Mengapa anak saya harus disuntik berkali-kali dengan vaksin yang sama? Bukankah itu suatu pemborosan? Tidak cukupkah hanya satu dosis saja?
Imunisasi adalah usaha melindungi seseorang terhadap suatu penyakit dengan tujuan mengurangi kesakitan, kecacatan maupun kematian. Pada penyakit yang hanya terjadi pada manusia maka imunisasi dapat menghilangkan penyakit ini dari muka bumi, contohnya penyakit cacar.
Imunisasi melalui pemberian vaksin akan merangsang mekanisme khusus untuk mengenali suatu mikroorganisme melalui sel memori. Bila di kemudian hari mikroorganisme penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh, sel memori akan membentuk antibodi spesifik untuk mikroorganisme tersebut. Sayangnya, pada sebagian besar vaksin, dosis pertama yang diberikan tidak merangsang terbentuknya jumlah sel memori yang cukup untuk mencegah penyakit. Disamping itu antibodi yang terbentuk lama kelamaan kadarnya pun akan berkurang, sehingga diperlukan dosis tambahan imunisasi untuk merekrut lebih banyak sel memori sehingga antibodi yang dihasilkan cukup banyak.
Saat yang tepat untuk memberikan imunisasi ulang juga menentukan jumlah zat anti yang terbentuk. Jika diberikan terlalu cepat, antibodi yang dihasilkan vaksin pertama akan mengeliminasi vaksin yang diberikan pada suntikan ulang. Sebaliknya apabila jarak pemberian terlalu panjang akan terdapat periode dimana seorang anak rentan terhadap penyakit tersebut (kadar antibodinya rendah atau telah hilang). Jadwal yang dibuat untuk imunisasi selanjutnya telah memperhitungkan hal ini melalui serangkaian penelitian sehingga kekebalan tubuh yang dimiliki anak dapat optimal.
Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah sel memori dapat semakin menurun. Tubuh seakan-akan “lupa” akan antigen ini sehingga seorang anak kembali rentan akan terjadinya suatu penyakit. Saat inilah dibutuhkan suntikan ulang. Contohnya pemberian DPT diberikan ulangannya pada usia 18 bulan, TT disarankan diulang setiap 10 tahun guna mencegah terjadinya tetanus, serta pemberian imunisasi campak ulangan pada usia 6 tahun.
Pada anak anak, vaksin Hepatitis A direkomendasikan pada umur >2 tahun, diberikan 2 kali dengan interval 6-12 bulan.
Imunisasi ulang berperan untuk membentuk serta mempertahankan kekebalan tubuh yang optimal. Jumlah suntikan pada jadwal imunisasi yang ada merupakan jumlah suntikan yang dianggap efisien dan efektif. Agar fungsi pertahanan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi dapat optimal, maka imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang ditentukan.
Reference:
- Ranuh I.G.N, Suyitno H, Hadinegoro SR, Kartasasmita Cissy B, Ismoedijanto, Soedjatmiko, penyunting. Pedoman imunisasi di Indonesia, Edisi ke-3. Jakarta: Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia;2008.
- lotkin SA, Orenstein WA, penyunting. Vaccines. 4 ed. Philadelphia: Saunders;2004.
- Quadrox CA, penyunting.Vaccines preventing diseases and protecting life. Washington: PAHO;2004.