[quote type=”center”]Nyamuk bisa menggigit di manapun. Pastikan lindungi kulit lembut anak Anda dengan mengolesinya krim anti nyamuk. Tetapi, amankah untuknya ?[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]T[/dropcap]ak ada tempat untuk bersembunyi dari nyamuk. Nyamuk bisa mendeteksi di mana manusia berada lewat rangsang indranya yang sensitif, termasuk penglihatan, suhu, ataupun penciumannnya. Apalagi bila kita bergerak atau berpakaian gelap, nyamuk akan langsung menghampiri.
Selama ini penelitian banyak memfokuskan pada karbondioksida dan asam laktat yang dikeluarkan tubuh yang ternyata paling menarik nyamuk. Konon, karbondioksida yang dikeluarkan manusia bisa dideteksi nyamuk dari jarak 36 meter. Kombinasi asam laktat dan karbondioksida ternyata juga bisa tertangkap oleh antena nyamuk.
Nyamuk senang dengan suhu dan kelembaban kulit tertentu. Orang yang berkulit kering ternyata kurang menarik untuk nyamuk. Makanya nyamuk senang dengan anak-anak, mungkin disebabkan kelembaban kulitnya. Sedangkan orang yang mengeluarkan bau tertentu dari kelenjar kulitnya – juga memakai parfum, sabun, losion, ataupun shampo tertentu- bisa membuat nyamuk jatuh cinta.
Repellent Pencegah Nyamuk
Untuk menghindarkan diri dari sengatan nyamuk yang menyakitkan, beberapa orang memilih obat anti nyamuk (repellent), baik berbentuk semprot maupun krim.
Beberapa jenis tanaman seperti citronella, geranium, lavender, pinus, kayuputih, mawar, bawang, peppermint, ataupun kayumanis juga dilaporkan juga menjadi repellent alami. Tetapi yang banyak diteliti adalah tanaman Citronella.
Dengan konsentrasi 5% dapat melindungi gigitan nyamuk Aedes aegypti selama 1,9 jam. Campuran minyak geranium, minyak kelapa, dan minyak kacang kedelai juga dilaporkan dapat melindungi tubuh dari nyamuk demam berdarah sebanyak 97% selama sekitar 3,5 jam. Namun, kebanyakan anti nyamuk ini terbuat dari DEET (N, N-Diethyl-3-Methylbenzamide) yang masa kerjanya lebih panjang disbanding yang alamiah.
Zat lain dari tanaman yang banyak diteliti adalah pyrethrum. Zat ini sudah dapat dibuat manusia dengan nama permethrin, insektisida yang cukup banyak dipakai sebagai obat anti nyamuk di pasaran. Pyrethrum diambil dari sejenis tanaman bunga daisy.
Permethrin memang tidak dioleskan langsung ke kulit, kebanyakan dioleskan atau disemprotkan ke pakaian atau kain. Kerjanya mengganggu sistem saraf serangga namun untuk manusia, zat ini cukup aman. Kombinasi permethrin yang disemprotkan di pakaiandan DEET yang dioleskan di kulit melindungi hingga 99,9% selama lebih dari 8 jam, bahkan bila gigitan nyamuk sangat banyak.
Mempan tidaknya repellent juga tergantung dari cara pemakaiannya –apakah frekuensinya sering dan merata-, jumlah dan jenis serangga yang dihindari, faktor genetik dan tingkat aktivitas si pemakai. Jika pemakai banyak bergerak atau suhu meningkat 100C, efektivitas repellent akan berkurang 50%. Artinya waktu kerjanya akan memendek separuhnya. Selain itu, nyamuk juga masih mungkin menggigit bila repellent tidak dioleskan merata di kulit yang terbuka.
Amankah buat Si Cilik ?
American Academy of pediatrics merekomendasikan obat oles anti nyamuk untuk anak-anak sebaiknya mengandung DEET (N, N-Diethyl-3-Methylbenzamide) tak lebih dari 10%. Untuk orang dewasa, kandungan DEET 10-35% sudah cukup pada pemakaian sehari-hari.
Dengan formula yang lebih baru, DEET dengan konsentrasi rendah sudah dapat mencegah gigitan nyamuk untuk jangka waktu cukup lama. Zat DEET juga cukup ampuh menghindari nyamuk demam berdarah Aedes aegepty dan Aedes albopictus. Lebih dari 200 juta orang tiap tahunnya konon memakai repellent jenis ini di seluruh dunia.
Meskipun tergolong aman, DEET haruslah dioleskan hati-hati karena dapat merusak bahan plastik, kain (rayon, spandex, kain sintetis), dan bahan kulit. DEET juga terbukti dapat diserap tubuh, meskipun kadarnya amat kecil. Dalam dosis yang tinggi, dipakai berlebihan atau pada pemakaian jangka panjang, DEET juga bisa bersifat racun. Selaput lendir seperti mata atau mulut sebaiknya dihindari meskipun penelitian menunjukkan sebagian besar efeknya tidak terlalu berbahaya.
Tip Aman Gunakan Repellent Krim
- Oleskan repellent secukupnya sampai menutupi kulit yang terbuka.
- Oleskan hanya di daerah yang terbuka, baik kulit, pakaian, atau kedua-duanya, jangan mengoleskan di kulit yang tertutup pakaian.
- Hindari kontak repellent dengan mata atau mulut. Untuk mencegah hal tersebut, jangan memakaikan repellent ke telapak atau punggung tangan anak kecil.
- Cucilah telapak tangan yang digunakan untuk mengoles repellent guna mencegah kontak dengan mata, mulut, atau kelamin.
- Jangan oleskan repellent di atas luka, kulit yang meradang, atau menderita eksim.
- Bila menggunakan repellent yang disemprotkan, hindari menghirup formula tersebut dan hindari area mata.
- Pengolesan atau penyemprotan yang terlalu sering pada kulit tidaklah diperlukan. Jadi tak perlu terlalu sering bolak-balik mengoleskan repellent.
- Bila repellent terlanjur dioleskan di atas luka atau kulit yang terbuka, segeralah cuci area kulit yang terkena dengan sabun dan air.
Referensi :
- Fradin MS. Mosquitoes and Mosquito Repellents: A Clinician’s guide. Ann Intern Med. 1998; 128:11.p931-940.
- U.S. Environmental Protection Agency, Office of Pesticide Programs. Using Insect Repellents Safely (EPA-735/F-93-052R). Washington, DC: U.S. Environmental Protection Agency; 1996.