[quote type=”center”]Diabetes Mellitus(DM) merupakan penyakit kronik yang kejadiannya semakin meningkat di seluruh dunia.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]P[/dropcap]enyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak. Penyakit ini ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula dalam darah akibat gangguan produksi insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya.
Apa itu Diabetes Mellitus tipe 1 ?
Diabetes mellitus yang paling sering terjadi pada anak adalah DM tipe 1 (DM 1) dulu dikenal dengan istilah insulin-dependent diabetes mellitus atau diabetes mellitus yang membutuhkan insulin. DM 1 merupakan penyakit autoimun di mana sistem pertahanan tubuh alami menghancurkan bagian tubuh yang lain. Pada penderita DM 1 sistem tubuh menyerang dan merusak sel-sel yang memproduksi hormon insulin, sehingga pankreas tidak dapat memproduksi hormon insulin. Kerusakan pankreas yang terjadi pada umumnya baru menimbulkan gejala setelah kerusakan sel-sel pankreas mencapai 90% atau lebih. Dan untuk mempertahankan hidupnya, penyandang DM tipe 1 ini membutuhkan suntikan hormon insulin setiap harinya.
Gejala awal DM tipe 1
- Banyak minum
- Sering buang air kecil atau mengompol
- Mudah lapar. Anak mengkonsumsi banyak makanan, namun tidak diiringi dengan peningkatan berat badan. Malah sebaliknya berat badan akan terus menurun secara bertahap tanpa sebab yang jelas walaupun makanan yang dikonsumsi melebihi ukuran rata-rata konsumsi setiap harinya.
- Cepat lelah. Banyak anak baru diketahui menyandang DM tipe 1 pada kondisi yang sudah berat, yang dikenal dengan ketoasidosisdiabetikum. Hal ini terjadi akibat tingginya kadar gula darah disertai kurangnya jumlah insulin tubuh, sehingga terbentuk zat keton (bersifat asam) yang kemudian meracuni darah anak. Gejala-gejala yang harus diwaspadai apabila anak mengalami ketoasidosis sesak napas, mual dan muntah, sakit perut, dan bahkan pingsan.
Seringkali gejala-gejala ini disalahartikan oleh orangtua maupun tenaga kesehatan (dokter) sebagai penyakit usus buntu, infeksi, dan lain sebagainya. Kelalaian dalam diagnosis penyakit DM tipe 1 ini menyebabkan penanganan yang tidak sesuai dengan penyakitnya yang pada akhirnya bahkan dapat menyebabkan kematian.
Deteksi dini
Jika Anda mendapati gejala-gejala seperti di atas, segera konsultasikan ke dokter anak terdekat. Lakukan pemeriksaan gula darah atau gula dalam air kemih (urin). Pemeriksaan kadar gula darah dapat membantu memastikan diagnosis diabetes pada anak. Kadar gula darah yang normal pada anak sama dengan kadar gula yang normal pada orang dewasa yaitu gula darah puasa ≤ 126 mg/dl atau gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl.
Prevalensi di Indonesia
Angka kejadian DM tipe 1 di Indonesia belum diketahui pasti. Melalui pendataan pasien di seluruh Indonesia selama 2 tahun, Unit Kelompok Kerja (UKK) Endokrinologi Anak IDAI mendapatkan 674 data penyandang DM tipe 1 di Indonesia.
Dengan total populasi penduduk Indonesia mencapai 267.556.363 (data hasil sensus penduduk 2010), dan lebih dari 83 juta di antaranya adalah anak-anak. Sementara itu, di Indonesia hanya terdapat 2059 dokter anak, dengan hanya 35 ahli endokrin (endokrinolog) anak diantaranya. Dari 33 propinsi, endokrinolog anak hanya terdapat di 13 propinsi. Beberapa pasien anak masih berobat ke ahli penyakit dalam (internis), dokter umum atau dukun dengan pengobatan yang tidak memadai.
Selanjutnya : Masih Kecil Diabetes ? #2