[quote type=”center”]Biaya pendidikan naik sampai dengan20% per tahun…”[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]T[/dropcap]ahun ajaran baru di depan mata, jantung Dina kembali berdegup kencang. Persoalannya tetap sama seperti beberapa tahun lalu saat si kecil harus masuk ke sekolah barunya. Uang sekolah ternyata di luar dugaan mereka. Disiapkan A Rupiah ternyata mereka harus membayar B Rupiah. Persiapan dana yang sudah dilakukan selama ini ternyata sia-sia. Besaran hasil yang diberikan jauh dari harapan—apalagi kenyataan.
Jadi….Seperti tahun-tahun kemarin, Dina harus siap mendapat teguran si suami yang mempercayakan tabungan untuk pendidikan kepadanya, dan masalah yang lebih berat adalah bagaimana sang suami mencari pinjaman kekurangannya?
“Apa yang salah ya? Sudah menabung tapi kok nggak cukup juga. Sudah disisihkan tiap bulan tetap harus berhutang,” piker Dina menyeka keringat di dahinya sambil menunggu antrean wawancara dengan bakal sekolah si kecil.
Biaya pendidikan naik tinggi
Saya masih ingat ketika masuk ke salah satu universitas swasta di Yogyakarta sekitar tahun 1991, orang tua saya harus mengeluarkan dana sebesar Rp1,7 juta untuk biaya masuk. Itu sudah termasuk beberapa buku pegangan untuk tahun pertama, jaket almamater dan biaya ospek plus jalan-jalan untuk outbond.
Tahun ini saat saya masuk kembali ke kampus sebagai dosen, saya mendapati rata-rata tiap anak harus menyiapkan sekitar 30 juta di fakultas yang sama. Ini berarti kalau dihitung secara keuangan yang sangat sederhana, dari tahun 1991-2011 atau selama 20 tahun, biaya pendidikan telah naik dari sekitar 2 juta ke 30 juta. Kalau dalam prosentase, telah naik lebih dari 1000%. Bukan main……!
Beberapa pengamat keuangan dan pendidikan mengatakan bahwa biaya pendidikan di Indonesia tiap tahun mengalami kenaikan sekitar 20% per tahun. Jadi Anda bisa memperhitungkan, bila tahun 1991 biaya pendidkan adalah Rp 2 juta, maka tahun 1992 menjadi Rp 2,4 juta, maka tidak heran di tahun 2011 menjadi 30 juta.
Coba kita kembali ke kasus Dina, sebenarnya yang Dina lakukan sudah benar, dia mempersiapkan biaya pendidikan dengan menyisihkan dari penghasilannya bulanan, dan benar juga dia menggunakan produk keuangan untuk mempersiapkannya. Jadi apa yang salah?
Kesalahan terletak di pemilihan produk investasinya, Dina memilih produk yang pertumbuhannya di bawah kenaikan biaya pendidikan, jadi tidak mengherankan biaya yang terkumpul jauh dari harapan.
Kenaikan biaya 20%
Biaya Pendidikan 30 Juta, dalam waktu (tahun) : |
Nilainya kelak (Rp) |
2 |
43.200.000,- |
5 |
74.649.600,- |
10 |
185.752.092,- |
15 |
462.210.647,- |
20 |
1.150.127.998,- |
Makin lama waktu maka makin besar tujuan yang harus kita raih.
Produk yang tepat
Di bagian atas kita telah melihat bahwa kenaikan biaya pendidikan yang sangat tingi, dan kita juga tahu bahwa dalam kasus Dina, ternyata produk investasi yang dipilihnya ternyata tidak tepat. Jadi salah satu yang mempengaruhi keberhasilan dari tercapainya perencanaan biaya pendidikan adalah tidak lain produk yang tepat.
Bagaimana merencanakan biaya pendidikan anak ?
1. Mengetahui biaya pendidikan kelak.
Sama seperti mengejar suatu target, akan lebih mudah untuk kita mengejar target dengan mengetahui secara pasti dan detil apa target kita. Nah dalam hal ini target kita adalah biaya pendidikan. Bagaimana mengetahui biaya pendidikan kelak? Memang tidak mudah, tapi kita semua pasti bisa. Kita tahu usia anak kita, kita harus tahu berapa biaya pendidikan jenjang yang ingin kita capai tadi saat ini, dan kita juga harus tahu berapa besar kenaikan biaya tadi tiap tahun.
Nah bila ini diketahui, mari kita berhitung…
Misalnya usia anak Anda sekarang 3 tahun, tujuan kita adalah mengejar biaya pendidikan saat dia universitas kelak. Nah, dengan data ini kita bisa membuat perhitungan:
Usia anak : 3
Usia masuk universitas : 18
Masa tungu 15 tahun
Biaya masuk universitas saat ini adalah 30 juta
Kenaikan biaya pendidikan 20%
Maka cara untuk mengetahui berapa sih biaya kelak adalah dengan :
30.000.000 x 20% = 6 juta, maka tahun kedua biaya tadi telah naik menjadi 36 juta
36.000.000 x 20% = 43.200.000 maka tahun ketiga menjadi 43.2 juta demikian seterusnya sampai tahun ke 15.
Bila ini Anda hitung, maka hasilnya adalah sebesar : 462,210,647.24
Ya sekitar 463 jutaan.
2. Memilih produk yang tepat.
Setelah kita mengetahui sasaran yang hendak dikejar, maka kita harus mencari ‘kendaraan’ yang tepat untuk mengejar sasaran tadi. Perlu diketahui bahwa makin besar hasil yang kita harapkan makin tinggi risiko tidak tercapainya hasil tadi. Jadi untuk mengurangi risiko tadi kita tidak boleh mengambil produk yang hasilnya tingi untuk jangka waktu yang pendek. Jadi untuk mudahnya saya katakan bahwa untuk mengejar biaya pendidikan yang tingi tadi, sebaiknya kita mempersiapkannya sejak dini dan sesegera mungkin. Makin cepat makin baik dan makin dini makin besar kemungkinan tercapainya.
Pada dasarnya produk yang harus kita kejar adalah produk yang memberikan hasil lebih besar dari 20% karena kenaikan biaya pendidikan yang 20%.
Waktu (Tahun) | Produk Investasi | Hasil rata-rata |
1 | Deposito |
6% |
3 | Asuransi |
8% |
5 | Emas/ RD Pendapatan tetap |
12% |
10 | RD Saham |
25% |
Daftar di atas memperlihatkan bahwa bila kita terlambat mempersiapkan, maka akibatnya adalah kita terpaksa harus menyisihkan dana lebih besar untuk mencapai tujuan kita tadi kenapa demikian? Karena makin pendek jangka waktu maka makin sedikit hasil yang bisa kita terima. Jadi jawaban untuk pertanyaan bagaimana supaya biaya pendidikan bisa tercapai? Segera mulai dan tentukan produk yang tepat.
No Comments
Apakah Anda membutuhkan pinjaman ? jika ya, silakan kembali ke kami melalui email (excelservices.managementonline@gmail.com)
nama:
Jumlah Pinjaman :
durasi :
Negara :
Tel :
Email kami secara pribadi melalui email : (excelservices.managementonline@gmail.com)
menawarkan pinjaman