[pullquote]Sukses menyusui terkadang terkendala beberapa hal, salah satunya mastitis. Apa dan bagaimana mencegah mastitis, ketahui langkah-langkahnya.[/pullquote]
WHO menyarankan menyusui hendaknya dilakukan selama 6 bulan agar bayi mendapat manfaat ASI yang optimal. Ternyata tak semua ibu menyusui berhasil melakukannya karena berbagai hal kerap timbul termasuk diantaranya payudara mengalami radang dan infeksi—disebut mastitis. Tak hanya membuat para ibu menyusui merasa kesakitan, mastitis juga terkadang membuat ibu terpaksa menghentikan proses menyusui.
Proses terjadinya mastitis
Mastitis umumnya menyerang di 12 minggu pertama pascamelahirkan. Terjadinya mastitis biasanya melalui proses sebagai berikut:
- Mastitis diawali dengan lecet yang diakibatkan proses menyusui yang menyebabkan nyeri di area puting.
- Nyeri ini menyebabkan proses menyusui terganggu dan pengosongan ASI menjadi kurang tuntas.
- Terjadilah bendungan susu di kelenjar susu.
- Bendungan ini menyebabkan payudara makin nyeri dan menyebabkan tekanan dari dalam kelenjar susu meningkat.
- Hubungan antara sel susu terbuka dan ASI berpindah ke jaringan ikat menyebabkan peradangan steril.
- Terjadi infeksi bakteri sekunder.
- Bila berat, infeksi ini bisa menyebabkan pembengkakan yang mungkin memerlukan tindakan bedah.
Pengaruh stres
Beberapa penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara mastitis dengan stres. Mastitis sering kali didahului oleh stres. Kondisi stres meningkatkan hormon katekolamin yang dapat mengganggu keluarnya hormon oksitosin hingga mengurangi kelancaran menyusui. Di sisi lain, stres pada tingkat tertentu menyebabkan hormon prolaktin bertambah. Akibatnya, proses pengosongan ASI terganggu dan terjadilah penumpukan susu. Di tambah lagi, faktor stres bisa menyebabkan gangguan sel darah putih hingga memudahkan terjadinya infeksi.
Yuk cegah bendungan ASI
- Cuci bersih kedua tangan dengan sabun, bilas dengan air mengalir.
- Gunakan telapak tangan kiri untuk menyangga payudara.
- Dengan menggunakan ujung jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan, raba bagian-bagian payudara yang terkesan penuh.
- Pijat dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dengan posisi ibu jari di atas.
- Lakukan pijatan mulai dari area yang mudah dan paling tidak nyeri, jangan memijat terlalu dekat dengan aerola karena dapat menambah rasa nyeri.
- Kompres dengan air hangat untuk mengurangi nyeri.
- Hindari menyusui bila payudara sangat tegang dan penuh. Kurangi sedikit ASI dengan memompanya agar tidak nyeri saat menyusui. Rasa nyeri justru membuat ASI tidak keluar saat diisap si kecil.
- Anti nyeri boleh menjadi pilihan bila nyeri memang tak tertahankan. @dr. Ika Fitriana, Sp.PD
Referensi:
- Ockel, AW, Abou-Dakn, M, Beggel, A, Arck P. Inflammatory Breast Diseases during lactation: health effects on the newborn – a literature review. Mediatros of inflammation 2008.