alergen pada ibu menyusui.
2. Pencegahan sekunder
Bertujuan menekan timbulnya gejala setelah sensitisasi. Bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih dahulu yaitu mengetahui IgE spesifik dalam darah, darah tali pusat, atau uji kulit. Pencegahan ini optimal pada usia 0 hingga 3 tahun.
3. Pencegahan tersier
Bertujuan mencegah dampak lanjut setelah timbulnya alergi. Dilakukan pada anak yang sudah tersensitisasi dan sudah muncul gejala awal misalnya dermatitis atopik tetapi belum menunjukkan gejala berat. Optimal dilakukan pada usia 6 bulan hingga 4 tahun. Ada baiknya dilakukan skin prick test (uji kulit) atau tes IgE yang spesifik lebih dahulu. Caranya antara lain menghindari alergen serta mengobati gejala alergi yang telah timbul.
Tip untuk anak alergi :
- Berikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan
- Diet pada ibu hamil untuk mencegah alergi pada si kecil tidak dianjurkan kecuali diet kacang tanah. Dianjurkan untuk menghindari asap rokok
- Diet pada ibu menyusui dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan. Tetapi, semua ahli sepakat untuk diet kacang tanah pada ibu menyusui yang memiliki anak alergi atau berisiko alergi.
- Bila anak sudah didiagnosis alergi susu sapi dan ia tak mendapatkan ASI, sebagai penggantinya atau sebagai tambahan, dianjurkan susu formula yang dihidrolisis sempurna (extensive protein hydrolysates). Bila tidak memungkinkan, pilihan kedua adalah susu sapi yang dihidrolisis sebagian, bersifat hipoalergenik, yang diformulasikan untuk mencegah alergi. Idealnya diberikan pada bayi yang belum punya gejala alergi tetapi berisiko untuk alergi susu sapi.
- Pemberian susu kedelai ternyata tidak mencegah berkembangnya alergi, tetapi dapat menjadi susu alternatif pada anak yang benar-benar alergi susu sapi. Sekitar 15-50% anak alergi susu sapi juga alergi terhadap susu kedelai. Anak yang mendapat formula susu kedelai akan memiliki tumbuh kembang sama baik dengan yang diberi formula susu sapi.
- Tunda pemberian makanan padat sampai usia 6 bulan dan perkenalkan makanan secara bertahap :
- Makanan yang tidak/jarang menyebabkan alergi diperkenalkan usia 6 bulan: beras, wortel, pir, apel, alpukat, dan prune.
- Makanan yang bisa ditoleransi tapi dapat menimbulkan alergi diperkenalkan usia 6 bulan: gandum, havermut, daging, ayam, brokoli, kol, kentang, bayam, jagung (minyak jagung), pisang dan lobak cina
- Makanan yang kemungkinan dapat menimbulkan alergi diperkenalkan usia 9 blan: kuning telur (masak hingga matang), kacang kedele, kacang hijau, ikan air tawar
- Makanan yang sangat mungkin menimbulkan alergi diperkenalkan setelah usia 12 bulan: makanan laut (udang, kepiting), putih telur, dan kacang tanah
Referensi :
- Crump VSA. Food allergy in children. Diunduh dari: http://www.qmseminars.co.nz/GPCME2006CDROM/. Diakses 28 September 2006.
- Zeiger RS. Food allergen avoidance in prevention of food allergy in infants and children. Pediatrics 2003;111:1662-71.
- Prescott SL, Tang LK. The Australasian Society of Clinical Immunology and Allergy position statement. Summary of allergy prevention in children. Med J Austr 2005;182:464-7.
- UKK alergi imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Penting diketahui setiap orang tua: alergi makanan. IDAI 2006.
No Comments
hallo,saya seorang ibu yg mempunyai bayi berumur 7 bulan dan alergi terhadap susu sapi,dan sekarang adalah ketakutan saya untuk memberikan makanan yg diolah sendiri yg bisa menimbulkan alergi seperti daging,pertanyaan saya adalah apakah saya tetap bisa memberikan makanan (makanan yg ditulis di artikel di atas yg diperkenalkan u usia mulai 6 bulan) untuk bayi saya walaupun ada alergi terhadap susu sapi,Terimkasih
salam,
Halo Ibu Ellis. Pertama harus dipastikan benar bahwa bayi memang mengalami alergi susu sapi, dengan menghentikan pemberian dairy products dan eliminasi diet susu sapi bagi ibu menyusui. Bila memang gejala alergi berhenti, berarti memang bayi alergi terhadap susu sapi.
alergi susu sapi tidak boleh menghentikan ibu memberikan makanan bergizi seimbang, bayi boleh diberikan daging sapi, seafood, sayur, buah, yang penting menghindari makanan yang terbuat dari susu sapi. contoh makanan yg terbuat dari susu sapi: keju, yoghurt, biskuit susu, roti, dll.