[quote type=”center”]Setiap orang membutuhkan waktu istirahat. Begitu juga dengan anak-anak. Dengan makin padatnya jam belajar di sekolah, ditambah dengan jam masuk sekolah yang lebih awal, tak pelak pentingnya jam istirahat bagi para siswa perlu dikaji kembali.[/quote]
Apa fungsinya?
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]J[/dropcap]am istirahat yang dalam bahasa Inggris disebut dengan school recess atau school break ini merupakan istilah umum untuk menyebut periode waktu tertentu di mana para siswa berhenti sejenak dari tugas-tugasnya. Pengadaan jam istirahat seperti ini dicetuskan pertama kali oleh Amos Bronson Alcott, seorang pendidik berkebangsaan Amerika kelahiran tahun 1799, yang menginginkan para muridnya memiliki waktu untuk permainan fisik yang aktif dan waktu untuk mengobrol.
Menurut Dr. Endang Soelistiyowati, M.Pd, jam istirahat sekolah memiliki fungsi menurunkan ketegangan otot-otot dan mengurangi rasa bosan sehingga siswa bisa segar kembali dan siap menerima pelajaran selanjutnya. Pada waktu istirahat yang ditentukan, para siswa bisa memanfaatkannya untuk mengembalikan kepenatan yang dirasakan saat menyerap pelajaran-pelajaran sebelumnya. Waktu istirahat yang berkonotasi sebagai waktu bermain adalah penting bagi perkembangan anak, tidak hanya kemampuan fisik, namun juga kemampuan intelektual, sosial dan moral.
Doktor Endang, pakar pendidikan alumnus Universitas Negeri Yogyakarta bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan yang juga dosen Universitas Gadjah Mada ini memaparkan bahwa umumnya sekolah memberikan jeda sekitar 15 menit untuk setiap 3 x 45 menit pelajaran berlangsung. Semasa jeda tersebut, para siswa diperkenankan keluar kelas untuk makan, minum atau beraktifitas non-pelajaran sejenak.
Bagi siswa Sekolah Dasar, biasanya mereka memanfaatkan jeda waktu ini untuk bermain bersama teman-temannya, misalnya bermain bekel bagi putri dan main kejar-kejaran bagi putra. Untuk siswa yang lebih tinggi kelasnya, mereka cenderung memanfaatkan waktu istirahat ini untuk mengobrol dengan teman-temannya, misalnya seputar game-game atau gadget-gadget terbaru hingga fitur paling gres dalam gadget Blackberry yang mereka miliki.
Jam istirahat tambahan 30 menit pun bisa diberikan bagi para siswa yang ikut pelajaran tambahan di sekolah di siang hari. Pada jeda waktu setelah jam sekolah usai ini biasanya digunakan untuk makan siang sebelum mereka kembali masuk ke ruang kelas untuk memulai pelajaran tambahan yang umumnya berdurasi 90 menit.
Jam istirahat cukup
Endang menegaskan waktu istirahat 15 menit cukup ideal bagi para siswa untuk makan dan minum sekadarnya. Jumlah tersebut sebenarnya cukup karena jika diberikan waktu yang lebih lama, maka para siswa hanya akan menggunakannya untuk bermain yang berarti akan menguras tenaga mereka sehingga mereka justru akan kelelahan dan kurang bisa berkonsentrasi mengikuti pelajaran di kelas.
Menurutnya ini berdasarkan pada The Law of Readiness yang dicetuskan oleh Edward L. Thorndike, seorang psikolog Amerika yang menyebutkan bahwa proses belajar mengajar juga akan mengalami kesulitan jika pembelajar tidak siap, karena siswa merasa terpaksa melakukan sesuatu yang tidak diinginkannya. Jadi, jika para siswa telah selesai makan dan minum serta tidak ada kegiatan lainnya selama waktu istirahat yang lebih dari 15 menit, maka siswa cenderung akan memilih permainan yang menguras energi tetapi menyenangkan baginya. Ketika jam istirahat (yang lebih dari 15 menit) itu berakhir, padahal siswa belum ingin mengakhiri permainan serunya, maka muncullah keengganan untuk menerima pelajaran karena pikiran yang masih fokus pada permainan tadi. Lebih baik waktu istirahat dipecah menjadi 2 kali, yang masing-masing berdurasi 15 menit.
Manfaatkan jam istirahat
- Bekali anak dengan makanan/minuman secukupnya agar tidak haus dan lapar di sekolah. Sebaiknya bawakan bekal praktis yang tidak merepotkan. Sebaiknya hindari makanan berkuah.
- Tekankan pada anak bahwa jam istirahat sebaiknya dimanfaatkan untuk pergi ke toilet, mencuci tangan, atau makan/minum. Diharapkan anak akan mampu melepaskan beban pelajaran sejenak sekaligus mengendurkan otot tangan, kaki dan badan serta otak dan lebih siap menerima pelajaran selanjutnya.
- Bila masih ada waktu luang, sarankan anak mengunjungi perpustakaan sekolah atau lab komputer (jika memungkinkan).
- Bagi para pendidik, doronglah anak didik melakukan kegiatan atau permainan yang melibatkan banyak anak, dengan membaginya dalam beberapa kelompok kecil. Pilih permainan fisik sederhana yang dipahami semua anak dan yang tidak menekankan ‘perolehan angka’ semata. Penelitian membuktikan bahwa permainan fisik seperti ini akan mengurangi jumlah anak obesitas.
Nah, ternyata waktu istirahat menyimpan banyak manfaat. Tinggal bagaimana sekolah menerapkan aturan yang tepat dan orang tua mengarahkan kegiatan yang positif bagi anak.