[pullquote]Irfan Hakim dikenal sebagai sosok yang humoris dan pekerja keras, bagaimana ayah muda ini mendidik ketiga putrinya, apakah ia masih memiliki waktu untuk bercengkrama dengan mereka? Simak di sini ceritanya. [/pullquote]
Ditemui di sebuah mal di selatan Jakarta, Irfan yang baru saja menuntaskan rapat dengan tim manajemennya menyampaikan kabar yang membuatnya bahagia. Saat ini Della, sang istri, tengah mengandung anak ke-4. “Alhamdulillah sekarang usia kehamilan Della sudah 2,5 bulan. Bulan lalu kami baru saja berkonsultasi tentang kontrasepsi tapi pas Della diperiksa, kata dokter dia hamil,” ungkap Irfan dengan wajah sumringah.
Trik mengenalkan calon adik
Saat tahu Della hamil, Irfan langsung mengabarkan berita gembira ini pada ketiga anak-anak mereka yaitu Aisha Maydina Hakim, dan si kembar Rakana, dan Raina Hakim. “Aku panggil satu-satu mereka lalu bertanya, mereka mau adik, enggak? Semua jawabnya: enggak mau, hahaha…,” kata Irfan. Namun setelah diberi penjelasan, akhirnya mereka mau menerima. “Dalam beberapa hari aku kumpulin mereka dan membiasakan untuk berdiskusi sama orangtuanya. Aku jelasin sedikit demi sedikit bahwa di perut ibunya sudah ada adik. Belakangan ini mereka malah sering usap-usap perut ibunya, sambil manggil-manggil ‘adek’,” sambung Irfan sambil tersenyum.
Mengaku selalu sibuk setiap hari dengan bisnisnya dan sebagai entertainer, sebagai ayah irfan tetap berusaha dekat dengan ketiga putrinya. Saat menghabiskan waktu bersama keluarga, Irfan selalu berusaha menyenangkan ketiga anaknya. “Kemarin kami mencari kesibukan yang menyenangkan buat anak, aku suka ajak mereka ke pantai, biar mereka tahu keindahan pantai,” ungkapnya. Liburan bersama keluarga dilakukan Irfan dan keluarga setiap tahunnya.
One on one dating
Irfan mengaku pekerjaannya di dunia hiburan cukup banyak menyita waktu. Untuk menyiasati agar ia tak kehilangan banyak momen bersama ketiga buah hatinya, host acara ‘Insert’ di Trans TV itu menerapkan satu kebiasaan khusus. Apa itu? “Aku membiasakan kencan one one one bersama anak. Biasanya ada waktu kencan khusus sama anak-anak tanpa ibunya, dan itu aku berlakukan untuk ketiga anak-anak. Misalnya minggu ini karena nilai Aisha bagus, aku kencan berdua sama Aisha, dan minggu berikutnya dengan Raina atau Rakana. Acara kencan pun macam-macam,bisa yoga bareng, atau sekadar makan es krim, atau keliling Jakarta naik mobil.”
Cara ini dilakukan pria kelahiran Bandung yang hobi berolahraga ini untuk membangun kedekatan khusus, mendalami karakter tiap anak, serta mengamati pertumbuhan mereka. “Buatku, nge-date sama anak memberi kesempatan pada mereka untuk bisa cerita banyak hal. Mulai dari kesal sama bundanya, masalah di sekolah, sampai tentang temannya, dan dia juga merasa dihargai,” jelas Irfan. Bukan hanya kedekatan fisik yang Irfan bangun dengan anaknya, dia juga memupuk rasa percaya diri anak. “Aku selalu peluk mereka, bilang ayah kangen, kalian sangat berharga untuk ayah, terus juga cium pipi mereka sambil bilang bahwa dia cantik dan pintar,” terang Irfan menirukan perkataan yang sering diungkapkan kepada putrinya. Dengan cara ini komunikasi di dalam keluarga jadi lebih lancar, anak-anak pun jadi terbiasa ngobrol secara terbuka dengan orangtuanya.
Bebas,tegas & bertanggung jawab
Walaupun dekat dengan ketiga putrinya, bukan berarti Irfan memanjakan mereka. Ia menerapkan prinsip bebas tapi bertanggung jawab. Itu gaya yang diterapkan bapak muda ini. “Ya, aku lebih membebaskan apa yang mereka mau. Misalnya mereka bilang, ayah aku mau gini, ya, sok aja. Atau, ayah aku maunya begitu, ya, silahkan. Tapi aku juga kasih tahu ke mereka risikonya apa. Misalnya mau loncat atau lari-larian, risikonya bisa jatuh dan sakit. Jadi kalau dia memutuskan sesuatu, ya, itu berdasarkan pilihan mereka sendiri. Sebisa mungkin dari kecil sudah diajarkan bertanggung jawab dengan pilihannya,” tutur pria dengan logat Sunda-nya ini lagi.
Meski bebas, untuk hal-hal tertentu Irfan dan Della juga dapat memberikan larangan pada buah hati mereka.”Aku selalu menjelaskan kepada anak alasan mengapa mereka kita larang. Aku kasih penjelasan bahwa kalau orangtua melarang itu sebenarnya ada alasannya. Misalnya melarang mereka main listrik, itu kan supaya mereka nggak kesetrum. Untungnya, sih, mereka sampai sekarang nggak penasaran rasanya kesetrum, yah, hahaha…,” ungkap Irfan tertawa. Yang jelas, ia tidak mau membentuk anak-anak jadi generasi penakut. Misalnya ketika melihat ada tikus besar yang mendekat, ia berusaha terlihat biasa saja walaupun sebenarnya Irfan paling jijik dengan binatang tersebut. Kadang malah anak-anaknya yang jadi terlalu berani.
pelan kakinya dengan alat shalat, baru ia mau,” jelas Irfan sambil mengakhiri obrolan sore itu. Irfan berharap hal ini menjadi bekal yang bermanfaat bagi anak-anaknya di kemudian hari.