[quote type=”center”]Kok anakku sering tertidur di kelas? Rapornya jadi jelek. Dan anak sering marah-marah.[/quote]
Jangan terlalu menyalahkan anak bila raportnya jelek atau temperamental sepanjang hari. Karena ini bisa terjadi karena gangguan tidur. Anak jadi mengantuk, kurang konsentrasi, sulit mengingat saat belajar sehingga nilai rapor mereka jelek. Mengapa mengantuk terus?
Pola tidur berubah
Bayi baru lahir belum punya jadwal tidur. Baru usia 3-6 bulan, bayi sudah tidur sepanjang malam dan terbangun di siang hari, yang makin stabil di usia 9 bulan. Jumlah waktu tidur makin berkurang dari sekitar 13 jam di usia 3 tahun menjadi 11 jam pada 5 tahun. Anak juga mulai sulit tidur siang, menolak jika disuruh tidur, dan pengaruh lingkungan makin besar. Pada usia sekolah dasar, anak seringkali tidak tidur siang tetapi mudah tidur di malam hari.
Saat remaja, anak cenderung tidur malam dan bangun makin siang. Anak usia 9-10 tahun bisa tidur sekitar 10 jam baik saat jadwal sekolah maupun liburan dan tak akan lebih dari itu, sedangkan remaja (13 tahun ke atas) akan tidur lebih sedikit di jadwal sekolah dan tidur berlebihan di waktu libur seolah “berhutang” tidur. Normalnya, remaja masih membutuhkan 9-10 jam tidur.
Tidur pun ada yang mengatur
Tidur diatur oleh sistem sirkadian dan sistem keseimbangan tidur yang kesemuanya bersumber di otak. Sistem sirkadian dipengaruhi oleh siklus terang dan gelap dan ini sesuai dengan perputaran siang dan malam. Diawali tahun 1993, sebuah teori mengatakan masa pubertas menyebabkan sistem sirkadian berubah yang menyebabkan “jam tidur” bergeser hingga anak puber cenderung tidur lebih malam. Anak yang belum puber atau awal puber tidak jatuh tertidur saat diminta berbaring di siang hari, sebaliknya anak puber atau akhir puber lebih mudah jatuh tertidur. Ini menunjukkan selain adanya perubahan pusat tidur di otak, remaja puber juga lebih membutuhkan waktu tidur ketimbang saat anak-anak.
Remaja cenderung tak cukup tidur
Tidur malam, bangun kesiangan, siang mengantuk terus, inilah gangguan tidur khas anak sekolahan. Kebanyakan anak yang mengantuk di siang hari tidak cukup tidur baik kualitas ataupun kuantitas. Selain faktor pubertas, orang tua, jadwal sekolah, dan ekstrakurikuler juga ikut mempengaruhi.
Makin besar anak, orang tua cenderung tak lagi mematok jam tidur sehingga anak bisa tidur sesuka hatinya dan bangun makin siang. Jam masuk sekolah yang terlalu pagi juga mengurangi jumlah tidur anak. Dilaporkan anak sekolahan berkurang tidurnya sebanyak dua jam dibandingkan saat mereka libur. Mereka yang jadwal masuknya pagi hari juga mengeluh lebih mengantuk, kurang konsentrasi, dan lebih terpaksa ketimbang yang masuk lebih siang. Anak dengan kegiatan ekstrakurikuler padat ataupun kerja paruh waktu (lebih dari 20 jam seminggu), mengaku lebih sering mengantuk saat menyetir, di kelas, saat membaca, belajar, atau mengerjakan pe-er.
Sering mengantuk dan rapor jelek
Kurang tidur saat jadwal sekolah membuat anak lebih mudah tertidur di setiap kesempatan. Manifestasinya tertidur di kelas atau curi-curi tidur di sela waktu belajar. Anak dengan nilai bagus (B ke atas) mengaku tidur lebih banyak dan lebih awal ketimbang anak dengan nilai kurang (C ke bawah). Di akhir pekan, jadwal tidur tetap, sedangkan anak dengan nilai kurang cenderung “berhutang tidur” dan akhirnya tidur berlebihan. Anak yang kualitas tidurnya baik juga menyadari mereka lebih termotivasi untuk berprestasi, lebih respon terhadap pelajaran, dan memiliki imej positif terhadap diri sendiri. Anak-anak 10-14 tahun yang tidur hanya 5 jam sehari dibandingkan mereka yang tidur 11 jam memiliki penurunan fungsi kognitif dan berpikir abstrak yang signifikan.
Tidur dan gangguan mood juga banyak diteliti di kalangan ahli. Remaja depresi dikaitkan dengan tingginya gangguan tidur. Seperti lingkaran, masalah emosi membuat remaja sulit tidur dan akhirnya kurang tidur membuat mereka cepat marah dan memiliki mood negatif. Gangguan mood dan motivasi membuat mereka lebih stres lagi di sekolah dan akhirnya makin susah tidur.
Orang tua dengan anak-anak hiperaktif (Attention-Deficit/Hiperactivity Disorder) banyak melaporkan anaknya memiliki masalah tidur. Dicurigai adanya efek pengobatan dan gangguan pengaturan bangun dan tidur di otak. Sebaliknya, anak yang kurang tidur juga banyak yang menunjukkan gejala hiperaktif.
Hati-hati penyebab lain
Selain karena kurang tidur, anak yang sering mengantuk bisa disebabkan oleh :
- Narkolepsi. Biasanya dimulai saat remaja. Anak tiba-tiba mengantuk siang hari dan akhirnya tidur disertai tubuh seperti lumpuh.
- Gangguan bernapas saat tidur. Kebanyakan penyebab adalah amandel yang besar dan kegemukan. Gejalanya anak mengorok keras, seringkali berhenti bernapas dan terbangun seperti tersedak, serta sering mengantuk.
- Periodic limb movement during sleep. Ada anak yang kakinya bergerak-gerak saat tidur. Biasanya berhenti setelah 2 detik dan muncul di awal fase tidur tiap 5 hingga 90 detik. Kelainan ini disebabkan gangguan tidur yang tak disadari dan mengakibatkan anak mengantuk terus, atau mencetuskan anak untuk bangun dan tak bisa tidur lagi.
- Insomnia dan gangguan irama sirkadian. Paling banyak dikeluhkan anak remaja yaitu sulit jatuh tidur dan sulit bangun pagi. Cirinya, anak sering absen atau terlambat sekolah karena tak mampu bangun meskipun sudah dibangunkan orang tua. Jika di kelas, ia akan tertidur, nilainya jelek, dan sering dicap bermasalah. Keluhan akan berkurang jika anak dibiarkan tidur dan masuk sekolah siang.
Efek pengobatan. Obat untuk anak hiperaktif, obat depresi, hingga obat batuk pilek bisa menyebabkan kantuk. Kopi, teh, softdrinks yang mengandung kafein bisa menyebabkan anak sulit tidur hingga siangnya mereka mengantuk dan malamnya membutuhkan lebih banyak kafein.
Jenis Terapi
Terapi untuk anak yang selalu mengantuk tergantung dari penyebabnya, bisa berupa terapi sikap dan perilaku, terapi cahaya, dengan obat, dan lain-lain. Terapi cahaya diduga dapat memperbaiki irama sirkadian anak. Prinsipnya, cahaya terang secara teratur tiap pagi akan memperbaiki pola tidur anak hingga tak mengantuk lagi, namun hasilnya masih meragukan. Memberi pemahaman pada anak tentang pentingnya cukup tidur dan prestasi di sekolah dapat memotivasi untuk menjadwal tidurnya, terutama saat beranjak puber. Selain itu, mengatur jadwal ujian lebih siang untuk remaja perlu pula dipikirkan.
Apakah anakku punya gangguan tidur?
- Gangguan waktu tidur (Apakah anak sulit jatuh tertidur meskipun sudah waktunya tidur atau sudah di tempat tidur?)
- Mengantuk berlebihan di siang hari (Apakah anak mengantuk di siang hari? Di sekolah? Saat berkendaraan/menyetir?)
- Gangguan bangun di malam hari (Apakah anak sering bangun di malam hari?)
- Gangguan jumlah dan keteraturan tidur (Jam berapa biasanya anak tertidur pada jadwal sekolah? Di akhir pekan? Berapa jam tidur dalam semalam?)
- Gangguan bernapas saat tidur (Apakah anak mengorok tiap tidur?)
Apa yang bisa dilakukan?
- Buatlah harapan dan target yang sesuai bagi si anak.
- Aturlah waktu bangun pagi dan konsisten pada waktu tersebut. Cara ini paling baik untuk memperbaiki pola tidur-bangun si anak.
- Atur waktu tidur dan paksa anak mematuhi jadwal tidur malam dengan beberapa fleksibilitas tergantung aktivitas keluarga dan disesuaikan dengan usia anak.
- Biasakan melakukan ritual sebelum naik ke tempat tidur agar tidur lebih mudah.
- Hindari aktivitas berlebihan 1 hingga 2 jam sebelum waktu tidur.
- Hindari minuman berlebihan di malam hari, terutama makanan, minuman, dan obat yang mengandung alkohol atau kafein. Obat tersebut diberikan beberapa jam sebelum waktu tidur.
- Siapkan lingkungan tidur yang sepi dan gelap tanpa televisi, telefon, radio, atau komputer (internet atau games).
- Pastikan suhu cukup dingin.
- Pastikan anak dapat tidur tanpa bantuan siapapun atau apapun, misalnya harus ditemani orang tua atau televisi harus menyala.
- Tidur yang baik adalah tidur yang cukup dan tidak berlebihan sesuai usianya.
- Jumlah jam tidur siang harus disesuaikan dengan perkembangan anak agar anak tetap dapat tidur malam hari.
Referensi:
- American Academy of pediatrics. Millman, RP. Excesssive Sleepiness in adolescents and young adults: causes, consequences, and treatment strategies. Pediatrics 115: 6(2005): 1774-83
- The Pediatric Clinic of North America. Glaze DG. Childhood insomnia: why Chris can’t sleep. Pediatr Clin N Am 51 (2004): 33-50
- Hansen, M, Janssen, I, Schiff A, CZ Phyllis, Dubocovich ML. The Impact of School daily schedule on adolescent sleep. Pediatrics 115: 6(2005): 1555-61
- Diadaptasi dari tabel “BEARS”: A Sample Sleep History, terdapat dalam: Amerian Academy of Pediatrics. Excessive Sleepiness in adolescents and young adults: causes, consequences, and treatment strategies. Pediatrics 2005; 115:6.p1782