[pullquote]Menstruasi lama dan banyak bisa jadi satu keluhan di sepanjang hidup seorang wanita. Pada masa-masa ketika terdapat perubahan hormonal seperti perimenopause, hal ini lebih mungkin terjadi.[/pullquote]
Dalam satu siklus menstruasi, ketika sel telur bertemu sperma menjadi sel zigot, rahim bersiap menjadi tempat zigot yang akan menjadi calon janin. Rahim menyediakan nutrisi melalui pelebaran pembuluh darah dan zat-zat yang diperlukan lewat penebalan dinding rahim bagian dalam (endometrium). Bila tidak ada zigot yang terbentuk, penebalan ini akan luruh menjadi menstruasi. Siklus ini terjadi karena peran dua hormon utama yaitu hormon estrogen dan progesteron. Namun bila dinding rahim terus menerus menebal, terjadi penebalan yang tidak normal—disebut hiperplasia endometrium. Akibatnya, menstruasi menjadi tidak beraturan.
Hiperplasia endometrium bisa terjadi akibat estrogen yang berlebihan dibanding progesteron, dan biasanya tanpa disertai keluarnya sel telur. Selain mengganggu ibadah, kelainan ini bisa menyebabkan kekurangan darah, bahkan sebagian kecil kasus bisa berkembang menjadi keganasan.
Kapan perlu curiga?
- Siklus menstruasi tidak normal. Bisa berupa flek yang sering, menstruasi yang melebihi pola biasa, darah menstruasi yang banyak hingga banyak sekali mengganti pembalut, dapat didahului dengan periode sedikit atau bahkan tidak menstruasi.
- Bisa terjadi pada usia reproduktif, tetapi paling sering pada masa perimenopouse.
Apakah perlu kuret?
Pertama-tama dokter akan memperkirakan tebal dinding endometrium lewat ultrasonografi vagina. Sembilan puluh sembilan persen pada mereka dengan tebal dinding endometrium kurang dari 5 mm ternyata bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Selanjutnya, bila perlu, melalui anestesi lokal, dilakukan prosedur kuretase, tergantung tebal dinding rahimnya. Mereka yang menstruasinya tidak teratur disarankan kuret, apalagi bila sebelumnya sudah berhenti menstruasi, meskipun USG menunjukkan dinding endometrium masih kurang dari 5 mm.
Kuretase atau penipisan jaringan bagian dalam rahim dapat sebagai pengobatan, sekaligus memastikan apakah jaringan tersebut mengarah pada keganasan atau tidak. Untuk mengetahuinya, diperlukan pemeriksaan patologi klinik. Ini terutama untuk mereka di usia perimenopause dan menopause. Bila mengarah pada keganasan, diperlukan tindakan yang lebih lanjut.
Pilihan tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh dokter tergantung dari usia dan hasil dari kuretase.
- Kuret bisa menjadi langkah menghentikan perdarahan.
- Terapi hormonal seperti hormon progesteron buatan atau pil kontrasepsi kombinasi.
- Pemeriksaan darah untuk melihat banyaknya perdarahan yang terjadi.
- Bila ibu masih ingin punya anak, biasanya diberikan progestin dosis tinggi. Terapi ini memerlukan pengontrolan dan kuretase ulang untuk mengevaluasi hasil pengobatan. Bila hasil kuretase memiliki risiko tinggi keganasan, ibu dianjurkan kontrol setiap 3-6 bulan untuk evaluasi kembali.
- Bila ibu masih muda, gambaran hiperplasia kronik dan sulit mengeluarkan sel telur, bisa dilakukan induksi kehamilan dengan klomifen sitrat.
- Operasi pengangkatan rahim disarankan pada mereka yang tidak ingin punya anak lagi dengan risiko keganasan yang tinggi terutama mereka dengan usia perimenopause atau post menopause.
- Pemasangan alat yang mengandung progestin ke dalam rahim masih terus dikembangkan untuk menghentikan perdarahan.
Referensi:
- Endometrial hyperplasia. In: Lentz, G. M. Lobo, R.A, Gershenson, D. M. Lents: comprehensive gynecology, 6 ed. Elsevier Mosby, Philadelphia 2012.