[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]K[/dropcap]etika hamil terjadi beberapa perubahan imunologis, hormonal, dan jumlah darah yang membuat kulit mengalami perubahan. Perlu dibedakan antara perubahan fisiologis dan patologis. Perubahan fisiologis tidak mempengaruhi ibu dan janin, sedangkan perubahan patologis perlu diwaspadai.
Perubahan kulit fisiologis antara lain kelainan pigmentasi, rambut serta kuku, perubahan fungsi kelenjar, jumlah dan aliran darah, dan mukosa. Perubahan ini tergolong normal.
- Kelainan pigmentasi antara lain melasma, kloasma (topeng kehamilan), warna kulit menjadi gelap, misalnya pada daerah areola (sekitar puting susu), paha dalam, leher, daerah pusar dan sekitarnya. Semua ini akan menghilang beberapa bulan setelah persalinan, atau mungkin lebih cepat.
- Kelainan rambut berupa penebalan rambut di kepala, wajah, lengan, tungkai dan punggung yang disebabkan fase anagen.
- Kelainan kuku antara lain kuku menjadi cenderung kering dan rapuh serta pecah-pecah namun tidak disertai rasa nyeri. Bila sudah mengganggu, dapat diberikan terapi larutan pengeras kuku.
- Perubahan fungsi kelenjar dapat menyebabkan miliaria yakni ditandai dengan kulit yang berbintil seperti jerawat yang kecil-kecil di lipatan kulit di bawah payudara dan paha bagian dalam, yang akan sembuh setelah persalinan.
- Perubahan struktur kulit yang sering terjadi antara lain striae gravidarum, yaitu garis-garis/alur berwarna putih yang muncul di sekitar perut, paha, lengan, payudara, bokong. Pada ibu muda dengan kehamilan bayi yang besar biasanya lebih rentan mengalami ini. Setelah persalinan, garis-garis ini berubah warnanya menjadi lebih pucat.
- Perubahan pembuluh darah pada kehamilan amat beragam, adanya peningkatan kadar estrogen merupakan faktor pemicunya. Dari semua perubahan yang paling sering dialami adalah adanya pembengkakan pada kaki, yang biasanya semakin berat di trimester ketiga.
Kelainan yang diperberat oleh kehamilan
Ada beberapa kelainan kulit yang dapat memburuk, membaik atau tidak dapat diprediksi selama kehamilan.
- Penyakit inflamasi: impetigo herpetiformis, jerawat, psoriasis
- Penyakit infeksi: kandida, trikomonas, lepra
- Penyakit autoimun seperti systemic lupus erithematosus (SLE)
- Penyakit jaringan ikat
- Tumor kulit, yang umumnya berasal dari pembuluh darah
Sebagian besar masalah kulit pada kehamilan akan pulih setelah beberapa minggu persalinan, namun meskipun demikian jika dirasa sampai mengganggu kehamilan Anda, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan Anda, agar bila perlu dirujuk pada dokter spesialis kulit. Salah satu upaya untuk meminimalkan gangguan, yang dapat dilakukan ibu hamil adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan kulit selama kehamilan, misalnya minimal mandi dua kali sehari, menjaga kelembaban kulit, banyak minum air putih, dan mengonsumsi sayur dan buah yang mengandung vitamin E, C, dan A.