Adalah Asri, 30 tahun yang demikian terpukul karena kehamilannya yang baru berusia 17 minggu harus berakhir tragis. Ia mengalami keguguran, Keinginannnya untuk menimang si buah hati pun kandas, Ini sudah yang kedua kali, sejak pernikahannya 4 tahun lalu. Perasaan bersalah masih melingkupi perasaannya, Apalagi salah seorang kerabat menghubung-hubungkan kesibukannya bekerja sebagai penyebab ia harus kehilangan janin. Apa ya kira-kira penyebab keguguran Asri?
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]K[/dropcap]eguguran dalam dunia kedokteran lebih dikenal dengan istilah abortus. Istilah ini digunakan untuk menunjukan adanya pengeluaran hasil konsepsi/ pembuahan sebelum umur kehamilan 20 minggu atau berat lahir janin kurang dari 500 gram.
Risiko keguguran memiliki persentase sebesar 15-40% dari ibu hamil, dan 60-75% keguguran terjadi sebelum usia kehamilan 3 bulan. Namun jumlah kejadian atau risiko keguguran akan menurun pada usia kehamilan di atas 3 bulan.
Proses abortus dapat berlangsung spontan atau buatan. Abortus spontan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :
a. Faktor ibu
- Penyakit kronis, seperti hipertiroid, diabetes melitus , hiperprolaktinemia, resistensi insulin, konsumsi alkohol dan obat-obatan.
- Kelainan anatomi rahim, misal: terdapat sekat di dalam rongga rahim
- Kekurangan hormon progesteron
- Kelainan faktor pembekuan darah
- Kelainan kromosom salah satu orang tua, suami atau istri
- Penyakit autoimun
- Infeksi organ kandungan dan sekitarnya
- Usia kedua orang tua
b. Faktor janin :
- Kelainan kromosom
Upaya pencegahan abortus yang berulang adalah dengan cara mencari penyebab terjadinya keguguran. Adanya kelainan anatomi rahim dapat diketahui dengan alat bantu ultrasonografi (USG). Adanya hipertiroid, diabetes melitus, hiperprolaktinemia, resistensi insulin dan sebagainya dapat diketahui melalui pemeriksaan darah. Adanya kemungkinan tanda infeksi di organ genitalia, dapat dilakukan swab vagina dan endoserviks dan dilakukan kultur untuk mengetahui jenis kuman yang ada.
Penyakit autoimun yang sangat sering menjadi penyebab keguguran yang berulang adalah penyakit sindrom fosfolipid. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaaan darah untuk mengukur kadar beberapa antibodi seperti antibodi anti kardiolipin, lupus antikoagulan, beta 2-glikoprotein 1.
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan kromosom pada janin atau kedua orang tuanya, dapat dilakukan beberapa teknik pemeriksaaan kromosom seperti kariotipisasi, hibridisasi insitu, dan sebagainya.
Pengobatan tentu diberikan sesuai dengan kelainan yang dijumpai. Sering kali kita sangat sulit mencari penyebabnya.
Keguguran adalah salah satu hal yang paling banyak dikhawatirkan dan ditakutkan oleh para ibu hamil, seperti yang dialami Ny. Asri di atas. Tak heran, ada akhirnya banyak ibu hamil demikian ektsra hati-hati menjaga kehamilannya.
Bayangan akan hadirnya buah hati, lucunya bayi mungil sirna sudah ketika keguguran menghampiri. Ditambah lagi oleh rasa sakit, stress, dan bahkan trauma menghantui para ibu hamil yang mengalami keguguran.
Baca kelanjutan artikel ini di : Menyisir Penyebab Keguguran #2