[pullquote]Agar terjadi interaksi sosial dan menyalurkan energinya secara positif, berikan aktivitas yang tepat bagi anak dengan ADHD.[/pullquote]
Attention deficit hyperactivity disorders (ADHD) merupakan suatu gangguan perilaku yang ditandai dengan kurangnya perhatian(inatensi), aktivitas berlebihan (overaktif) dan perilaku impulsif yang tidak sesuai dengan anak pada umumnya. Pada anak usia sekolah, ADHD terlihat dalam bentuk gangguan akademik dan interaksi sosial dengan teman.
Kurangnya perhatian adalah gejala khas anak ADHD. Biasanya anak selalu gagal memberi perhatian yang cukup terhadap detil, sehingga selalu membuat kesalahan karena ceroboh saat mengerjakan pekerjaan sekolah, bekerja atau beraktivitas lain. Anak ADHD juga sulit mempertahankan pemusatan perhatian saat bermain atau bekerja. Sering seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara.
Gejala kedua yang harus diwaspadai adalah hiperaktivitas yang menetap selama 6 bulan atau lebih dengan derajat berat dan tidak sesuai dengan umur perkembangan. Gejala hiperaktivitas itu di antaranya anak sering bermain jari atau tidak dapat duduk diam. Ia sering kali meninggalkan kelasnya atau situasi lain yang memerlukan duduk diam di kursi. Anak juga sering lari dan memanjat berlebihan di situasi yang tidak tepat, selalu bergerak seperti didorong motor.
Sedangkan pada gejala impulsivitas, anak sering menjawab sebelum pertanyaan selesai ditanyakan, sering sulit menunggu giliran, dan sering menginterupsi atau mengganggu anak lain, misalnya menyela suatu percakapan. Anak ADHD biasanya memiliki perilaku yang sulit diatur. Tapi dengan melakukan aktivitas fisik bisa membantu memperbaiki perilakunya.
Perbanyak aktivitas
Sebuah program kegiatan fisik yang terstruktur bisa membantu meningkatkan kapasitas otot, keterampilan motorik, penilaian perilaku serta kemampuan dalam memproses informasi pada anak ADHD.
Anak-anak dengan ADHD biasanya bersikap hiperaktif dengan berbagai stimulan serta mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian. Beberapa anak ADHD kadang sering dianggap sebagai anak yang nakal, padahal kenyataannya tidak.
Peneliti Claude Berthiaume, Phillip Gardiner dan Louise Beliveau mendaftarkan 10 anak dalam program aktivitas fisik yang mencakup pemanasan, aktivitas aerobik, latihan otot, keterampilan motorik dan pendinginan.
Masing-masing sesi aktivitas fisik ini dimulai dengan intensitas ringan, sedang sampai yang tinggi secara bertahap, sepanjang sesi ini anak ADHD diamati denyut jantungnya melalui monitor.
Tip buat orangtua :
- Coba arahkan buah hati Anda untuk menyelesaikan tugas kecil. Pekerjaan yang diselesaikan dengan baik, tidak peduli seberapa kecil adalah lebih baik daripada proyek besar yang tidak selesai. Kemandirian memang harus didorong, tetapi anak ADHD secara khusus membutuhkan orang dewasa untuk mendukung dan memberikan rasa aman kepada mereka.
- Dengarkan mereka dan cermati apakah mereka salah membaca situasi, bereaksi berlebihan, dan cepat merasa terganggu. Ini dapat membuat ia menjadi ‘mangsa’ empuk teman-temannya.
- Cobalah mendengar pandangan anak terhadap suatu situasi dan lakukan pendekatan yang empatik dan suportif. Doronglah rasa memilikinya terhadap kelas, sekolah, dan memberi kontribusi. Dukunglah ia dalam kegiatannya, baik di dalam maupun di luar sekolah, dan puji serta akuilah prestasinya sekecil apapun. Libatkan anak meskipun dalam aktivitas yang sederhana sekalipun.
- Berusahalah untuk membuat anak ADHD berbeda, lebih baik ajarkan mereka untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan melakukan sesuatu sesuai kemampuan mereka. Dengan dukungan yang baik, anak ADHD dapat memperlihatkan kemampuannya yang lain dan semakin berkembang.