[pullquote]Memiliki anak usia remaja menyuguhkan tantangan tersendiri dibanding saat mereka masih batita/balita. Selain perkembangan fisik yang mengalami lonjakan, pola pikir mereka pun berubah. Novita Angie dan suami tercinta, Sapto Haryo Rajasa, menyadari pentingnya bagi orangtua untuk menjadi mentor pendidikan seksual pertama bagi anak-anak.[/pullquote]
Maraknya berita mengenai pergaulan bebas dan fenomena LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender), di masa ini menimbulkan berbagai kekhawatiran bagi orangtua. Hal ini pun dirasakan Angie karena kedua buah hatinya, Jeremy Cornelius (12 tahun) dan Jemima Jasmin (11 tahun) sudah beranjak remaja.
Serba ingin tahu
“Sebenarnya bukan hanya masalah LGBT, banyak sekali yang harus kita waspadai contohnya seks bebas dan keingintahuan mereka akan banyak hal,” papar Angie, “Aku dan suami akan menjawab apa yang mereka ingin ketahui, kita akan memberitahu dan tidak menutup-tutupi. Kalau tidak tahu jawabannya, ya jujur saja. Tapi aku bilang sama anakku, aku akan cari jawabannya.”
Menurut Angie, jika orangtua menjawab sembarangan, jawaban itu akan selalu diingat oleh anak. Ketika anaknya bertanya tentang banci, Angie pun tidak menjawab asal-asalan, “Saat anak aku bertanya, ‘Mami banci itu apa sih?’ lalu aku jawab, ‘Banci itu laki-laki yang sedikit girly’. Kita nggak boleh menghina, aku selalu bilang, kita harus selalu menghargai, mereka semua ciptaan Tuhan,” jelas presenter dan bintang iklan ini.
Siap dampingi anak
Demi mengurus kedua buah hatinya, Angie rela mengorbankan pekerjaannya. “Aku kadang mengorbankan salah satu aktivitas supaya memiliki banyak waktu bersama anak-anak,” tutur salah satu jebolan GADIS Sampul ini yakin. Untuk memproteksi anaknya, Angie memiliki trik khusus agar buah hatinya tidak terjerumus dengan seks bebas atau narkoba. Caranya adalah dengan mendampingi anak-anak saat mereka berkegiatan.
“Buat aku, anak harus didampingi mulai dari apa yang mereka dapatkan dari teman-teman hingga yang ditonton. Jadi buat aku, pantang banget anak menonton adegan kekerasan, atau sesuatu yang tak layak bagi mereka,” jelas Angie. Pendampingan sangat diperlukan lantaran anak-anak tetap butuh akses informasi terhadap dunia luar, yang diperlukan adalah bagaimana orangtua secara bijak memberikan arahan pada anak.
“Anak-anak tetap memiliki hak untuk tahu bagaimana perkembangan dunianya. Orangtua sebaiknya tidak membatasi ruang geraknya dengan terlampau ekstrem, sebab pembatasan seperti itu justru membuat anak tidak nyaman dan pada akhirnya malah mendorong mereka berbuat negatif,” kata Angie.
Untuk itu, Angie dan suami membiasakan mengobrol dengan anak agar tahu apa keinginan anak. ”Dengan sering ngobrol bersama mereka, kalau ada hal-hal yang meresahkan anak, orangtua bisa cepat tahu dan membantu untuk menangani.” Bahkan, menurut Angie, ia dikenal galak, keras, dan disiplin oleh anak-anaknya. “Tapi, dalam hal-hal tertentu, aku juga suka agak memanjakan mereka,” akunya.
Tubuh dan jiwa yang sehat
Kebersihan diri diakui Angie merupakan pencerminan dari jiwa yang sehat. Itu sebabnya ia menganggap hal tersebut amat penting dan perlu selalu diingatkan pada anak-anaknya. “Jaga kebersihan tubuh itu penting banget, terutama kalau habis beraktivitas di luar rumah. Anakku yang kecil kan suka latihan senam di ruangan yang berdebu, pokoknya pulang ke rumah ia harus segera mandi. Apalagi ia alergi pada beberapa produk pembersih seperti sabun, jadi aku paling cerewet deh kalau sama dia,” tuturnya tergelak.
Makanan juga jadi perhatian pencinta kopi yang satu ini. “Aku selalu mengingatkan anak-anak untuk tidak jajan. Sesibuk apapun, aku berusaha menghidangkan makanan rumah untuk mereka. Aku akui anak-anak kurang menyukai sayuran sehingga kerap menggantinya dengan buah-buahan. Yang paling mereka sukai adalah menu ikan salmon, bandeng presto dan spaghetti,” kata Angie di penghujung pertemuan hari itu.