Nutrisi saat hamil bukan hanya terkait dengan berat lahir bayi atau kecerdasan anak semata, namun juga terkait dengan kesehatan di masa mendatang.
Pada musim semi 1944, saat puncak perang dunia kedua, tentara Jerman memblokade Belanda bagian Barat termasuk suplai makanan. Kemudian setelah blokade terjadi musim dingin yang parah, sehingga membekukan kanal-kanal di daerah itu. Makanan menjadi langka karena sama sekali tidak bisa dikirim. Banyak orang bertahan dengan makanan 500 kalori sehari (seperempat kebutuhan sesungguhnya).
Sampai 5 Mei 1945 makanan benar-benar telah habis. ‘Hunger Winter’ itu membunuh puluhan ribu orang dan memengaruhi kondisi sekitar 40 ribu ibu hamil. Akibat malnutrisi saat kehamilan, terjadi keguguran, berat bayi rendah dan kematian janin.
Efek jangka panjang
Namun, efek sesungguhnya akibat malnutrisi saat hamil baru terlihat puluhan tahun sesudahnya. Ahli epidemiologi kemudian menemukan bahwa orang-orang yang terlahir dari ibu malnutrisi (500 kalori) mempunyai angka kegemukan, diabetes, dan sakit jantung lebih tinggi. Risiko tekanan darah tinggi tiga kali lipat dibanding mereka yang lahir dari ibu dengan nutrisi cukup.
Sekitar 30 tahun lalu, David Barker, dokter asal Inggeris mendapatkan bahwa frekuensi sakit jantung justru terdapat di daerah yang berpendapatan rendah. Padahal penyakit jantung biasa diidap seseorang yang berlebihan makan dan hidup sedentari. Barker menelusuri berat lahir penduduk di daerah tersebut. Penemuannya mengejutkan, mereka dengan berat lahir rendah berisiko lebih tinggi mengidap penyakit jantung.
Penemuan ini dipublikasi 1989, dan tidak popular, karena para peneliti lebih sibuk menghubungkan sakit jatung dengan faktor gaya hidup seperti merokok, hidup sedentari, dan diet tinggi lemak. Namun akhirnya penelitian Barker ditindaklanjuti oleh sekitar 25 penelitian besar (dengan sampel lebih dari 100.000) yang dilakukan untuk mengulang hipotesis ini. Akhirnya hipotesis ini diakui, dan dikenal sebagai ‘Hipotesis Barker.’
Ibu malnutrisi, picu sakit jantung
Mengapa malnutrisi menyebabkan penyakit jantung di masa lanjut? Saat ibu hamil malnutrisi, janin menyesuaikan kondisi itu. Bayi mengarahkan nutrisi ke organ-organ yang lebih vital, yakni otak, bukan ke organ yang lain seperti jantung dan liver. Mekanisme ini membuat bayi bertahan 9 bulan kehamilan, kompensasinya memengaruhi organ-organ lain selain otak. Dan kondisi ini akan dibayar di masa lanjut, seperti penyakit jantung, liver ataupun diabetes.
Alasan kedua adalah sang bayi mengambil petunjuk dari lingkungan intrauterin dan menyesuaikan secara biologinya. Mereka menyiapkan kondisi dunia luar dengan mengambil petunjuk nutrisi saat intrauterin sebagai proses adaptasi situasi nanti. Proses.Ini bisa dikatakan sebagai evolusi.
Berat bayi lahir rendah dipengaruhi banyak hal seperti merokok selama kehamilan, plasenta tidak berfungsi baik, lahir sebelum waktunya. Namun kontribusi utama adalah faktor nutrisi. Nutrisi yang buruk, (seperti penelitian Barker) banyak ditemukan pada wanita usia reproduksi bahkan pada wanita kelas atas yang mampu mengonsumsi nutrisi yang baik. Kebiasaan makan atau nutrisi yang buruk pada usia reproduksi akan berlanjut saat hamil, dan memengaruhi sang bayi.
Konsumsi ikan
Salah satu cerita dilema lain di bidang nutrisi adalah konsumsi ikan saat hamil. Ikan merupakan sumber tinggi protein dan besi serta rendah lemak yang dibutuhkan untuk perkembangan bayi dalam kandungan. Namun laporan sekitar tahun 1990-an menyimpulkan anak yang terpapar merkuri karena ibunya mengonsumsi ikan selama kehamilan akan memengaruhi kecerdasan kognitif dan perkembangan anak.
Hingga tahun 2001 Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) memberikan rekomendasi untuk mengurangi konsumsi ikan laut. Lalu kondisi ini berbalik sampai tahun 2007, di mana laporan di jurnal Lancet memberikan kesimpulan konsumsi ikan laut yang rendah selama kehamilan berhubungan dengan angka kecerdasan verbal, sosial dan komunikasi pada anak usia 6 bulan sampai 8 tahun. Penelitian-penelitian berikutnya berkesimpulan bahwa asam lemak Omega-3 penting bagi perkembangan otak anak.
Siapkan kehamilan Anda
Kini, ragam makanan demikian berlimpah, bahkan menjadi dilematis saat menentukan pilihan. Apakah menyantap makanan A menjadi lebih baik? Berapa ukuran yang dianjurkan? Tahun 1980, FDA mengeluarkan batasan kafein pada ibu hamil. Kemudian diikuti peringatan akan makanan keju berbakteri, ikan yang tercemar merkuri, sayuran mengandung bakteri dan seterusnya.
Saat hamil adalah masa paling baik untuk mengatur dan mengingat kembali cara makan (dan hidup) yang sehat.Tinggalkan gaya hidup yang tidak sehat ketika berencana hamil. Makan makanan beragam, tidak berlebih dan dalam batas kewajaran adalah yang terbaik. Gunakan gambar piramid makanan (atau 4 sehat 5 sempurna) sebagai panduan.
Telah terbukti bahwa konsep nutrisi dalam masa kehamilan amat penting dan bisa mem’program’ bayi. Mungkin di masa-masa mendatang prinsip ini terus diteliti hingga ditemukan nutrisi apa saja yang esensial dan bisa mengurangi risiko penyakit di masa lanjut. Atau bahkan mem’program’ anak menjadi generasi yang lebih baik. Tidak ada yang lebih penting bagi masa depan bangsa, selain mendapatkan generasi yang lebih baik.