[pullquote]Perkembangan optimal salah satunya ditandai dengan sikap anak yang tidak apatis dengan lingkungannya. Yuk, kita tengok cara agar anak memiliki kepekaan sosial yang tinggi.[/pullquote]
[dropcap style=”color: #83d358;”]B[/dropcap]eberapa waktu terakhir ini, masyarakat berulangkali diherankan oleh pernyataan-pernyataan anak dan remaja pengguna media sosial, yang mengomentari suatu hal secara tidak empatik. Di saat yang sama, kita juga melihat lebih banyak remaja berlomba-lomba untuk melakukan sesuatu secara positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Reaksi yang kontras antara dua kelompok yang usianya sebanding ini sebenarnya berkaitan dengan social awareness.
Secara umum, social awareness (kepekaan sosial) bisa diartikan sebagai kesadaran seseorang akan keberadaan dan keterlibatannya dalam lingkungan sosial. Kepekaan sosial berkaitan dengan penghayatan seseorang akan berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, peran dirinya, serta kesempatan dan tantangan untuk ikut berperan mengatasi peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Kepekaan sosial perlu diajarkan kepada anak, agar mereka dapat belajar mengatasi masalah, serta berbagai pilihan penyelesaiannya. Anak dengan kepekaan sosial yang baik biasanya peduli pada kondisi orang lain di sekitarnya. Anak-anak ini aktif membantu orangtua atau guru dalam berbagai aktivitas, dan perhatian terhadap kebutuhan orang lain.
Kepekaan sosial dapat ditumbuhkan sejak anak masih berusia dini. Biasanya, kepekaan sosial ini sering dikaitkan dengan empati, bagaimana seseorang dapat melihat sudut pandang orang lain. Hasil penelitian menunjukkan anak berusia kurang dari 1 tahun juga sudah dapat menangkap kecemasan seseorang dan batita juga sudah dapat bereaksi terhadap kesulitan seseorang dengan berusaha menolongnya. Perilaku ini dapat diapresiasi agar anak menyadari bahwa perilakunya positif dan sesuai harapan lingkungan.
Ide seru asah kepekaan sosial
- Biasakan ‘ngobrol’ dengan anak, agar ketika terjadi konflik dengan anak lain, Anda bisa menelaah masalahnya. Biasakan anak mencari solusi dan menjunjung nilai perdamaian.
- Ajak anak bermain peran, berfantasi dan mencoba berbagai peran dalam suatu situasi imajinatif untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda. Peran anak bisa menjadi bapak, ibu, kakak, atau aneka profesi dari dokter, guru, hingga penyapu jalan dan pengemudi angkutan umum. Jangan lupa untuk membahas dengan anak, apa yang ia pikirkan dan rasakan saat ia menjalani perannya.
- Ajak anak berkunjung ke aneka tempat yang memungkinkan anak berinteraksi dengan budaya yang berbeda, biarkan anak terlibat dengan aktivitas masyarakat setempat.
- Libatkan anak dalam kegiatan sosial, misalnya menjadi relawan di sebuah panti asuhan atau tempat sosial lainnya. Beri pemahaman pada anak tentang pentingnya berbagi.
- Diskusikan dengan anak tentang aneka hal, misalnya tentang teman-temannya.
Televisi dan kepekaan sosial
Beberapa orangtua memilih untuk membatasi penggunaan teknologi seperti televisi dan internet untuk mengembangkan kepekaan sosial. Hal ini bisa saja dilakukan asalkan kegiatan penggantinya berorientasi pada pengenalan lingkungan yang lebih luas. Di sisi lain, televisi dan internet dapat juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kepekaan sosial anak bila orangtua memilih tayangan yang tepat, tayangan yang mengenalkan keberagaman serta menjunjung nilai toleransi. Tayangan tentang masyarakat dari budaya lain atau mungkin buku tentang aneka budaya, maupun lagu dari berbagai daerah bisa menjadi alternatif.