Dear Dr. Yoni,
Dok, belum lama ini keponakan saya (usianya 1 tahun) meninggal akibat meningitis. Perjalanan penyakitnya demikian singkat, tidak sampai seminggu mendapat perawatan. Apakah ini disebabkan karena lambat datang ke rumah sakit atau ada penyebab lainnya, Dok? Adakah upaya pencegahan yang dapat dilakukan? Terus terang saya jadi kuatir karena saya memiliki anak usia 10 bulan. Mohon penjelasan. Terima kasih.
Dini Agustian. Bandung
==================================================================================
Meningitis merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi dan balita di negara berkembang. Sebuah penelitian di Bandung menyebutkan, 65 persen dari 2.000 responden anak dan balita mengidap bakteri Pneumococcus di tenggorok. Yang memprihatinkan, sebagian besar bayi berusia satu bulan positif terserang bakteri tersebut. Penularan meningitis terutama disebabkan kontak pernapasan, batuk, atau bersin dari bayi, balita, dan orangtua serta sebaliknya.
Bakteri dalam tubuh akan menyerang anak saat sistem kekebalan tubuh melemah. Saat kondisi tubuh melemah, bakteri dapat masuk ke darah atau bahkan paling parah menyerang selaput otak (meninges).
Gejala yang muncul pada bayi dan balita sedikit berbeda. Pada bayi, gejala ditandai dengan demam, hipotermia, kesulitan minum, muntah, sesak napas, kejang dan ubun-ubun menonjol. Sementara pada anak, gejalanya antara lain demam, kejang, nyeri, penurunan kesadaran, dan kaku kuduk. Saat gejala tersebut muncul segera bawa ke rumah sakit untuk dapat segera ditangani.
Upaya medis untuk menolong penderita meningitis biasanya dengan pemberian antibiotik selama 14-21 hari. Jangan sampai terlambat, karena jika pemberian antibiotik terlambat enam jam saja, risiko kematian meningkat empat kali lipat.
Ibu Dini,
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan pemberian vaksin, yang akan menurunkan kejadian meningitis dan pneumonia. Selain itu yang paling penting adalah meningkatkan kekebalan tubuh anak dengan pemberian ASI serta menjalankan pola hidup sehat.