[quote type=”center”]Pemandangan anak-anak yang memandangi layar telepon genggam atau tablet tanpa peduli lingkungan sekitarnya menjadi hal yang lumrah belakangan ini. Apa efek dan bagaimana mengatasinya, ada di halaman ini.[/quote]
Efek buruk
- Mengalami penurunan konsentrasi belajar karena perhatian anak terbagi dengan keinginan untuk selalu bermain games di gadget-nya.
- Menjadi cenderung menghindari hubungan sosial dan cenderung asyik dengan dirinya sendiri.
- Anak bisa cenderung menunjukkan sikap melawan jika keinginannya tidak bisa dipenuhi.
- Anak bisa jadi malas menulis dan membaca buku karena terbiasa menggunakan perangkat elektronik yang memudahkan.
- Anak yang punya bakat pendiam dan introvert akan menjadi lebih introvert karena menemukan sarana untuk menyendiri.
Baiknya seberapa lama ?
- Sebaiknya diberikan waktu maksimal hanya sekali dalam seminggu maksimal satu jam, agar anak bisa menggunakan waktunya yang lain untuk bisa melakukan aktivitas fisik, membaca buku dan bersosialisasi dengan anak-anak lain.
- Gadget lebih baik mulai diberikan hanya untuk anak berusia 5 tahun ke atas. Di bawah usia tersebut, anak harusnya lebih banyak aktif bermain dan bergerak dengan mainan yang lebih nyata. Hal ini membuat anak mendapatkan stimulasi aktif bagi otak dan psikomotoriknya.
Trik agar tidak kecanduan
- Orang tua memberikan contoh untuk tidak terlalu banyak menggunakan perangkat smartphone/gadget di hadapan anak. Rasa ingin tahu anak yang besar bisa terpancing jika orang tua sendiri memperlihatkan bahwa gadget tersebut sangat menarik.
- Tidak membelikan gadget khusus untuk anak, sehingga anak tidak menumbuhkan rasa memiliki yang tinggi terhadap gadget. Anak harus tahu bahwa gadget bukanlah mainan anak-anak, tetapi milik orang tua yang hanya dipinjamkan dan boleh diminta kembali oleh orang tua.
- Membuat/merancang kegiatan untuk anak yang lebih membuat anak-anak aktif secara fisik dan bisa membantu anak bersosialisasi dengan anak-anak lainnya.
- Mengajak anak berdiskusi mengenai sisi baik dan buruk dari gadget dengan bahasa yang bisa dipahami oleh anak.
Jika sudah terlanjur kecanduan
- Pada awalnya, anak pasti akan terus melakukan perlawanan jika dilarang, untuk itu lakukan upaya untuk menyetop pemakaian secara bertahap. Jika tadinya anak memakai gadget setiap hari selama berjam-jam, maka lakukan aturan sehari sejam dan dilakukan secara konsisten.
- Lakukan kontrol yang ketat terhadap jadwal penggunaan dan pemakaian gadget tetap harus di bawah pengawasan orang tua.
- Jika anak masih melakukan perlawanan, maka orang tua harus memberikan punishment yang jelas. Namun jika anak berhasil untuk mematuhi jadwal, maka orang tua harus pula memberikan reward. Reward dan punishment ini harus diberikan secara konsisten dan orangtua harus memastikan anak mengetahui dan sepakat dengan aturan mainnya.
Generasi Digital
Menurut Kahardityo, peneliti dari Pusat Kajian Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, para digital native ini adalah penduduk asli di dunia digital. Mereka lahir dan tumbuh di era digital yang menjadikan mereka memiliki cara berpikir, berbicara dan bertindak, berbeda dengan generasi sebelumnya yang diibaratkan sebagai digital immigrant.
Keberadaan gadget dan internet saat ini memang membuat anak-anak lebih pintar karena tak terbatasnya pengetahuan yang bisa didapatkan anak. Namun, ada pula sisi negatif yang mengintai. Para pakar mengkhawatirkan para digital native ini cenderung tidak memiliki kecerdasan sosial.