[pullquote]Telur menjadi bagian dari diet sehari-hari, karena merupakan sumber protein dan lemak yang penting. [/pullquote]
Orangtua sering merasa khawatir dan bertanya-tanya, apakah anak boleh diberi telur dan berapa frekuensi pemberian telur yang tepat untuk anak? Berikut beberapa fakta mengenai telur yang perlu diketahui oleh ibu.
Alergenik
Telur dapat diberikan sebagai makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi di atas 6 bulan atau yang sudah siap makan. Mulailah dengan makanan dari tepung beras, kemudian secara bertahap dikenalkan jenis makanan lain satu per satu, setiap 5 hari sekali.
Karna khawatir menimbulkan reaksi alergi, beberapa orangtua tidak memberikan putih telur pada bayinya. Pendapat ini tidak tepat jika bayi memang belum pernah mengonsumsi telur dan belum terbukti alergi telur. AAP atau American Academy of Pediatrics berpendapat tidak perlu menunda pengenalan makanan alergenik pada bayi, bahkan bila terdapat riwayat alergi pada keluarga sekalipun.
Jenis makanan yang sebelumnya sudah dikenalkan tetapi tidak menimbulkan masalah (manifestasi alergi), boleh tetap diberikan sambil tetap mengenalkan makanan baru lainnya. Namun, jika bayi menunjukkan reaksi alergi, segera hentikan pemberiannya.
Berapa frekwensi pemberian telur yang disarankan?
Satu butir telur mengandung kolesterol hingga 210 mg. Menurut American Heart Association (AHA), jumlah kolesterol yang boleh dikonsumsi anak per hari adalah kurang dari 300 mg, dengan tujuan membatasi peningkatan kolesterol darah dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular di kemudian hari.
Di sisi lain, telur memiliki kalori rendah, mengandung berbagai nutrisi penting lain, serta relatif murah. Selain itu, kandungan asam lemak tak jenuh dalam telur dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol high density lipoprotein (HDL) yang justru protektif terhadap penyakit vaskular.
Hal ini yang membuat dieatary guidelines di negara seperti Nepal, Thailand, dan Afrika Selatan merekomendasikan konsumsi telur tiap hari atau secara teratur sebagai bagian dari diet sehat.
Dalam Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), sebagai sumber protein dan magnesium, porsi saji telur yang diperbolehkan yaitu 1 butir tiap hari, sedangkan kuning telur dibatasi, maksimal 4 dalam 1 minggu.
Jadi, ibu tak perlu khawatir lagi. Telur sehat untuk anak, namun pemberiannya tetap perlu diatur.
Referensi :
- Rong Y, Chen L, Zhu T, Song Y, Yu M, Shan Z, dkk. Egg consumption and risk of coronary heart disease and stroke: dose-response meta-analysis of prospective cohort studies. BMJ 2013; 346:e8539.
- Expert Panel on Integrated Guidelines for Cardiovascular Health and Risk Reduction in Children and Adolescents: Summary Report. Expert panel on integrated guidelines for cardiovascular health and risk reduction in children and adolescents. Pediatrics 2011;128;S213-56.