[quote type=”center”]Anak-anak prasekolah tidur sekitar 10 sampai 12 jam per malam, tetapi tidak ada alasan baku untuk benar-benar memenuhinya.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]K[/dropcap]elihatannya memang sepele—masalah tidur. Namun ternyata masalah tidur pada anak dapat menyebabkan berbagai dampak yang hingga kini belum didefinisikan secara lengkap. Antara lain gangguan pertumbuhan, kesehatan jantung, fungsi kognitif, dan perilaku sehari-hari.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa gangguan perilaku distruktif seperti attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), kadang disebabkan oleh gangguan tidur yang tidak terdiagnosis. Demikian juga kemmapuan akademik pada berbagai tingkatan usia juga dapat dipengaruhi oleh gangguan tidur.
Dari sudut pandang medis serta kesehatan, tidur merupakan keadaan khusus dari kewaspadaan otak. Tidur terdiri dari dua komponen: Rapid eye movement (REM) dan non- REM atau yang disebut dengan tidur gelombang lambat. Pada tahap REM aktivitas otak cukup intensif, sedangkan non- REM disifatkan dengan hilangnya aktifitas otak yang digambarkan dengan amplitudo yang besar berfrekuensi rendah pada pemeriksaan elektroensefalografi (EEG). Satu siklus tidur yang lengkap pada orang dewasa berlangsung sekitar 90 menit, tetapi pada anak, terlebih bayi berlangsung lebih singkat lagi.
Berbagai manfaat tidur dalam kehidupan kita sehari-hari antara lain diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin, selama tidur tubuh menyimpan energi. Demikian pula manfaat tidur bagi anak, mereka memiliki pola yang berbeda dengan orang dewasa, serta kebutuhan yang berbeda pula.
Memasuki usia prasekolah, anak memiliki aktivitas yang tinggi. Biasanya, di usia ini anak lebih memilih bermain dibandingkan tidur siang. Ini menimbulkan pertanyaan di benak kita sebagai orangtua, berapa jam kebutuhan tidur anak prasekolah ?
Kebutuhan tidur anak prasekolah
Anak usia prasekolah, yakni usia 3-5 tahun biasanya sudah jarang memiliki kebiasaan tidur siang. Mereka mendapatkan istirahat yang cukup pada malam hari sehingga tidak lagi membutuhkan tidur siang. Jumlah tidur yang dibutuhkan sekitar 11-13 jam sehari.
Anak usia ini kadang mengalami mimpi buruk, ketakutan akan malam hari, dan sulit tidur dalam beberapa malam. Masalah ini biasanya dialami anak usia 5 tahun.
Tip untuk anak usia prasekolah
- Pertahankan suatu jadwal tidur yang teratur dan konsisten.
- Lanjutkan rutinitas waktu tidur setiap malam.
- Anak harus berada di dalam lingkungan tidur setiap malam. Ruangan tersebut harus sejuk, hening dan gelap, tanpa televisi.
- Perhatikan adanya kesulitan bernapas, terjaga di malam hari, masalah tidur kronis, dan masalah perilaku.
Pastikan anak cukup tidur
Jangan sepelekan kebutuhan tidur anak, karena saat tidur pertumbuhan otak balita (bayi di bawah 5 usia tahun) mencapai puncaknya. Otak juga mengonsolidasi segala memori dan pengetahuan baru. Tak hanya itu, otot, kulit, sistem jantung dan pembuluh darah, metabolisme tubuh, dan tulang mengalami pertumbuhan pesat saat tidur. Hal itu disebabkan tubuh balita memproduksi hormon pertumbuhan tiga kali lebih banyak dibandingkan ketika dia dalam keadaan terbangun.
Pakar tidur, Jodi Mindell, penulis buku Sleeping Through the Night, mengatakan orangtua kerap menganggap anak yang susah tidur, baik tidur siang atau tidur malam, sebagai anak yang memang waktu tidurnya sedikit. Padahal, bisa jadi anak yang susah tidur tersebut mengalami kekurangan waktu tidur sehingga mereka jadi hiperaktif serta bertingkah berlebihan menjelang waktu tidur.
Tanda-tanda anak yang mengalami kurang tidur antara lain anak sering mengantuk di mobil, sulit dibangungkan di pagi hari, serta rewel dan gampang marah di siang hari. Untuk mencegahnya, bangun pola tidur yang baik bagi anak.