Mengapa bayi menangis? Karena bayi tidak dapat berbicara untuk mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya, sehingga menangis adalah satu-satunya cara bayi berkomunikasi. Walaupun menangis adalah alamiah, namun hal ini bisa menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan, stressful, dan membuat putus asa. Mempelajari lebih jauh mengapa bayi menangis dapat membantu ibu untuk dapat bersikap sabar dan percaya diri dalam usaha memenuhi kebutuhan bayi.
Cara bayi berkomunikasi
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]M[/dropcap]enangis adalah cara bayi menyampaikan keinginan dan kebutuhannya. Bayi belum mempunyai kata-kata untuk mengatakan apa yang dia butuhkan, apa yang dia sukai, dan apa yang dia rasakan. Bayi mempunyai bahasanya sendiri. Menendang-nendang, melambaikan tangan, memutar kepala, dan berbagai macam tangisannya adalah “kata-kata” bayi. Menghadapi bayi yang menangis dan tidak dapat menghentikan tangisannya menjadi pengalaman yang sangat tidak menyenangkan. Walaupun demikian, dengan pengamatan yang baik, kesabaran, dan pengalaman mencoba berbagai hal yang berbeda, Anda akan belajar banyak dalam mengetahui apa yang bayi Anda ingin katakan.
Beberapa situasi dapat menyulitkan Anda untuk mengerti apa yang bayi Anda ingin katakan. Contohnya, tangisan bayi prematur kadang-kadang lebih sulit dimengerti penyebabnya dibandingkan tangisan bayi yang lahir cukup bulan. Begitu pula dengan bayi sakit, yang tangisannya lebih sulit dimengerti dibandingkan tangisan bayi sehat. Walaupun dalam situasi dan kondisi seperti ini, Anda dapat belajar banyak untuk mengerti apa yang bayi Anda butuhkan.
Macam-macam tangisan bayi
“Aku lapar…”
Bayi Anda akan mulai menangis jika lapar. Tangisannya akan berulang-ulang. Pertama, ia menangis lalu berhenti sejenak untuk mengambil napas, menangis lagi, berhenti sejenak untuk mengambil nafas, demikian seterusnya. Tangisan karena lapar biasanya akan berlangsung terus menerus, iramanya teratur, dan lama kelamaan bertambah keras. Cek kapan bayi Anda terakhir minum susu. Hal ini akan mempermudah untuk mengetahui apakah bayi memang menangis karena rasa lapar.
“Popokku basah…”
Seperti halnya orang dewasa, bayi akan lebih nyaman jika pakaiannya bersih dan kering. Begitu pula dengan popoknya. Jika popoknya basah atau kotor, bayi akan menangis untuk mengatakan bahwa dia merasa tidak nyaman dan ingin popoknya segera diganti. Tangisan bayi seperti ini biasanya perlahan namun lama kelamaan makin keras sehingga mirip tangisan lapar. Anda bisa mengingat terlebih dahulu kapan terakhir kali bayi Anda diberi susu dan perhatikan apakah bayi Anda menggelutkan badannya di tempat tidur. Jika bayi Anda bersikap seperti ini, bayi Anda sangat mungkin memerlukan popok baru yang bersih.
“Aku lelah…”
Bayi biasanya lebih cengeng jika kelelahan. Tangisan bayi biasanya merengek, terus menerus, diikuti dengan gerakan tangan yang menggosok-gosok pada mata dan wajah, serta memutar kepalanya dari satu sisi ke sisi lainnya. Anda dapat menghindari hal ini dengan selalu menetapkan waktu tidur secara rutin agar bayi dapat beristirahat. Perlu diingat bahwa bayi baru lahir memerlukan waktu 16 jam untuk tidur setiap harinya. Beberapa bayi lainnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Bila bayi Anda terlihat kelelahan atau mengantuk, ayunlah atau berikan usapan yang menenangkan sampai akhirnya dia tertidur lelap.
“Aku bosan dan ingin bermain…”
Tangisan bayi saat merasa bosan biasanya pendek-pendek dan diselingi dengan keheningan. Cobalah ajak bayi Anda bermain. Berikan buku-buku bergambar atau mainan yang menarik. Andapun bisa mencoba untuk membawa bayi Anda berjalan-jalan di luar rumah, atau mengajaknya berkeliling dengan kendaraan Anda atau ikutkan dalam aktivitas Anda. Tangisnya akan berlanjut jika Anda tidak segera mendekatinya dan mengajaknya bermain.
“Aku sakit perut…”
Bayi sering menangis karena kolik. Kolik merupakan salah satu gangguan pencernaan yang sering dialami pada 3 bulan pertama kehidupan dan biasanya terjadi pada sore hari menjelang malam. Kolik bersifat hilang timbul. Oleh karena itu, tangisan kolik bersifat episodik. suatu saat timbul, suatu saat hilang, tapi hanya satu atau dua menit, lalu menangis lagi. Biasanya diikuti dengan muka memerah, perut menegang, menarik kakinya, dan mengepalkan tangannya, kadang disertai buang angin. Menenangkan bayi yang sedang kolik tidak mudah, karena bayi sedang kesakitan cobalah untuk meringankan kesakitannya dengan mengendong dan mengayunkan perlahan, nyanyikan lagu yang lembut, usaplah punggung atau perutnya. Bila berlanjut bawalah ke dokter secepatnya.
Referensi :
- Woolfson R. Your Child’s Body Language.
- Abbell E. Infant Crying. Auburn University, 1996.
- http://www.mayoclinic.com/health/healthy-baby/PR00037