Trauma kepala dapat terjadi pada anak-anak sebagai kecelakaan saat bermain di dalam atau luar rumah. Anak-anak yang baru mulai belajar berjalan dan berlari juga dapat mengalami trauma kepala akibat terjatuh dan kepalanya terbentur. Oleh karena itu, saat anak memasuki masa ini orangtua perlu mempunyai perhatian ekstra.
Bagi orangtua, terjadinya trauma pada kepala anak tentunya merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan kepanikan. Seribu satu pertanyaan muncul dalam benak mengenai kekhawatiran akan hal-hal yang dapat terjadi setelah anak mengalami benturan pada kepalanya.
Trauma kepala yang terjadi dapat bersifat:
- Eksternal (hanya mengenai bagian luar kepala, yaitu kulit kepala)
- Internal (dapat mengenai bagian dalam kepala, meliputi tulang kepala, pembuluh darah yang terdapat pada tulang kepala, dan jaringan otak).
Kulit kepala kaya akan pembuluh darah, jika terluka perdarahan yang terjadi terlihat menyeramkan karena darah yang keluar cukup banyak. Walaupun demikian, trauma kepala yang mengenai tulang, pembuluh darah, dan jaringan otak tentu saja jauh lebih berbahaya. Untungnya, sebagian besar trauma kepala yang terjadi pada anak-anak bersifat eksternal.
Beberapa tips menangani anak dengan trauma kepala:
Tenangkan anak
- Jangan memarahi atau berteriak pada anak saat ia terjatuh dan kepalanya terbentur, karena hal ini akan membuat anak lebih takut dan kaget. Jika anak menangis, hampiri dan bantu dia untuk bangkit. Jika anak tidak menangis, orangtua dapat menyuruh anak untuk bangkit.
·Periksa kepala anak
- Setelah anak berhenti menangis dan tenang, periksalah kepala anak dengan cara meraba perlahan seluruh permukaan kepala anak. Perhatikan ekspresi muka anak atau keluhannya sebagai tanda bahwa bagian yang kita raba terasa sakit. Pada anak yang lebih besar, orangtua dapat bertanya bagian mana yang sakit.
- Kompres dingin selama 20 menit bagian kepala yang sakit, dan jika teraba ‘benjol’. ‘Benjol’ terjadi akibat merembesnya darah dari pebuluh vena yang terdapat pada kulit kepala ke bawah kulit kepala. ‘Benjol’ biasanya hilang setelah beberapa hari atau minggu.
Observasi anak
Observasilah anak sampai 24 jam berikutnya untuk mewaspadai tanda-tanda adanya trauma kepala yang bersifat internal:
- anak mengeluh nyeri kepala, pusing
- anak terlihat ngantuk terus, jika tidur sulit dibangunkan
- anak muntah-muntah
- pola pernapasannya berubah
- tungkainya lunglai atau anak terlihat kesulitan menggerakkan tungkainya
- gangguan pada penglihatan
- terlihat juling atau jereng
- nyeri atau kaku daerah leher
- kejang
Segera bawa anak ke rumah sakit terdekat, pada keadaan-keadaan berikut ini:
- Anak berumur < 12 bulan
- Kulit kepala terluka sehingga terjadi perdarahan. Gunakan kain kasa tebal steril atau handuk kering bersih untuk menyelubungi bagian yang berdarah. Jangan mencoba membersihkan luka, karena tindakan ini dapat melebarkan luka. Jangan memberikan tekanan langsung pada daerah kepala yang terluka.
- Adanya tanda-tanda trauma kepala yang bersifat internal, termasuk keluarnya darah atau cairan jernih dari hidung, telinga, dan mulut.
Hubungi segera rumah sakit terdekat untuk mengirimkan ambulans dan paramedis jika anak pingsan. Jangan pindahkan anak jika ia pingsan, untuk menghindari trauma lebih lanjut jika ada trauma leher atau tulang belakang.
Referensi:
- American Academy of Family Physician. Head Injuries. 2004. Tersedia dalam: http//www.familydoctor.org
- Mayo Foundation for Medical Education and Research. Head Trauma: First Aid. 2006. Tersedia dalam: http://www.mayoclinic.com/health/first-aid-head-trauma/FA00008