Tak hanya pada orang dewasa, si kecil pun dapat menderita sakit maag.
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]akit maag atau sakit lambung bisa menyerang setiap umur, bayi kecil sekalipun. Namun, proses terjadinya bisa berbeda-beda. Tidak semua sakit maag disebabkan kebiasaan makan yang tak teratur ataupun stres. Terutama di negara berkembang, juga perlu dipertimbangkan sakit maag akibat infeksi kuman Helicobacter pylori.
Dari salah minum obat hingga kuman
Sakit maag disebabkan reaksi radang di lambung yang muncul karena tidak seimbangnya faktor perlindungan dengan faktor luar. Normalnya, dinding lambung selalu terlindungi, tetapi adanya peningkatan asam, rusaknya pembuluh darah lambung, minum obat tertentu, alkohol, rokok, zat korosif, hingga stres emosional bisa merusak keseimbangan itu dan menimbulkan sakit maag. Bayi-bayi yang sakit keras bisa menderita sakit maag karena stres fisiknya.
Baru pada tahun 1982, ditemukan kuman Helicobacter pylori yang dihubungkan dengan sakit maag. Kuman ini bisa menginfeksi lambung anak tanpa gejala yang jelas. Selain lambung, bagian usus yang lain (duodenum) juga bisa terkena. Sebagian besar anak pengidap kuman ini tidak bergejala hingga sepanjang hidupnya.
Sakit maag yang bisa menular
Penularan kuman H. pylori belumlah jelas, diduga kuman yang berasal dari orang lain tertelan, masuk ke lambung, dan berkembang biak di sana. Lingkungan yang padat dengan sosial ekonomi rendah dianggap faktor risiko.
Orang tua yang terinfeksi terutama ibu juga memegang peranan. Sekitar 30-80% anak di negara berkembang diduga mengidap H. pylori. Suatu penelitian pada 150 anak sekolah dasar di Jakarta, 27% dan 90%nya positif ditemukan H. pylori.
Aduh Bu, sakit perut…
Pada orang dewasa, gejala sakit lambung cukup khas yaitu nyeri di daerah ulu hati atau perut kiri bagian atas sesuai letak organ tersebut. Tapi, pada anak tidaklah demikian.
Sakit maag pada anak ditandai dengan keluhan sakit perut. Sakit biasanya tumpul dan tidak jelas. Pada anak pra sekolah, sakit terutama di sekitar pusar dan makin parah jika anak makan. Sedangkan setelahanak usia 6 tahun, gejala sakitnya mirip dengan orang dewasa.
Muntah berulang bisa terjadi terutama pada anak pra sekolah atau usia sekolah.Perdarahan saluran cerna (ada darah dalam muntahanatau di feses) hingga kebocoran usus akibat luka di lambung bisa terjadi terutama pada bayi kecil yang sedang sakit keras
Secara klinis, sulit membedakan sakit maag yang disebabkan kuman atau bukan. Sakit perut berulang, oleh sebagian ahli, dianggap sebagai gejala yang berhubungan dengan H. pylori.
Sekitar 22-37% anak dengan gejala ini terbukti terinfeksi H. pylori. Keluhan lain yang sering disampaikan anak pengidap H. pylori adalah nyeri ulu hati, terbangun malam hari, dan sering muntah. Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah gangguan penyerapan usus disertai berat badan menurun, gangguan pertumbuhan, anemia defisiensi besi, diare berulang, dan kurang gizi.
Kuman bisa dideteksi
Pada semua anak dengan gejala sakit maag, dianjurkan tes H. pylori lewat pemeriksaan sederhana yang tidak menyakitkan. Pemeriksaan lebih kompleks hanya dilakukan pada anak dengan gejala kuat untuk selanjutnya akan diobati.
Saat ini berbagai pusat kesehatan sudah menyediakan tes untuk kuman H. pylori. Bila tes positif, dapat dilanjutkan dengan peneropongan ke lambung (endoskopi). Tindakan ini direkomendasikan untuk anak dengan kecurigaan kelainan di lambung dan jika nanti ditemukan H. pylory, haruslah segera diterapi.
Endoskopi juga dilakukan untuk melakukan tes lainnya yaitu biopsi, membiak kuman, dan lain-lain. Kombinasi pemeriksaan akan meningkatkan kepastian diagnosis infeksi kuman tersebut agar bisa diobati dengan sebaik-baiknya.
Skrining dengan uji urea napas
Uji skrining atau tes yang dianggap paling akurat dan sederhana adalah uji napas urea. Anak diminta meminum sejumlah urea yang sudah diberi tanda zat radioaktif. Urea ini akan dimetabolisme oleh H. pylori dan dikeluarkan menjadi karbondioksida. Jika anak positif terinfeksi, akan ditemukan karbondioksida yang punya tanda radioaktif di udara napas si anak. Karena menggunakan zat radioaktif, pemeriksaan ini memang kurang disukai untuk anak-anak. Tetapi saat ini sudah ditemukan zat petanda lain yang tidak bersifat radioaktifdengan harga yang lebih mahal.
Tak sembarang mengobati
Bila memang ada kuman, pengobatan sakit maag haruslah mencakup antibiotika yang dapat membasmi H. pylori.
Karena kuman dapat berubah menjadi tidak mempan, digunakan kombinasi dua antibiotika. Anak dinyatakan sembuh apabila setelah pengobatan tersebut, tidak ditemukan lagi kuman di lambungnya.
Apakah anak bisa terinfeksi lagi? Ternyata infeksi kuman berulang pada anak lebih tinggi angkanya dibandingkan dewasa. Seringkali dikaitkan dengan pengobatan yang kurang optimal.
Bisa dicegah
Karena tingginya angka infeksi kuman H. pylori sebagai penyebab sakit maag kronis ataupun luka lambung pada anak, kita perlu waspada bila anak menunjukkan gejala sakit maag. Dengan perbaikan kebersihan lingkungan dan memutus rantai penularan, infeksi ini dapat dihindari.
Referensi :
- Bourke B, Jones N, Sherman P. Helicobacter pylori infection and peptic ulcer disease in children. Pediatr infect Dis J 1996:1-13
- Vandenplas Y, Hegar B. Helicobacter pylori infection. Acta Paediatr Tw 1999;40:212-24
- Drumm B, Koletzko S, Oderda G. Helicobacter pylori infection in children: a consensus statement.
- J Pediatr Gastroenterol Nutr 1999;28:296-300