[pullquote]Bekerja dengan atasan yang banyak kemauannya, harus dicermati berbagai kemungkinan yang akan timbul, termasuk ketika ia melimpahkan pekerjaan berlebihan pada Anda. [/pullquote]
[dropcap]K[/dropcap]etika melamar pekerjaan di suatu perusahaan, setiap orang selalu berharap mendapatkan bidang pekerjaan yang sesuai, gaji besar dan atasan yang mengerti anak buah. Tetapi tidak semua orang beruntung. Bisa jadi gaji besar dan pekerjaan yang sesuai sudah Anda dapatkan, namun sayangnya sikap Si Boss tidak seperti yang Anda harapkan. Anda berhadapan dengan atasan yang penuntut.
Bayangkan hari-hari panjang yang akan Anda lewati bekerja dengannya. Berada dalam situasi yang tidak menyenangkan, bekerja dibawah tekanan dengan kondisi yang tidak nyaman. Namun di sisi lain, sebagai karyawan tetap harus memberikan yang terbaik dalam pekerjaan dengan bersikap profesional.
Boss banyak maunya?
Untuk mengetahui apakah atasan di tempat Anda bekerja merupakan tipikal boss yang memiliki banyak kemauan. Dapat dikenali dari beberapa hal dibawah ini :
- Biasa memberikan pekerjaan dengan berbagai tuntutan.
- Bersikap cerewet dalam memeriksa hasil akhir.
- Kerap memberikan berbagai jenis pekerjaan dalam waktu yang bersamaan (diluar batas).
- Selalu mempersoalkan kesalahan-kesalahan minor (yang biasanya tidak menjadi masalah).
Seorang atasan biasa bersikap banyak maunya dan penuntut pada karyawan karena biasanya dilatar-belakangi oleh berbagai sebab, antara lain;
- Memiliki orientasi detil yang tinggi (micromanager).
- Memiliki standar kinerja yang tinggi dan tidak tersampaikan dengan baik kepada anak buah yang ditugaskan. Dengan demikian kadang hasil kerja anak buah tidak memenuhi standar kerja bagi Si Boss.
- Atasan Anda ingin mendidik anak buahnya agar menjadi lebih tangguh dalam bekerja. Dengan banyak tuntutan, ia berharap anak buah dapat bekerja dengan lebih akurat, cermat, dan tepat.
- Anak buah kurang mampu memahami harapan atasannya, sebagai pemberi tugas.
Permasalahan yang muncul
Ada beberapa permasalahan yang akan timbul jika Anda tidak bisa memahami kemauannya. Apa saja?
- Karyawan merasa pekerjaannya selalu salah sehingga pada akhirnya ia jadi malas-malasan dan pekerjaan berantakan.
- Karyawan merasa bingung karena terlalu banyak tuntutan.
- Karyawan merasa boss tidak yakin akan kemampuannya.
Bagaimana harus bersikap?
Bekerja dengan atasan yang banyak maunya memang tidak mudah. Perhatikan sikap kita dalam berbicara, bertatap muka ataupun mengemukakan ide di ruang meeting. Agar segala ide kita didengar oleh boss, lakukan beberapa hal.
- Sampaikan pendapat, masukkan, atau ide dengan sistematis, jelas, dan singkat. Paparkan dengan tenang dengan cara yang sopan serta alasan yang kuat.
- Hindari sikap konfrontatif dengan boss. Jika ia bersikap kritis, jangan langsung melawan dan menunjukkan sifat defensif. Alih-alih mengkonfrontasi, Anda dapat mengambil kesempatan itu untuk meminta nasehat dan pandangan atasan Anda.
Ketika pekerjaan terus datang
Pada saat boss terus memberikan pekerjaan, tanpa mempertimbangkan kapasitas, coba beri penjelasan bahwa untuk bisa menyelesaikan semua tugas dengan baik. Anda membutuhkan waktu. Minta informasi deadline masing-masing tugas serta derajat kepentingan masing-masing tugas. Anda perlu secara proaktif menyampaikan status pekerjaan/projek yang sedang Anda tangani saat itu, serta memberikan informasi progress-nya.
Dengan demikian Anda juga bisa menghitung kekuatan dan apabila memang tidak memungkinkan untuk mengerjakan pekerjaan yang lain. Anda dapat menolak dengan menyampaikan pertimbangan dari sisi waktu, biaya dan kualitas. Ada baiknya mencoba mengajukan usul (misalnya: mengajukan pihak lain yang kompeten yang dapat melakukan pekerjaan itu) sehingga pekerjaan tersebut juga dapat tertangani dengan baik.
Tak sejalan dengan bos
Jika setelah bertahan sekian lama pada akhirnya Anda menyerah dan stress dengan begitu banyak tugas yang dibebankan. Anda merasa tak lagi bisa lagi sejalan:
- Berbicara dengan pihak HRD. Ungkapkan masalah Anda (tanpa menjelek-jelekkan atasan Anda) dan meminta solusi untuk mengatasi masalah ini.
- Bersiap-siap untuk pindah. Bisa pindah ke divisi lain di perusahaan yang sama atau mulai mencari perusahaan lain. Siapkan diri mencari posisi baru kalau bertahan di posisi itu memang tidak baik untuk kondisi mental Anda. Kemukakan alasan Anda pindah pekerjaan, tanpa harus membeberkan keburukan atasan Anda.
Jika tak ada pilihan dan harus bertahan
Tidak semua orang bisa memilih. Artinya, jika langkah mencari pekerjaan lain belum memungkinkan, maka pilihannya adalah tetap bertahan. Maka Anda sebaiknya:
- Berpikiran positif dan tidak mudah menyerah. Yakinkan diri bahwa dengan mengerjakan berbagai tugas yang diberikan, itu artinya Anda sedang belajar berbagai hal yang baru, termasuk manajemen waktu yang tentunya akan semakin melatih kompetensi manajerial Anda. Selain itu Anda pun semakin terbentuk menjadi pribadi yang lebih tangguh dalam bekerja.
- Pastikan instruksi kerja dan output yang diharapkan. Dengarkan dengan seksama saat boss Anda berbicara. Perhatikan instruksi yang diberikan, bila ada yang kurang paham, diskusikan. Mulailah bekerja dengan menyusun prioritas dan jadwal sesuai dengan tuntutan penyelesaian dari sisi waktu dan kualitas.
- Lakukan pendekatan personal. Cari kesempatan untuk dapat berbicara secara personal, dan manfaatkan waktu tersebut untuk menggali sebanyak mungkin informasi dari boss, bisa tentang keluarga, pekerjaan, hobi dan lain sebagainya. Langkah ini akan membuat Anda lebih mengenal atasan Anda. Dengan cara ini mungkin Anda bisa lebih dekat dan lebih memahami kemauannya.
- Hormati dan hargai boss Anda. Biar bagaimanapun, tetap hargai dan hormati boss Anda. Sampaikan pujian saat ia menyampaikan idenya.
Testimoni :
Dini Maretna (Finance)
Memiliki boss yang banyak maunya terkadang membuat hati kesal, apalagi kalau Si boss terlalu perfeksionis, jadi segala sesuatunya harus detil dan sempurna. Sejauh ini sih saya berusaha memahami apa kemauannya dan mengerjakan setiap pekerjaan yang ia limpahkan dengan sebaik-baiknya. Meski terkadang terbersit keinginan untuk resign, atau kaki merasa berat untuk berangkat ke kantor. Tetapi sejauh ini, aman kok, buktinya saya bisa bertahan selama tiga tahun.
Gumilar RM (Koordinator E-business & Marcomm PR)
Tekanan dalam pekerjaan sebenarnya hal yang wajar namun ketika boss menuntut kita melaksanakan diluar batas atau porsi pekerjaan, inilah yang membuat kita stress. Akibatnya saya kurang nafsu makan dan perut jadi sering mulas karena merasa tegang. Kalau sudah begini hal yang akan saya lakukan adalah menenangkan diri sejenak dengan duduk di café dan minum kopi agar bisa menentukan langkah yang tepat dalam menghadapi persoalan. Selanjutnya saya akan cari kesempatan untuk bertatap muka dengan Si boss, untuk mencari titik temunya, menyatukan apa yang menjadi keinginan boss saya dan langkah apa yang bisa saya lakukan.
Gloria Dewi C. Pangaribuan – Manager Div. Assessment, Experd Consultant