Cacingan, siapapun bisa terkena

[quote type=”center”]Cacingan ? Sepertinya memang tak mungkin. Tapi percayakah Anda, seperempat penduduk dunia pernah terinfeksi cacing usus semasa hidupnya, tanpa pandang bulu.[/quote]
 
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]ebuah survei yang diadakan WHO tahun 1996 memperkirakan 1,4 milyar penduduk dunia terinfeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides), 1 milyar terinfeksi cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan 1,3 milyar terinfeksi cacing tambang (hookworm). Ini belum terhitung jenis cacing yang lain. Semua umur bisa terkena cacingan, terbanyak pada usia sekolah dasar yaitu 5-14 tahun.
 
Mengapa cacingan perlu dibasmi
Berbagai penelitian setuju cacingan dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak yang cacingan punya risiko 3,7 kali bertubuh kecil (kerdil) dan 1,5 kali menjadi kurang gizi. Kalau anak juga menderita kurang darah, infeksi cacing akan membuat pertumbuhannya makin terhambat. Risikonya meningkat hampir 6 kali lipat untuk bertubuh kecil dan 4 kali lipat menjadi kurang gizi.

Cacingan di Indonesia bukanlah barang baru, angka kejadiannya mencapai 60-90%. Sayangnya, tak mudah memberantas penyakit tersebut. Obat hanya sekali membasmi, tetapi kemungkinan anak terinfeksi kembali masih sangat besar. Jadi, belum ada program pembasmian cacing yang benar-benar efektif yang bisa bertahan dalam jangka waktu lama. Saat ini, mengatasi cacingan yang dianggap ampuh adalah pemberantasan massal lewat program sekolah, memutus rantai penularan dengan gaya hidup sehat serta bersih, dan menciptakan lingkungan yang mendukung.
 
Pilih-pilih  obat cacing
Memang sebaiknya penyakit cacingan diberantas secara massal dalam jangka panjang seperti yang berhasil dilakukan di beberapa negara seperti Israel, Korea Selatan, dan Jepang. Bahkan di Jepang, sejak program pemberantasan cacingan tahun 1949, angka cacingan menurun dari 73% menjadi kurang dari 1% pada tahun 1990. Yang paling diperhatikan ketika anak masuk sekolah dasar karena pada usia-usia tersebutlah angka cacingan paling tinggi.
 
Obat apa yang dipakai untuk berantas atau mencegah cacingan? Sebaiknya obat cacing harus bisa membasmi semua stadium cacing, efek sampingnya kecil, murah, dan rasanya enak hingga anak tidak menolak minum obat. Badan Kesehatan Dunia WHO merekomendasikan obat albendazole dengan dosis 400 mg satu kali minum diberikan tiap 6 bulan untuk mencegah infeksi kembali.
 
Telapak tangan putih tanda cacingan?
Cacingan sudah terbukti menyebabkan kurang gizi dan kurang darah pada anak. Badan kesehatan dunia merekomendasikan obat cacing untuk anak-anak di bawah usia 5 tahun yang memiliki telapak tangan pucat atau putih di daerah yang angka cacingannya tinggi, terutama cacing tambang dan cambuk.
Benarkah telapak tangan pucat menunjukkan cacingan? Jawabannya tidak selalu. Dalam journal of The American Medical Association,  penelitian di sebuah daerah Kenya menunjukkan telapak tangan yang berwarna putih atau pucat lebih menunjukkan anak kekurangan darah daripada cacingan.  Menurut catatan CDC (Centers for Disease Control), hal ini kemungkinan karena daerah geografi di tempat penelitian tersebut tidak kondusif untuk pertumbuhan cacing sehingga angka cacingan di sana sedikit.
Cacing perut menyukai daerah geografi yang hangat dan lembab. Selain itu, daerah yang padat penduduknya juga lebih tinggi kemungkinan terkena cacingan. Pada akhirnya, menurut CDC, diperlukan lagi penelitian lebih lanjut, pada kondisi apa sebenarnya telapak tangan putih bisa benar-benar dijadikan petunjuk kalau anak cacingan. Namun, tak ada salahnya mencurigai bila anak punya telapak tangan putih. Siapa tahu saja ia benar kurang darah atau bahkan cacingan.
Referensi :

• CN Wamae, J Mwanza, ’S Makama, Palmar pallor as an indicator for anthelminthic treatment among ill children aged 2-4 years – western kenya, 1998. Jama. 2000:2925-2927