Mendidik anak agar mandiri memang baik, namun orang tua juga perlu mengawal proses pendidikan anak dalam beberapa hal.
Selama ini banyak orangtua yang beranggapan bahwa dengan memasukkan anak di sekolah mahal maka anak sudah mendapatkan pendidikan yang baik. Ketika nilai akademik tak cukup memuaskan, orangtua tinggal mengirim anak ke kursus bimbel atau memanggil guru privat maka semua urusan menjadi beres.
Beranggapan bahwa masalah pendidikan anak semata urusan pendidik dan sekolah formal mungkin bukan sikap yang tepat. Dalam suatu proses pendidikan yang panjang, saat anak baru melihat terang dunia, anak belajar bicara hingga berjalan, orangtua adalah guru pertama mereka.
Seiring bertambahnya usia anak memasuki dunia pendidikan, hal yang dipelajari pun berubah lebih berhubungan pada yang bersifat teknis akademis. Dari sini peran orangtua mulai sedikit berkurang karena berbagai kondisi yang melatar belakangi, mulai dari kurangnya pemahaman akan materi yang diajarkan pada anak di sekolah, alasan kesibukan ataupun yang lainnya. Meski tidak mendidik secara akademis tapi paling tidak orang tua memberi ruang bagi anak untuk meraih prestasi sesuai kemampuannya.
Dua poin penting berikut dapat dijadikan orangtua sebagai pijakan.
Hal yang perlu dipahami orangtua
1. Nilai dan prestasi bukan yang utama
Sebagai orangtua jangan pernah mendoktrin bahwa anak harus selalu memberikan hasil yang terbaik dan sempurna. Tanamkan bahwa anak selalu perlu mengupayakan yang terbaik dan ketika mereka belum mampu memberi terbaik berikan motivasi dan jangan malah dicela. Tindakan yang bersifat menekan justru memberi efek yang kurang baik pada anak.
2. Pahami kemampuan dan dukung potensi anak
Komunikasi penting untuk membangun kedekatan emosi bersama perlu diupayakan orang tua. Tanyakan kondisi anak di sekolah, bagaimana cara guru menjelaskan dan kesulitan apa yang ditemui di sekolah. Dari jawaban yang diberikan anak, orangtua dapat memahami kemampuan anak. Begitupun ketika anak memiliki potensi lain di luar bidang akademik, orangtua bisa mengikutsertakan anak pada kelas khusus yang diminatinya.
Yang perlu dilakukan orangtua
1. Waktu untuk anak
Pendidikan adalah bekal masa depan anak. Dalam hal ini orangtua harus benar-benar mencurahkan waktu untuk memberi perhatian khusus bagi pendidikan anak dan bukan menyisihkan sisa waktu. Berikan waktu bersama anak, manfaatkan momen ini menyelipkan hal-hal yang bersifat mendidik misalkan pendidikan kesopanan, menambah wawasannya dan lainnya.
2. Komite orang tua
Komite orang tua dibentuk sebagai sarana melting pot (titik lebur) sebagai jembatan antara orang tua dengan sekolah. Komite ini biasa mengadakan pertemuan guru dan orang tua untuk membahas berbagai hal seputar proses pembelajaran di sekolah. Orang tua yang tak selalu bisa mendampingi anak dalam proses pendidikan bisa mendapat informasi melalui komite.
Beri kesempatan anak berkembang
Sebagai orang tua Anda tentu memahami bagaimana karakter anak, apa yang ia kuasai, apa kelemahannya dan pola belajar apa yang sesuai dengan anak. Beri anak kesempatan, biarkan rasa ingin tahunya berkembang, jangan pernah mematahkan rasa ingin tahunya (curiousity). Ketika anak bertanya berikan jawaban yang logis dan dapat dipahami anak. Berikan ruang anak untuk berargumentasi, dan mengemukakan pendapatnya.
Mari para orang tua intropeksi diri Anda, sudahkah memberikan dukungan terbaik bagi pendidikan anak? Jangan sampai terlambat dan menyesal kemudian!
Referensi:
- Sahabat Keluarga.Kemdikbud
- Edu Center