[pullquote]Sebagai aktivis lingkungan hidup, Nugie mengajarkan kedua anaknya untuk mencintai bumi. Bagaimana cara personal Dance Company ini mengenalkan cinta lingkungan hidup pada buah hatinya? Simak ceritanya.[/pullquote]
[dropcap]S[/dropcap]ejak didaulat menjadi Duta Lingkungan Hidup Indonesia, Nugie aktif terlibat beragam kegiatan yang berhubungan dengan alam bebas. Dalam urusan alam bebas ini, Nugie harus pintar mengatur waktu. ”Aku agak sulit dapat izin dari istri kalau mau ke luar kota, aku harus mempersiapkan waktu minimal tiga bulan untuk minta visa (izin istri), dan itu susah banget,” ujar Nugie sambil tersenyum.
Bergantian menjaga anak-anak
Bukan karena posesif atau pencemburu maka istri Nugie, Shinta, sulit memberi izin pada suaminya untuk pergi ke luar kota. Ini karena Nugie dan istri harus bergantuan menjaga buah hati mereka, Arkazora Nugraha (7 tahun) dan Brigita Nikaia Nugraha (4 tahun).
“Kebiasaan keluarga kami, kalau ada salah satu anggota keluarga yang pergi jauh, harus ada persiapan siapa yang akan menemani anak-anak saat ia pergi. Jujur, menjadi seorang bapak yang doyan traveling itu buat saya tidaklah mudah. Apalagi kalau diving itu suka lupa sama toleransi waktunya. Minimal lima hari,” papar Nugie.
Diakui pengemar olahraga gowes alias bersepeda ini, ia memiliki trik sendiri untuk mengetahui waktu berkualitas yang telah ia lakukan bersama anak. “Kalau aku pamit pergi ke luar kota dan anak-anak wajahnya senang, berarti waktu yang aku habiskan dengan anak-anak cukup. Tapi saat pamit pergi tapi wajah anak-anak murung, berarti waktu aku bermain dengan anak kurang,” terang salah satu pemain Sang Pemimpi ini.
Anak harus banyak bergerak
Masalah kesehatan buat pelantun Teman Baikku ini merupakan hal yang harus dijaga dan diperhatikan. Untuk menjaga kesehatan buah hatinya, Nugie selalu mengajak mereka untuk aktif bergerak. ”Agar sehat, kedua anakku harus seimbang antara waktu bergerak dan beristirahat. Semua sudah terjadwal rapi. Pagi setelah bangun tidur mereka harus makan pagi, atau kalau mereka tak sempat makan mereka harus membawa bekal dari rumah,” terangnya.
Kedekatan antara anak dan bapak sangat tampak di keluarga muda ini, Nugie bercerita bahw ‘tugas’nya kalau tidak sedang ada ngamen adalah menjemput anak-anak, main petak umpet, dan kejar-kejaran, atau bisa juga sekadar mengajak mereka jalan-jalan di sekitar perumahan. Intinya, anak harus beraktivitas sampai berkeringat. “Setelah itu baru makan dan tidur siang selama 3 jam, bangun lantas mandi, baru belajar,” terang pria yang mendapat panggilan kesayangan ‘Dada’ dari kedua buah hatinya itu.
Download artikel lengkapnya di Majalah Anakku Digital :
Gowes mania
Nugie dan sepeda memang sulit dipisahkan. Ada kepuasan tersendiri bagi Nugie saat mengayuh sepeda miliknya. Selain kendaraan tersebut memang ramah lingkungan, pelantun lagu Burung Gereja itu merasa lebih sehat bila bersepeda. “Bersepeda selain menghemat energi juga membuat aku merasa lebih sehat. Waktu kembali ke rumah jadi lebih cepat karena tidak kena macet, jadi waktu bermain bersama anak lebih banyak,” jelas musisi kelahiran 31 Agustus 1971 ini.
Nugie pun sudah menularkan kegemarannya itu kepada keluarganya.”Aku sudah mengajarkan anak-anak untuk pintar naik sepeda sejak usia tiga tahun. Mereka juga sangat senang bersepeda, hampir setiap weekend kalau saya tidak ngamen ( kerja—Red) pasti kita gowes di Ragunan,” papar Nugie yang tengah sibuk syuting film Sudirman.
Mendidik lewat contoh dan lagu
Cara setiap orangtua mendidik buah hatinya berbeda-beda. Bagi Nugie, ia lebih suka memberikan sang buah hati contoh ketimbang melarang atau memberi perintah. Semuanya bisa dimulai dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya.
Kegiatan memilah sampah juga ia terapkan di rumahnya. “Aku memberitahu mereka untuk membedakan tempat untuk sampah organik dan yang non-organik. Terkadang, anak juga harus diberikan fun experience,” ungkap Nugie, “Dalam menerapkan gaya hidup hijau ke anak. Mereka aku kasih lihat bagaimana cara membuat biopori dan kompos. Rumah aku sudah seperti laboratorium kecil,” tambahnya.
Melalui hobinya membuat lagu, Nugie telah menciptakan beberapa lagu mengenai lingkungan yang sering didendangkan pada anak-anaknya. Anak-anak pun mengenal istilah ‘sampah organik’, ‘non-organik’ dan ‘residu’. Dari situlah pemahaman mengenai cinta lingkungan ditanamkan Nugie.“Aku selalu mengajak menyanyikan lagu yang berkaitan dengan sampah, akhirnya mereka juga menyanyikan lagu itu pada teman-temannya. Mereka juga bertanya apa arti dari lagu-lagu tersebut,” jelas Nugie.
Dengan cara yang sederhana
Menurut Nugie, cinta lingkungan itu bisa dilakukan dengan cara sederhana. Pria berkacamata ini mencontohkan bahwa ia selalu membawa green bag ketika berbelanja, atau menggunakan kardus untuk membawa belanjaan yang agak banyak. “Isi tas aku selalu ada plastik yang sudah dilipat untuk belanja harian atau bulanan. Anak saya juga saya kasih lihat setiap kami belanja di supermarket ataupun toko kelontong di dekat rumah,” ujarnya.
Ketika salah satu anak Nugie bertanya mengapa ia menggunakan plastik lecek begitu? Ia menjelaskan, “Jika kita menggunakan plastik baru terus, berarti akan lebih banyak sampah dan bumi kita pun bisa rusak. Sekarang setiap mereka jajan, selalu nanyain mana kantung lipatnya. Puji Tuhan aku berhasil membuat mereka memahami pentingnya melakukan gerakan cinta lingkungan,” terang Nugie bangga.
Hidup hemat energi juga Nugie jalankan di kehidupan keluarganya sehari-hari. “Di rumah, setiap siang lampu hanya satu yang menyala, tidak pernah ada energi yang terbuang kecuali untuk komputer kalau aku sedang bekerja,” jelas Nugie yang sudah bersiap untuk melakukan olahraga gowes favoritnya.