Ada anggapan ASI dapat menyebabkan bayi mencret atau sembelit. Benarkah?
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]K[/dropcap]hawatir, cemas, dan ragu. Itulah yang dirasakan Winda, ibu muda yang baru dikaruniai seorang bayi. Pasalnya, bayi yang ia susui, tiba-tiba mencret. Dalam satu hari, bisa sepuluh kali bayinya buang air besar. Sebaliknya, beberapa hari kemudian bayinya mengalami sembelit. Mungkinkah penyebab semua ini air susunya (ASI)? Winda pun mulai bimbang.
Toleransi bayi pada ASI sangat baik
Perlu diketahui toleransi bayi terhadap ASI sangat baik, ASI akan diserap sempurna dengan sangat cepat oleh sistem pencernaan bayi. Tetapi, bayi memang memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap refleks gastrokolik. Sehingga, perut yang penuh cenderung akan menstimuli gerakkan usus. Masuknya ASI yang cukup banyak ke dalam lambung bayi, dapat memicu stimulasi pergerakkan usus sehingga bayi buang air besar lebih banyak.
Sebaliknya bila bayi tidak mendapatkan ASI yang memadai ia mungkin tidak akan buang air besar dalam beberapa hari. Selain itu, beberapa bayi yang berusia 3 minggu atau lebih ada yang mengalami perubahan pola buang air besar.Bila sebelumnya buang air besar beberapa kali dalam sehari, kini hanya buang air besar sekali dalam beberapa hari.
Mungkin anda cemas dengan perubahan ini. Tenang, ini bukan sembelit sebab tinja bayi masih lembek walaupun frekuensi pengeluarannya berkurang. Selama bayi masih diberi ASI ekslusif, anda tak perlu khawatir bila bayi mencret atau tidak buang air besar dalam beberapa hari. Kecuali, jika bayi tampak tidak sehat atau terjadi penurunan berat badan yang berarti. Kondisi ini pun biasanya bukan karena ASI tapi karena gangguan penyakit atau cara pemberian ASI yang kurang tepat.
Yang perlu anda lakukan adalah susui bayi sesering mungkin agar refleks gastrokoliknya terpicu. Selama memberi ASI ekslusif, hindari makanan yang mengandung kadar lemak tinggi seperti santan atau makanan yang dapat memicu pergerakkan usus seperti sambal, soda, dan kopi.
Jangan mengganti ASI
Jangan menggantikan ASI dengan makanan lain yang belum tentu dapat ditoleransi pencernaan bayi. ASI adalah makanan yang gizinya sangat ideal dengan komposisi yang tepat. Komposisi ASI yang keluar dari hari ke-4 sampai ke-7 disebut kolostrum berbeda dengan komposisi ASI yang keluar sampai hari ke-10 sampai ke-14 setelah kelahiran yang disebut ASI transisi. Demikian pula dengan komposisi ASI setelah hari ke-14 yang disebut ASI mature atau ASI matang. Perubahan ini disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Kolostrum mengandung kadar protein tinggi berisi zat kekebalan pelindung bayi dari berbagai penyakit, 10-17 kali lebih banyak dari air susu transisi atau mature. Selain itu, kolostrum adalah pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir.
Aktifitas kolostrum dalam membersihkan usus bayi baru lahir dari zat yang tidak terpakai ini yang sering kita duga bayi mengalami ‘mencret’ baik pada saat menyusu atau setelahnya. Padahal, semua ini merupakan cara untuk mempersiapkan saluran pencernaan bayi bagi makanan yang akan datang.
BOKS
Olah tubuh untuk bayi yang sembelit
Anda dapat membantu mengatasi sembelit yang dialami bayi dengan mengajak bayi melakukan salah satu dari dua gerakan berikut ini:
Gerakan 1
Tekuk dengan lembut kedua tungkai bayi pada lututnya sampai menekan perut bayi. Kemudian luruskan lagi.
Gerakan 2
Gerakan bergantian antara kedua tungkai bayi seperti mengayuh sepeda, satu tungkai diluruskan dan tungkai yang lain menekuk sampai ke perut bayi.
Lakukan tiap gerakan dalam 10 hitungan, sebanyak 3 kali setiap hari.
Perhatian
Jangan pernah memberikan obat-obat pencahar untuk mengatasi sembelit bayi tanpa anjuran dokter. Hal ini dapat menimbulkan kejang perut bayi yang parah. Apabila sangat diperlukan, dapat digunakan gliserin yang dimasukkan ke dalam dubur bayi untuk memacu pergerakan ususnya. Tindankan ini pun harus atas saran dokter.
Referensi:
- WHO dan UNICEF. Breastfeeding counselling: a training course. WHO/CDR/93, UNICEF/NUT/93.
- Lawrence RA. Breastfeeding: a guide for the profession. Edisi ke-5. St Louis: Mosby,1999.
- Newman J, Pitman T. Common problems and solutions: Not enough milk. The ultimate breastfeeding. Book of answers. Edisi ke-1. Roseville: Prima, 2000; h. 69-121.