Asma merupakan salah satu penyakit paru yang semakin lama semakin banyak ditemukan pada anak-anak, terutama di daerah perkotaan dan industri. Kemungkinan faktor yang menyebabkan peningkatan ini adalah lingkungan yang sarat dengan polusi udara seperti asap kendaraan, debu dan asap pabrik serta pola makan yang tidak sehat.
Asap rokok juga merupakan salah satu penyebab asma pada anak, khususnya anak yang sensitif terhadap asap. Anak-anak yang menderita asma, selain mengalami gangguan pertumbuhan, dapat pula mengalami gangguan psikologis. Anak akan tergantung pada orang lain, kurang inisiatif dan dapat mengalami rendah diri. Selain karena kurang kehadiran di sekolah karena sesak, prestasi akademik dapat menurun akibat kurang konsentrasi belajar karena kekurangan masukan oksigen ke dalam jaringan otak.
Gejala asma
Penyakit asma tidak menular, ditandai dengan gejala sesak, napas berbunyi dan batuk-batuk akibat penyempitan saluran napas. Penyempitan saluran ini dapat terjadi pada sebagian maupun seluruh saluran napas. Penyempitan ini mengakibatkan timbul bunyi mengi ("ngik") pada saat bernapas, terutama pada saat buang napas (ekspirasi memanjang). Tetapi jika serangan asma sudah berat, bunyi dapat terjadi saat menarik napas maupun buang napas. Pada kasus ringan, bunyi hanya dapat didengar dengan memakai alat (stetoskop) oleh dokter yang memeriksa.
Bagaimana pola penurunan asma?
Sebagian besar pada penderita asma ditemukan faktor alergi. Bila salah satu orangtua misalnya ayah menderita asma, maka besar kemungkinan bayi yang dilahirkan dapat menderita asma di kemudian hari. Untuk itu, setiap bayi yang baru lahir dari orangtua yang mempunyai riwayat keturunan asma, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapat nasihat agar anak ini tidak mengalami serangan asma dikemudian hari. Riwayat alergi pada keluarga, dan kakek/nenek perlu ditelusuri seandainya alergi pada kedua orangtua tidak ditemukan, agar diketahui secara dini apakah ada faktor keturunan asma pada anak yang dilahirkan. Karena meski ayah atau ibu tidak punya asma, tapi kalau kakek atau nenekmemiliki asma, maka kemungkinan anak akan terkena penyakit ini.
Bagaimana menghadapi asma?
Agar dapat mencegah/ menanggulangi asma, ada baiknya kita mengetahui faktor yang dapat menimbulkan serangan asma. Faktor ini disebut alergen. Alergen yang sering menimbulkan asma adalah, tungau debu rumah, serpihan anjing, dan kucing, kemudian pollen, kecoa dan spora jamur. Sedangkan faktor pencetus asma, misalnya makanan, peradangan saluran napas, polusi udara, asap, bau-bauan, kelelahan, emosi, udara panas,dingin, lembab dan perubahan cuaca. Jadi untuk mencegah asma, semua faktor alergen maupun pencetus asma sebaiknya ditanggulangi.
Referensi :
- Prof. Dr. Karnen Garna Varatawijaya, SpPD, KAI,FAAAAI, Mengenal Alergi, edisi revisi 2005
- Bambang Supriyatno, Tatalaksana Serangan Asma Pada Anak : Hot Topics In Pediatricls II, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLV FKUI / RSCM 2002