[pullquote]Penyakit radang gusi atau yang disebut gingivitis ditandai dengan gambaran gusi berwarna kemerahan, dan mudah berdarah. Penyebab dari radang gusi ini karena adanya plak yang menumpuk. Plak berasal dari sisa makanan yang mengandung bakteri, lendir dan juga virus lainnya.[/pullquote]
[dropcap style=”color: #83d358;”]G[/dropcap]ejala penyakit radang gusi adanya pembengkakan gusi dengan warna kemerahan sampai merah kebiruan sesuai dengan bertambahnya proses peradangan yang terus menerus, gusi akan terasa sakit dan nyeri serta menimbulkan bau mulut. Gusi berdarah membuat anak-anak enggan menggosok gigi, sehingga makin menambah buruk kebersihan mulutnya.
Macam-macam gingivitis kronis pada anak :
1. Gingivitis marginal kronis
Radang gusi di tepi gigi sering dijumpai pada anak-anak, ditandai dengan perubahan warna, ukuran dan bentuk permukaan gusi. Disebabkan plak, karang gigi, dan kelenjar ludah yang banyak. Iritasi lain terhadap gusi bisa disebabkan karena gigi berlubang (karies) atau tambalan yang berlebih. Perawatan yang dibutuhkan adalah dengan membersihkan plak, karang gigi serta menjaga kebersihan mulut dan diet makanan, serta perawatan gigi apabila berlubang
2. Eruption gingivitis
Terjadi di sekitar gigi yang sedang tumbuh dan berkurang setelah gigi tumbuh sempurna. Peradangan disebabkan adanya akumulasi plak di sekitar gigi. Sering terjadi pada anak usia 6 – 7 tahun ketika gigi tetap (permanen) akan tumbuh, terutama geraham. Eruption gingivitis tidak memerlukan perawatan, cukup dengan meningkatkan kebersihan mulut, sehingga jaringan yang terinflamasi akan menjadi normal dan diikuti dengan pertumbuhan gigi yang sempurna. Bila terjadi abses atau pembengkakan biasanya dokter akan meresepkan antibiotik.
3. Gingivitis pada gigi berlubang
Gingivitis pada gigi susu dapat terjadi pada gigi berlubang dan mengenai bagian leher dan tepi gigi. Proses kerusakan gigi susu lebih cepat menyebar, meluas dan lebih parah dibanding gigi tetap. Pada pinggiran gigi yang berlubang akan terjadi akumulasi plak, sehingga terjadi pembengkakan sampai abses. Akan semakin parah jika terdapat sisa makanan dan akumulasi kotoran lain disekitar gigi berlubang. Anak-anak yang mempunyai kebiasaan mengunyah satu sisi, pada gigi yang tidak berlubang, menyebabkan penimbunan plak pada sisi yang tidak dipakai mengunyah. Perawatan gingivitis adalah kebersihan mulut yang baik, penambalan gigi-gigi yang berlubang, diperlukan peran orangtua, karena orangtua beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu dirawat karena nanti akan berganti dengan gigi permanen.
4. Gingivitis pada maloklusi dan malposisi gigi
Maloklusi disebabkan oleh faktor keturunan, terjadi ketidaksesuaian antara rahang dan ukuran gigi, dan kebiasaan buruk seperti menghisap ibu jari atau bernafas melalui mulut. Gingivitis akan parah dan terjadi di sekitar gigi yang bentuknya tidak sesuai dengan rahang normal, disebabkan adanya peningkatan akumulasi plak. Warna gusi menjadi merah kebiruan, pembesaran gusi, ulserasi, dan bentuk kantong gusi yang dalam sehingga terbentuk nanah. Perawatannya dengan memperbaiki maloklusi dan malposisi gigi, pembersihan plak, dan bila diperlukan dapat dilakukan tindakan pembedahan
5. Gingivitis karena resesi gusi lokal
Terjadi karena resesi gusi di daerah labial gigi disebabkan oleh trauma sikat gigi, trauma alat ortodontik atau kebersihan mulut yang buruk. Resesi gusi pada anak terjadi pada gigi bawah, atau pada bagian akar yang mengalami rotasi atau kemiringan yang posisinya lebih ke labial. Perawatan dengan mengidentifikasi faktor penyebab, memberikan intruksi dan motivasi pada pasien, teknik menggosok gigi yang benar.
Radang gusi dapat terjadi karena pengaruh obat-obatan sistemik yang dapat menyebabkan pembesaran jaringan gusi.Tanda klinis adalah setelah pemberian obat 3-4bulan akan terlihat gusi menjadi bernodul sebelum meluas menjadi cairan sehingga menganggu jaringan sekitar gigi. Biasanya bagian yang terkena adalah bagian depan mulut dan terdapat jaringan tumbuh berlebihan, sehingga menganggu pada saat makan dan berbicara.
Beberapa obat dapat menimbulkan gingivitis, antara lain:
- Phenytoin, yaitu obat anticovulsan yang di gunakan pada penderita Epilepsi. Pembesaran gusi dapat terjadi mencapai 50% pada pemakai obat ini.
- Cylosporin, yaitu obat immunosupresan yang dapat di gunakan pada pasien transplatasi organ untuk mencegah terjadinya penolakan tubuh. 30% pasien yang memakai obat ini mengalami pembesaran gusi dimana anak-anak lebih rentan dibandingkan orang dewasa.
Penyakit radang gusi atau gingivitis dapat juga disebabkan karena kondisi tertentu.
- Gingivitis pubertas, yang terjadi pada masa puber dan disebabkan faktor local. Gingivitis ini lebih sering terjadi pada wanita di bandingkan pria. Ditandai dengan adanya pembengkakan gusi pada bagian tepi dan peninggian gusi. Perawatan yang dilakukan adalah menjaga kebersihan mulut, dilakukan pembersihan plak gigi, penambalan gigi dan rekomendasi diet agar nutrisi tercukupi.
- Defisiensi Vitamin C, Terjadi pada pasien yang kekurangan vitamin C dan disebut Scorbutic gingivitis. Anak yang mengalami penyakit ini akan merasakan sakit yang hebat dan perdarahan spontan. Perawatan yang dilakukan selain perawatan gigi menyeluruh, dan menjaga kebersihan rongga mulut juga diberikan suplemen vitamin C dan vitamin-vitamin yang lain untuk memperbaiki kondisi gusi.
Fibromatosi, jenis gusi ini tampak normal saat lahir tapi mulai membesar saat gigi sulung tumbuh(erupsi). Pembesaran jaringan ini dapat menyebabkan pergeseran gigi geligi sehingga menyebabkan gigi tidak beraturan (maloklusi). Ini tidak menimbulkan rasa sakit kecuali apabila terjadi pembesaran jaringan yang sebagian menutupi permukaan gigi geraham sehingga menyebabkan trauma selama pengunyahan