[pullquote]Ketika hidung ideal tak dimiliki. Kekurangan pun dapat disempurnakan bentuknya dengan jalan rhinoplasty.[/pullquote]
Rhinoplasty adalah tindakan bedah rekontruksi untuk memperbaiki bentuk estetik dan fungsi hidung. Rhinoplasty merupakan salah satu jenis operasi yang paling popular di dunia, termasuk di Indonesia. Di Amerika serikat tercatat setidaknya 244.000 operasi rhinoplasty dilakukan pada tahun 2011.
Dilihat dari segi estetiknya manfaat rhinoplasty adalah untuk memancungkan hidung atau merubah bentuk hidung sesuai yang diinginkan seseorang. Sedangkan dari segi fungsi rhinoplasty bermanfaat untuk memperbaiki fungsi pernafasan.
Prosedur rhinoplasty
- Dokter mendalami fitur wajah pasiennya sehingga mendapatkan bentuk sesuai keinginan pasien. Selanjutnya dokter akan menentukan teknik apa yang akan digunakan.
- Informed consent: dokter menginformasikan kepada pasien tentang rhinoplasty, lamanya tindakan, proses pemulihan pascaoperasi, hingga risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dari tindakan rhinoplasty. Informed consent penting dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri pasien dan juga dokter sebelum tindakan rhinoplasty.
- Foto hidung: dari arah depan, arah samping kiri-kanan, arah miring kanan-kiri serta dari arah bawah. Hal ini bertujuan untuk menilai simetrisitas, proporsi hidung, serta melihat ada tidaknya kelainan pada hidung. Prosedur foto ini juga turut menentukan teknik operasi yang akan ditempuh.
Material untuk rhinoplasty
Dokter akan menggunakan material tambahan (implant) untuk membentuk hidung. Bahan sintetik yang digunakan sebagai implant terbuat dari silon padat yang dibentuk. Sementara bahan tambahan lain akan diambil dari tubuh pasien (tulang rawan telinga atau tulang iga pasien). Kedua bahan tersebut apabila dikombinasikan akan membuat tampilan hidung lebih alami.
Konsultan : Dr. Sidik Setiamihardja, Sp.BP – RSKB Bina Estetika Jakarta