Olahraga baik bagi kesehatan, namun untuk seorang anak ada step step yang perlu diperhatikan. Jangan sampai mengusik perkembangan motoriknya.
Katanya, anak-anak jaman sekarang paling susah diajak beraktivitas di luar rumah, apalagi diajak berolahraga. Mereka lebih memilih asik dengan gadget dan laptopnya. Eits, jangan pesimis dulu. Ayo teruslah menebar aura positif agar si kecil tertarik untuk berolahraga. Orangtua memiliki peranan penting dalam menumbuhkan minat berolahraga pada anak sejak dini.
Kapan anak siap berolahraga?
Perkembangan motorik anak berawal dari berkembangnya keterampilan motorik dasar, seperti kontrol postural, kemampuan menggenggam, kemampuan lokomosi (berjalan, berlari, melompat), serta kemampuan melempar dan menangkap. Sampai usia 5 tahun keterampilan dasar motorik tersebut belum berkembang sempurna, anak belum mahir memadukan gerakan-gerakan menjadi sebuah gerakan yang kompleks. Setelah menginjak usia 6 tahun, keterampilan tersebut menjadi lebih sempurna dan seorang anak sudah dapat melakukan gerakan kompleks sehingga sudah dapat dilibatkan dalam suatu aktivitas olahraga.
Namun, sebelum sampai di usia 6 tahun, orangtua sebaiknya sudah mulai memperkenalkan bentuk olahraga ringan, misalnya mengajak si kecil bersepeda bersama keliling taman di kompleks, atau berjalan pagi. Cara lainnya adalah dengan mengajak si kecil menyaksikan acara olahraga di televisi, atau secara langsung. Tumbuhkan minat olahraga si kecil secara perlahan. Tentu saja Anda sebagai orangtua juga harus menjadi contoh yang baik.
Anak-anak usia sekolah disarankan melakukan olahraga teratur sesuai dengan tahap tumbuh kembang dan minatnya. Lakukan pendekatan yang tepat agar anak merasa senang dan bukannya terpaksa. Artinya, olahraga tersebut harus memberi kesenangan pada anak dan sebaiknya menomorduakan kompetisi.
Ini catatan pentingnya
- Hindari memaksa anak untuk berolahraga setiap hari. Yang disarankan adalah 3 sampai 4 kali perminggu, dengan durasi 30 menit.
- Anak tidak disarankan terlalu sering berolahraga, untuk menghindari overtraining, overuse injury, atau menimbulkan gangguan tumbuh kembang lainnya.
- Anak usia 6-14 tahun tidak dianjurkan untuk menekuni satu cabang olahraga saja. Lebih baik seorang anak melakukan berbagai latihan yang mengembangkan keterampilan dasar motoriknya sebelum memilih satu jenis olahraga saja.
- Perhatikan asupan nutrisi yang bergizi seimbang.
- Ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kesiapan anak dalam melakukan olahraga.
Nah, ayo ayah ibu ajak si buah hati untuk senang berolahraga.