Mendengar namanya, Shibori memang ber’bau’ Jepang. Ini adalah sebuah seni memanipulasi kain untuk mencipta pola dengan metode celup. Anda bebas menciptakan beragam motif sesuai selera.
Sepintas, teknik Shibori mirip dengan jumputan atau tie-dye yang asli Indonesia. Ya, teknik tie-dye memang dikenal di berbagai penjuru dunia termasuk India dan jepang. Orang Jepang mengenal jumputan sebagai ‘shibori’. Walaupun tekniknya sama, hasilnya agak berbeda karena shibori dibuat dari ikatan-ikatan kecil dan berkesan rumit.
Shibori dikenal di Jepang sejak 1300 tahun lalu, terutama shibori ‘Kyo-Kanoko’ yang terbuat dari sutra. Bahkan untuk melestarikan shibori, di Kyoto didirikan museum Shibori untuk memperkenalkan seni ini ke masyarakat Jepang sendiri dan ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Ya, teknik pewarnaan celup memang sudah ada sejak jaman kuno di berbagai negara. Namun istilah tie dye baru populer tahun 60-an di Amerika. Di Indonesia sendiri teknik serupa dalam membatik dilakukan di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda, seperti pelangi atau cinde di Palembang, tritik atau jumputan di Jawa dan sasirangan di Banjarmasin.
Seni manipulasi kain
Shibori merupakan seni memanipulasi kain untuk menciptakan pola melalui metode pewarnaan celup. Proses ini melibatkan teknik mengikat, melipat, memutar atau menekan. Gabungan teknik tersebut pula yang memberikan bentukan unik dalam pola Shibori.
Teknik Shibori ada beragam macam, diantaranya yang terkenal dan paling sering digunakan yaitu Kanoko Shibori, Miura Shibori, Kumo Shibori, Nui Shibori, Arashi Shibori dan Itajime Shibori. Masing-masing teknik menghasilkan pola yang unik dan berbeda, aplikasinya pun juga berbeda.
Kanoko shibori
Shibori ini menggunakan benang untuk mengikat bagian tertentu pada kain sesuai pola yang diinginkan. Secara keseluruhan teknik ini menggabungkan teknik ikat, lipat dan gantung. Pola bergantung pada seberapa erat kain terikat dan dimana kain terikat. Kanoko Shibori menghasilkan pola lingkaran acak.
Miura shibori
Teknik Miura Shibori merupakan teknik yang paling sering digunakan karena paling mudah. Tidak ada simpul yang digunakan sehingga akan sangat mudah untuk mengikat dan melonggarkan kain dengan tali. Hasilnya adalah desain pola yang seperti air.
Kumo shibori
Kumo shibori melibatkan bagian lipatan kain yang sangat halus dan merata. Kain juga diikat sangat rapat sehingga dihasilkan desain berbentuk laba-laba.
Nui shibori
Pola Shibori Nui dibuat dengan dijahit. Satu alur jahitan sederhana ditarik dengan kuat. Teknik ini cukup sulit dan memakan waktu tapi menghasilkan pola sesuai harapan Anda.
Arashi shibori
Arashi shibori dikenal sebagai Shibori pembungkus tiang karena tekniknya melibatkan tiang yang dibungkus. Kain diikat erat pada tiang dan menghasilkan lipit dengan motif diagonal mirip hujan deras. Arashi sendiri berarti badai dalam bahasa Jepang.
Itajime shibori
Secara tradisional teknik ini menggunakan kain yang dijepit diantara dua potong kayu seperti sandwich lalu diikat dengan tali.
Tertarik yang mana? Bila ingin motif dan warna sesuai selera, Anda bisa mencoba membuat shibori sendiri. Ikuti langkahnya, untuk hasil yang sesuai selera.
Link youtube DIY membuat itajime shibori – womantalk.com https://www.youtube.com/watch?v=ix7YTER33Wc