[quote type=”center”]Anak dengan gangguan Asperger tidak bermasalah dalam berbahasa dan biasanya memiliki prestasi akademik yang baik. Yang jadi PR besar adalah bagaimana ajari mereka bersosialisasi.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]G[/dropcap]angguan Asperger ditandai dengan kesulitan dalam menjalin relasi sosial, disertai dengan perilaku atau minat yang terbatas. Anak dengan gangguan Asperger seringkali tidak mengalami keterlambatan berbicara atau bahasa, kemampuan kognitif, keterampilan menolong diri sendiri atau keingin tahuan terhadap lingkungan sekitar.
Gangguan Asperger seringkali baru diketahui mana kala seorang anak berada di usia sekolah. Ini terjadi karena pada anak yang masih sangat kecil perbedaan antara gangguan Asperger dan gangguan autis sangatlah tipis. Gangguan Asperger sering terdeteksi lebih lambat oleh karena pada anak ini sering tidak dijumpai atau adanya keterlambatan perkembangan berbahasa dan berbicara yang sangat ringan dibandingkan dengan anak dengan gangguan autisme.
Angka kejadian Asperger belum diketahui dengan pasti, beberapa kepustakaan melaporkan bahwa ratio dari gangguan ini berkisar 1:100 ribu anak.
Mengenali anak Asperger
Menunjukkan gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Tidak dapat menjalin interaksi sosial walaupun dengan bahasa dan perilaku non-verbal sekalipun. Misalnya kontak mata yang sangat kurang, ekspresi wajah yang kurang hidup, gerakan tubuh yang tidak sinkron dengan situasi sosial tertentu.
Anak Asperger juga tidak mampu menjalin hubungan yang dekat dengan teman sebayanya. Mereka sering kali dikatakan berperilaku aneh, karena tidak tertarik untuk berkelompok dengan teman-teman di sekitarnya. Mereka tidak dapat memahami apa yang dirasakan orang lain.
Yang juga khas dari anak Asperger adalah mereka memperlihatkan minat dan aktivitas terbatas, berulang, dan stereotip. Misalnya memiliki ritual atau rutinitas yang itu itu saja, memperlihatkan sikap tidak fleksibel, melakukan gerakan yang khas dan tidak biasa yang diulang-ulang, seperti berayun-ayun, berputar-putar.
Karena hal-hal tersebut di atas, anak Asperger memiliki keterbatasan dalam kehidupan sosialnya, meskipun mereka mampu menolong dirinya sendiri, dan memiliki keingin tahuan akan lingkungan sekitarnya.
Seperti cerita Ny. A yang menceritakan putranya Rama (bukan nama sebenarnya), di sekolah Rama tergolong murid yang pandai. Sekilas tak ada perbedaan Rama dengan anak lainnya. Tapi ketika suatu hari sopir yang mengantarnya melewati jalan yang berbeda ke sekolah, Rama marah tak terkendali. Begitulah, anak Asperger akan merasa tidak nyaman bila keluar dari rutinitas sehari-hari yang dijalaninya.
Ajari bersosialisasi
Terapi bagi anak Asperger biasanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak untuk bersosialisasi dan bagaimana berkomunikasi secara optimal. Misalnya dengan melatih kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal, dengan mengatur intinasi dan pola suara, kontak mata serta ekspresi wajah sesuai situasinya.
Yang lebih penting dari itu semua adalah memberi dukungan yang optimal pada anak, baik dari orangtua, guru, dan teman-teman sekolah. Dengan demikian anak yang kurang mampu bersosialisasi dan beradaptasi ini merasa diterima dan nyaman berada di dalam lingkungannya.
Percayalah, dengan penanganan yang baik, anak dengan gangguan Asperger mampu mandiri dalam menghadapi tantangan di lingkungan sekitarnya.