[pullquote]Mengapa? Karena ternyata ada beberapa kondisi yang menyerupai gejala autisme atau terjadi bersamaan dengan autisme.[/pullquote]
Gangguan lain yang sering keliru dengan autisme, atau terjadi bersama autisme:
- Retardasi mental: Sebagian anak autisme juga mengalami mental disability atau retardasi mental. Gabungan keduanya sangat mempersulit terapi.
- Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (GPPH): anak menunjukkan sikap inatensi (kurang fokus) pada suatu hal, impulsif (berbuat dan berbicara tanpa berpikir akibatnya, dan hiperaktif.
Anak autisme sering menunjukkan perilaku hiperaktif, sehingga terdiagnosa sebagai GPPH. Hal ini sering menyebabkan kesulitan dalam penatalaksanaan.
- Global developmental delay: Merupakan keterlambatan perkembangan pada dua atau lebih area perkembangan. Misalnya keterlambatan gerak disertai keterlambatan bicara, serta IQ rendah. Rendahnya IQ sulit diperiksa pada anak kecil, dan dapat menyebabkan munculnya gejala perilaku repetitif dan keterlambatan bicara. Anak dengan global developmental delay bersosialisasi lebih baik daripada anak autistik.
- Gangguan perkembangan berbahasa: menunjukkan keterlambatan bicara, sulit memahami pembicaraan dan sulit dalam berbicara. Anak-anak ini biasanya menunjukkan interaksi sosial yang normal, berminat untuk berkomunikasi, dan bermain secara wajar.
- Gangguan pendengaran: Anak dengan gangguan pendengaran tidak dapat berbicara namun menunjukkan interaksi sosial yang cukup baik, bermain imajinatif, arah pandangan, kontak mata dan ekspresi yang bagus. Gangguan pendengaran harus diperiksa pada anak dengan autisme.
- Sindrom Landau-Kleffner: Anak sering mengalami kejang disertai hilangnya kemampuan berbahasa. Biasanya terjadi pada anak usia 3-6 tahun, sedangkan autisme terjadi pada anak kurang dari 3 tahun.
Mengingat demikian banyak kondisi yang mirip atau bersamaan dengan terjadinya autisme, maka sebaiknya diagnosis harus ditegakkan terlebih dahulu, sebelum dilakukan terapi.