[pullquote]Demi alasan nyaman, saat bepergian jauh anak-anak diberi obat anti-mabuk. Pertanyaannya, apakah mereka benar-benar membutuhkannya?[/pullquote]
Berlibur bersama keluarga sudah direncanakan, berbagai persiapan sudah dilakukan, termasuk bagaimana agar si kecil nyaman dalam perjalanan. Salah satu yang biasanya disiapkan adalah obat anti mabuk perjalanan.
Motion sickness atau mabuk perjalanan merupakan keluhan yang sering dialami, terutama oleh anak-anak. Gejalanya pucat, sakit kepala, lemas, berkeringat dingin, mual, dan muntah.
Motion sickness terjadi apabila otak menerima rangsang yang tidak seimbang antara kesan dari sistem optik (organ mata) terhadap suatu gerakan dengan kesan dari sistem vestibular pada telinga bagian dalam. Balita dan anak-anak umumnya lebih rentan motion sickness, karena mereka lebih banyak bergerak dibanding orang dewasa. Tingginya frekuensi gerakan menyebabkan otak, yang sedang dalam tahap perkembangan memberikan sinyal lebih kompleks.
Seberapa perlukah?
Pada mabuk perjalanan ringan, pemberian obat sebenarnya kurang diperlukan. Ada cara sederhana yang bisa dilakukan, misalnya meletakkan handuk yang telah direndam dengan air dingin pada kening anak sampai kondisinya membaik. Bisa juga memberikan minuman ataupun permen yang mengandung jahe. Penelitian menyatakan bahwa senyawa 6-gingerols dan galanolactone yang terkandung dalam jahe mampu mencegah timbulnya perasaan mual dan muntah. Pastikan anak mendapat udara segar dan tidak terlalu banyak bergerak.
Kondisi mual dan muntah yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan tekanan darah, sehingga si kecil lemas. Jika terjadi kondisi ini, pemberian obat anti mual-muntah sangat dibutuhkan, yakni obat golongan antihistamin dimenhidrinat. Sebagai obat pencegah mabuk perjalanan, dimenhidrinat akan lebih efektif apabila diberikan sedikitnya 30 menit dan lebih baik 1-2 jam sebelum melakukan perjalanan.
Perhatikan dosis
Meskipun pemberian obat anti-mabuk perjalanan sudah umum diberikan, sebaiknya tetap perhatikan dosis yang dianjurkan. Baca kemasan obat dengan baik. Pemberian pada anak-anak di bawah 2 tahun sebaiknya dihindari kecuali atas anjuran dokter.
Penggunaan dosis berlebihan dapat menimbulkan efek penekanan pada sistem saraf pusat yang dapat berakibat fatal pada bayi dan anak-anak. Bagi beberapa kondisi pemberian obat anti-mabuk perjalanan juga sebaiknya dihindari, antara lain pada bayi prematur, anak dengan riwayat asma, dan penyakit paru lainnya, glaukoma, kejang, gangguan jantung.
Referensi:
-
Ernst and Pittler, Efficacy Of Ginger For Nausea And vomitting : A Systematic Review Of Randomized Clinical Trials. British Journal Of Anaesthesia 84(3): 367, 2000 - F. Estelle R. Simons, M.D, Advancesvin H1-Antihistamines. The New England Journal of Medicine. 21(1)351:2203-2217, 2004
- DiPiro, Cecily V. dan A. Thomas Taylor, Nausea and Vomitting, pada Di Piro :Pharmacotherapy, A Patophysiologic Aporoach, sixth edition, New York: McGraw-Hill, 2005.