[pullquote]Pada prinsipnya, bayi berusia di bawah enam bulan hanya boleh mengonsumsi ASI. Air putih tidak dianjurkan untuk bayi-bayi kecil.[pullquote]
Berikut alasannya :
- Air putih yang diberikan belum terjamin sterilitas dan keamanannya. Air putih kadang mengandung zat-zat mineral yang mungkin berlebihan untuk bayi berukuran kecil (bayi baru lahir)
- Pada kasus yang jarang, bisa terjadi “keracunan” air, yaitu pemberian air putih yang berlebihan bisa menyebabkan gangguan garam darah tubuh yang menyebabkan sel-sel tubuh membengkak.
- Anak menjadi lebih kenyang dan pada akhirnya tak mau minum ASI
- Air putih tidak mengandung kalori sehingga pemberiannya bisa menyebabkan kekurangan gizi.
- Pemberian sedikit saja mungkin tidak berbahaya pada kondisi khusus, misalnya satu dua suap setelah anak minum obat, tetapi tetap konsultasikan terlebih dahulu pada dokter.
Bagaimana bila anak tak mendapat ASI?
Pada anak yang tak mendapat ASI, pemberian susu formula tentu membutuhkan air. Pemberian ini diperbolehkan sesuai takaran, namun pemberian air terlalu banyak (susu terlalu encer) juga bisa meningkatkan risiko “keracunan” dan menyebabkan kekurangan gizi. Pada beberapa kasus, mungkin saja pengenceran ini diperlukan untuk kondisi medis tertentu, tetapi sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak Anda.
Bagaimana pemberian air untuk anak diare?
Pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif (0-6 bulan), jarang mengalami diare. Apabila terjadi diare, ASI tetap menjadi pilihan pertama untuk menggantikan cairan. Jika ASI kurang, dianjurkan cairan rehidrasi oral yang mengandung elektrolit. ASI sendiri mengandung sekitar 88% air, sehingga cukup untuk menggantikan cairan yang hilang lewat diare.
Pemberian air putih untuk usia enam bulan ke atas
Pemberian air putih untuk si kecil yang berusia 6 bulan ke atas sudah diperbolehkan. Hal ini untuk memudahkannya menelan makanan atau diberikan setelah makan, namun tetap tak boleh terlalu banyak. Saat anak mulai belajar minum dari cangkir, air putih boleh saja diberikan beberapa kali dalam sehari, terutama setelah makan. Kebanyakan minum air putih bisa menyebabkan anak sakit perut dan terlalu kenyang untuk makan. Air putih dalam hal ini termasuk air yang dicampur dengan teh dan gula.
Berbeda bila si kecil telah berusia satu tahun, pemberian air putih sudah dapat dibebaskan apalagi anak sudah dapat menolak atau menginginkan sesuatu. Hingga ia dapat minum air putih sesuka hatinya. Bahkan, pada usia ini, air putih lebih baik daripada minuman bersoda atau minuman manis yang bisa menyebabkan kegemukan atau kerusakan gigi