[quote type=”center”]Begitu beragam masalah kesehatan dalam organ intim perempuan. Salah satunya polip endometrium. Apa itu ?[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]iska khawatir karena sering menemukan bercak kemerahan di pakaian dalamnya. Setelah berkonsultasi ternyata ia disarankan untuk operasi, karena hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dokter menemukan adanya polip di organ intimnya. Apa itu polip? Apakah rentan ke arah keganasan ?
Polip endometrium
Polip jenis ini letaknya berada di dinding lapisan dalam rahim (endometrium)—karenanya disebut sebagai polip endometrium–menonjol ke rongga rahim. Berbentuk benjolan dengan (biasanya) tangkai (pedunculated), walau ada yang tanpa tangkai. Berukuran beberapa milimeter sampai dengan centimeter. Bila bertangkai dan besar bisa mencapai dan menonjol di mulut rahim.
Polip endometrium biasanya terjadi pada fundus dan dapat melekat dengan adanya tangkai yang ramping (bertangkai) atau dasar yang lebar (tidak bertangkai). Kadang-kadang polip prolaps melalui scrviks. Secara makroskopis polip endometrium tampak sebagai
- massa berbentuk oval bcrukuran beberapa millimeter hingga beberapa sentimeter,
- licin seperti beludru
- berwarna merah hingga coklat.
Flek-flek abnormal
Kadang polip tidak menimbulkan gejala. Bila ada biasanya menimbulkan flek-flek (spotting), berdarah di antara masa haid (irregular menstrual bleeding), haid yang berlebihan (menorrhagia) atau kalau selelah menopause juga menimbulkan flek-flek. Jika menonjol keluar mulut rahim, juga menimbulkan perdarahan setelah senggama atau rasa nyeri.
Polip endometrium ditandai dengan adanya perdarahan abnormal melalui vagina, paling umum menometroragia atau perdarahan bercak ringan pasca menopause. Polip biasanya dialami oleh wanita di kisaran usia 29-59 tahun dengan kejadian terbanyak setelah umur 50 tahun. Insiden polip tanpa gejala pada wanita pasca menopause kira-kira 10%.
Apa penyebabnya?
Polip biasanya berasal dari endometrium (lapisan dalam rahim) atau serviks. Biasanya muncul di usia subur wanita. Penyebab definitifnya belum diketahui, namun diduga erat kaitannya dengan faktor hormonal (terutama estrogen).
Diagnosis banding meliputi mioma submukosa, sisa produk konsepsi yang tertinggal, kanker endometrium dan sarkoma campuran. Polip endometrium cenderung sensitif terhadap estrogen dan dapat menjadi keganasan yang prognosisnya lebih baik dibandingkan kanker endometrium non polipoid.
Bagaimana memastikannya?
Diagnosisnya dengan USG, histeroskopi (teropong rongga rahim), atau saat kuret. Pengangkatan dapat dilakukan tanpa pembiusan bila polip berukuran kecil. Namun langkah paling umum adalah dengan kuretase. Dengan kuretase, polip bisa terlewatkan karena tidak dilihat secara langsung. Pengambilan jaringan kemudian diperiksa di laboratorium patologik, bila terbukti ganas dilakukan tatalaksana lanjutan.
Polip cenderung berulang dan histerektomi merupakan terapi definitif tetapi jarang dilakukan untuk polip endometrium jinak.
Referensi :
- BS Obstetri dan Ginekologi Oleh Ralph C. Benson & Martin L. Personal