Keguguran dalam dunia kedokteran lebih dikenal dengan istilah abortus. Istilah ini digunakan untuk menunjukan adanya pengeluaran hasil konsepsi/ pembuahan sebelum umur kehamilan 20 minggu atau berat lahir janin kurang dari 500 gram.
Risiko keguguran memiliki persentase sebesar 15-40% dari ibu hamil, dan 60-75% keguguran terjadi sebelum usia kehamilan 3 bulan. Namun jumlah kejadian atau risiko keguguran akan menurun pada usia kehamilan di atas 3 bulan.
Mereka-reka penyebab terjadinya keguguran
- Adanya kelainan pada janin yang disebabkan kelainan kromosom, yang terjadi saat berlangsungnya proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk cacat.
- Adanya kelainan pada ibu, seperti:
- kelainan pada sistem hormonal (bisa hormon prolaktin yang terlalu tinggi atau progesteron yang terlalu rendah),
- sistem kekebalan tubuh,
- infeksi menahun, dan
- penyakit berat yang diderita si ibu hamil.
- Adanya kelainan pada rahim.
- adanya miom (tumor jaringan otot) yang dapat mengganggu pertumbuhan embrio,
- rahim terlalu lemah sehingga tidak mampu menahan berat janin yang sedang berkembang. Kehamilan dalam rahim yang terlalu lemah biasanya hanya mampu bertahan hingga akhir trimester pertama.
- Penyebab lain adalah infeksi, seperti terkena virus TORCH, HIV, Hepatitis dll.
- Keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup. Wanita yang cenderung merokok, mengonsumsi minuman keras, obesitas atau berat badan kurang dapat memiliki gangguan hormon yang berakibat gangguan kehamilan.
Perhatikan gaya hidup
Keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup. Wanita yang cenderung merokok, mengonsumsi minuman keras, obesitas atau berat badan kurang dapat memiliki gangguan hormon yang berakibat gangguan kehamilan.
Belum ada penelitian yang akurat tentang keadaan stress dapat menyebabkan keguguran. Tidak usah khawatir dan tidak usah mengurangi waktu kerja, karena belum ada data jika tetap mengerjakan pekerjaan harian tanpa menguranginya dapat menimbulkan keguguran terhadap wanita.