[pullquote]Anak memiliki kcerdasan lebih dan masuk ke dalam kelas akselerasi, dimana dari sisi usia jelas anak paling muda usia. Persiapkan agar ia tak mengalami kesulitan dengan lingkungan yang lebih dewasa[/pullquote]
Dio anak yang tergolong aktif dan cerdas di sekolah. Di kelas ia selalu mampu menguasai pelajaran dalam waktu yang relatif singkat dan dengan penguasaan yang sangat baik. Begitupun ketika guru menerangkan dia akan membutuhkan penjelasan lebih detail agar benar-benar memahami. Prestasi demi prestasi di bidang akademik pun kerap ia raih hingga mampu mengantarnya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di usianya yang tergolong muda. Yang bahasa awamnya disebut akselerasi.
Bagi para orangtua prestasi Dio tak perlu lagi diragukan dan bahkan patut diacungi jempol. Namun di sisi lain akan timbul pertanyaan akankah Dio mampu menyesuaikan diri dengan teman-temannya yang berbeda usia?
Dukungan orangtua
Anak dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata merupakan anak yang tergolong genius. Mereka tidak memerlukan waktu terlalu lama untuk memecahkan suatu permasalahan dalam mata pelajaran tertentu. Dalam menunjang prestasi akademiknya orangtua juga harus berperan penuh terutama dalam kebutuhan nutrisi sebagai menunjang aktivitas belajarnya.
Diluar itu komunikasi antara anak dan orangtua perlu terus dijaga agar orangtua dapat memantau perkembangan anak dari waktu ke waktu. Selain itu orangtua juga perlu memberi dukungan lain berupa pembekalan intrapersonal skill dan interpersonal skill. Intrapersonal skill dapat mencakup penguasaan akan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis lainnya. Sedangkan interpersonal skill bisa mencakup keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain.
Berada di lingkungan dewasa
Kemampuan anak dapat mengantarnya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dalam beberapa kasus ada anak yang dalam usia 16 sudah harus duduk di bangku perguruan tinggi. Di lingkungan akademik seperti ini tentu menuntut anak untuk bergaul dengan anak-anak lain yang usianya jauh lebih dewasa.
Beberapa masalah yang mungkin muncul;
- Anak kerap dilecehkan dari sisi usia; Anak sering disebut anak bawang sehingga membuat anak terkadang merasa tak berarti.
- Pembicaraan kerap tidak nyambung dikarenakan perbedaan perkembangan fisik dan biologi yang berbeda. Sebagai contohnya adalah ketika anak belum pubertas sementara teman-temannya sudah mengalami pubertas.
Bagaimana anak bersikap?
Bagi para orangtua sebenarnya banyak hal yang perlu dipersiapkan ketika anak hendak terjun ke lingkungan yang lebih dewasa dari usianya. Disini orangtua perlu berperan dalam menanamkan nilai-nilai sebagai benteng bagi anak dalam menentukan langkah dan mengambil keputusan agar tak mudah terseret arus atau mudah terpengaruh. Dalam hal lain penanaman kepercayaan diri juga penting agar anak tak mudah merasa tak berarti ketika berada di lingkungan yang lebih dewasa. Meski demikian anak juga perlu tetap membina hubungan yang baik dengan teman-teman sebayanya.
Konsultan: Ajeng Raviando, Psi