Pulang sekolah, anak tiba-tiba mengeluh mual dan muntah? Ada apa dengannya?
Mual muntah mungkin pertanda anak sedang sakit. Mual muntah biasanya disebabkan radang saluran cerna (gastroenteritis) yang diikuti dengan diare dan dapat sembuh sendiri. Namun pada kasus tertentu, penyebab lain perlu diwaspadai.
Biasanya muntah didahului oleh rasa mual. Muntah merupakan proses refleks yang terkoordinasi, yang diawali dengan meningkatnya jumlah air liur diikuti rasa ingin muntah.
Menelusuri penyebab
Penyebab anak mual dan muntah sangat bervariasi, mulai dari yang paling ringan misalnya stres, keracunan makanan atau obat, infeksi saluran cerna, hingga yang berbahaya dan memerlukan tindakan perawatan.
Mual muntah yang berbahaya bisa disebabkan gejala dari saluran cerna atau bisa juga bukan. Misalnya dari organ telinga ataupun ginjal. (lihat boks: muntah yang perlu diwaspadai).
Muntah yang perlu diwaspadai:
- Malrotasi (usus terpuntir)
- Kista koledokus (terdapat kista di saluran empedu, biasanya dari lahir)
- Intususepsi berulang (saluran usus yang saling menjepit)
- Kelainan susunan saraf (tumor, epilepsi, gangguan keseimbangan)
- Kelainan sistemik lain: gangguan ginjal, saluran empedu, keracunan
- Bila mual muntah tidak kunjung berhenti, muntah berwarna hijau atau hitam, atau anak terlihat dehidrasi, bawa segera ke rumah sakit terdekat. Pemeriksaan yang menyeluruh dari mulai fisik, laboratorium, ataupun pencitraan mungkin diperlukan untuk mencari penyebabnya.
Biasanya muntah berwarna kehijauan merupakan petunjuk adanya sumbatan saluran cerna bagian bawah duodenum, sedangkan muntah berwarna hitam menunjukkan adanya perdarahan dari saluran cerna atas atau lambung.
Sindrom muntah berulang
Bila anak muntah di waktu yang sama, bersifat ringan, dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan berarti, mungkin ini adalah suatu sindrom muntah berulang (cyclic vomiting syndrome/CVS).
- Muntah biasanya terjadi pada jam-jam yang sama
- Berakhir setelah periode yang sama
- Gejalanya serupa pada tiap kambuhnya dengan berat yang sama
CVS bisa terjadi pada berbagai usia, biasanya pada anak usia 3-7 tahun. Frekuensinya cenderung berkurang setelah usia dewasa, namun ada berbagai kejadian atau situasi yang bisa mencetuskan, tetapi tak selalu mudah diketahui penyebabnya.
Semua kejadian dapat mencetuskan CVS pada anak, antara lain infeksi, alergi, gejala flu, makanan, kebanyakan makan, dehidrasi, udara panas, kelelahan, menstruasi, stres, tidak cukup tidur.
Referensi:
- Cyclic vomiting syndrome. Available at www. http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/cvs/ December 2008
- Sreedharan, R. Liacouras, CA. Major symptoms and sign of digestive tract disorder. Nelson textbook of pediatrics.