Siapa bilang obrolan di tempat tidur tidak penting? Justru hal itu merupakan saat yang tepat bagi suami-istri untuk membangun kelekatan.
Perempuan dan laki-laki ternyata punya dorongan yang berbeda dalam hal ‘ngobrol’ di tempat tidur, terutama setelah berhubungan intim. “Saat berhubungan intim, baik otak wanita maupun pria menghasilkan hormon oksitosin yang mendorong keinginan untuk berdekatan. Namun pada pria, muncul juga hormon testosteron yang justru menurunkan efek oksitosin. Jadi, walaupun laki-laki masih ingin terkoneksi dengan pasangannya, namun tubuh mereka memberi sinyal untuk beristirahat,” tutur Amanda Denes, Ph.D yang melakukan penelitian tentang The Post Coital Time Interval (PCTI).
Kunci keberhasilan hubungan
Pada penelitian lain yang dilakukan bersama antara Dr. Daniel Kruger dan timnya di Universitas Michigan, bersama rekannya, Susan Hughes dari Albright College di Pennsylvania, Amerika Serikat, pillow talk ternyata sangat dibutuhkan untuk keberhasilan hubungan jangka panjang.
“Namun, mengikuti latar belakang evolusinya, laki-laki cenderung bersikap ‘attachment avoidance’, sedangkan wanita memiliki ‘attachment anxiety’,” ungkap Hughes. Itu sebabnya mengapa kaum pria umumnya menghindari pillow talk karena tak ingin pembicaraan mengarah pada hal-hal yang mengarah pada komitmen.
Sama-sama bahagia
Laki-laki dan perempuan sebenarnya sama-sama senang berbaring berdekatan dengan orang yang dicintai. Gunakan kesempatan ini untuk menyampaikan apa yang ada dalam pikiran Anda. Tentu saja pillow talk tak harus dilakukan setiap saat, Anda berdua dapat sama-sama langsung tertidur jika sama-sama merasa letih. Namun saat anak-anak masih tertidur di kamar mereka masing-masing, gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.
Ikuti aturannya agar ‘pillow talk’ dapat berjalan lancar:
- Sampaikan perasaan positif Anda pada pasangan, pujilah hal-hal yang Anda sukai darinya seperti senyumnya, caranya membuat Anda merasa istimewa dan lain sebagainya.
- Hindari membicarakan tugas-tugas rumah atau komitmen jangka panjang seperti membeli rumah atau membuat tabungan pendidikan untuk anak.
- Hindari juga mengkritik performanya saat bercinta, sebagai gantinya, Anda dapat menyampaikan dengan cara yang lebih santai, misalnya; “Aku senang saat kamu menyentuhku seperti ini…”
- Bersyukurlah akan cinta yang Anda miliki bersama pasangan, bernostalgialah tentang masa-masa pendekatan zaman dulu. Atau ketika salah satu sedang dilanda cemburu.
- Tertawakan kelucuan yang dilakukan anak-anak dan rencanakan sesuatu yang fun berhubungan dengan mereka, misalnya liburan bersama.
- Jika Anda berdua terlalu lelah namun ingin tetap berdekatan, tidurlah sambil berpelukan atau dengan posisi sendok (pria memeluk wanita dari belakang).
Lakukanlah obrolan di tempat tidur dengan pasangan karena hal ini dapat membangun kelekatan satu sama lain, juga mengurangi kemungkinan terjadinya kerenggangan hubungan suami-istri.
Referensi:
- Denes A, Pillow talk: exploring disclosures after sexual activity. Western journal of communication. 2012.
- Hughes M, Morrison K, Asada KJ, What’s love got to do with it? Exploring the impact of maintenance rules, love attitudes, and network support on friends with benefits relationship. Western journal of communication. 2005.